GERHANA DI KURUKSHETHRA
Gerhana
matahari terjadi bila bayangan bulan jatuh
pada wilayah pengamat di bumi. Sekitar 240 gerhana matahari terjadi
dalam satu abad. Selama perioda 3500 SM sampai 700 SM, hampir
6960 terjadi gerhana matahari Gerhana matahari terjadi pada awal
bulan baru. Gerhana matahari bisa terjadi penuh atau sebagian. Gerhana
matahari penuh bisa berlangsung selama 8 menit, dan gerhana matahari sebagian
dapat berlangsung selama 115 menit. Gerhana matahari hanya bisa terlihat pada
tempat tertentu dimana bayangan bulan itu terjatuh
Walaupun
Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya
karena Bulan yang berjarak rata-rata jaraknya 384.400 kilometer dari Bumi
lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000
kilometer.
Tiga
jenis gerhana matahari yaitu: gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian dan gerhana matahari cincin.
Sebuah
gerhana Matahari dikatakan sebagai gerhana matahari total apabila
saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan.
Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari.
Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung
pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
Gerhana Matahari Total
Foto : Wikipedia
Gerhana
sebagian terjadi apabila piringan Bulan
(saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada
gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh
piringan Bulan.
Gerhana
cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat
puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis
ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari.
Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh
piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari
yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan
dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
Gerhana Matahari Cincin
Foto : Wikipedia
Gerhana
Matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik.
Ketika
gerhana Cahaya langsung dari sang surya mesti dilemahkan 50.000 kali supaya
menjadi aman bagi mata, dijadikan 0,00002 kekuatan semula. Kalau tidak, orang
yang nekad menantang matahari memang berpeluang menjadi buta. Melihat gerhana
matahari dengan mata telanjang, apalagi dengan teropong atau kamera yang tidak
dilengkapi dengan alat khusus, dapat menyebabkan kebutaan.
Gerhana
Bulan
Gerhana
bulan terjadi bila bayangan bumi menutupi
bulan . Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat
mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. Dengan penjelasan lain, gerhana
bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari .
Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika ,
maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan
bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong
yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana
bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Ada sekitar
150 gerhana bulan untuk satu abad Gerhana bulan hanya terjadi
pada bulan purnama, bisa sebagian atau seluruhnya Gerhana bulan penuh dapat
berlangsung selama 2 jam, sementara gerhana bulan sebagian dapat
berlangsung selama 4 jam.. Selama perioda 3500 SM sampai 700
SM , hampir 4.350 terjadi gerhana bulan
Bulan
membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik
oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti
dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut
terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi.
Sebenarnya,
pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini
dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak
berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Gerhana Bulan
Foto : Wikipedia
Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak
berbahaya sama sekali.
Pada
gerhana bulan total ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra . Pada gerhana
bulan sebagian, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari oleh
bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra.
Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan bulan.
Pada
gerhana bulan penumbra, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra.
Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.
Gerhana
Bulan Total (GBT) terjadil pada tanggal 15 Juni 2011, dan 10 Desember
2011 akan ada Gerhana Bulan Total yang kedua. Fenomena langka ini baru
akan terjadi lagi tahun 2014, 2015 ( tapi di tahun itu hanya bisa dilihat
sebagian Indonesia saja, itu pun tak seluruh fase bisa terlihat) dan berikutnya
31 Januari 2018.
Gerhana
Bulan Total ini bisa disaksikan secara langsung di internet melalui
fasilitas live streaming di halaman situs http://kominfo.go.id yang
disiarkan secara langsung dari Lembang, Yogyakarta, Jakarta, Bandung,
Pekanbaru, dan Mataram.
Gerhana
Di Kurukshethra
Kalkulasi
astronomi maju sangat pesat sejak 30 tahun terakhir. Perangkat lunak komputer
dengan ketelitian yang sangat tinggi telah dibuat . Perangkat lunak ini
divalidasi terhadap database dari US Naval Observatory’s Interactive
Computer, dan Jet Propulsion Laboratory di California. Salah satu dari
perangkat lunak itu adalah LodeStar Pro dibuat oleh Wayne C Annala
pada 1994. LodeStar Pro
mengecek gerhana yang terjadi antara 1000-2500 SM
Disebutkan
dalam Epos Mahabharata terjadi gerhana berpasangan dalam
“Tigabelas hari” beberapa waktu sebelum peperangan yang terlihat di Kurukshethra.
Bagi
kita sekarang sangat mudah menganalisis dengan tepat gerhana berdasarkan
perhitungan 24 jam per hari Tapi untuk beberapa ribu tahun yang lalu dengan
evaluasi waktu seperti itu sudah pasti tidak relevan. Karena itu batasan
mengenai satu hari haruslah ditetapkan dengan jelas, alami dan tidak
membingungkan apakah dari matahari tenggelam ke matahari tenggelam atau
dari matahari terbit ke matahari terbit. Karena itu untuk semua analisis
dibawah ini , waktu yang relevan digunakan adalah dari matahari terbit ke
matahari terbit. Dengan menggunakan definisi ini , memungkinkan untuk
menentukan gerhana berpasangan yang terjadi dalam waktu “Tiga belas
hari”. Sebenarnya perioda dari matahari terbit sampai
matahari terbit berikutnya tidak pernah sama 24 jam kecuali pada saat matahari
ada di katulistiwa. Untuk hari-hari yang lainnya , waktunya bisa kurang atau
lebih dari 24 jam .
Pada
Mahabharata tercantum tiga gerhana matahari yang berurutan
*)
Referensi mengenai gerhana matahari yang pertama terdapat pada Sabha Parva
(79.29), dijelaskan oleh Widura ketika Pandawa mulai ke hutan menjalani
masa pembuangannya selama 12 tahun akibat kekalahan bermain dadu. Setelah
12 tahun terbuang dan selama setahun dalam penyamaran, Pandawa kembali ke
Hastinapura dan mereka meminta kerajaannya kembali tetapi Duryodhana
menolaknya. Beberapa usaha dilakukan untuk mencegah peperangan, tetapi
semuanya gagal , dan perangpun terjadilah.
**)
Referensi untuk gerhana matahari yang kedua ada pada Bhisma Parwa (3.29),
setelah terjadinya gerhana bulan yang terjadi dalam dua minggu
beberapa hari sebelum Bharata Yudha terjadi. Gerhana ini terjadi setelah
14-15 tahun setelah gerhana pertama . Epos Mahabharata juga menyebutkan
beberapa posisi planet yang kurang baik diantara dua gerhana
tersebut dan awal peperangan dimulai pada Kartika Purnima (Bhisma Parva 3.14 to
3.19). Pada Kartika Krishna Ashtami, Saturnus berada dekat Rohini
dan Mars berada diantara Jayestha dan Anuradha. Dua puluh dua hari
berikutnya , pada Kartika Purnima, Saturnus berada dekat Rohini, Mars
berada dekat Jayestha, sebuah planet kasar (kemungkinannya Uranus) berada
di dekat Citra dan Swati. Planet putih yang lainnya
(kemungkinannya Jupiter) bergeser dari selatan ke utara.
***)
Referensi mengenai gerhana matahari yang ketiga tercantum di Mausala
Parwa (2.19 to 2.20) terjadi setelah 36 tahun perang
Mahabharata . Gerhana ini nampak dari kota Dwaraka yang dinyatakan
perlahan-lahan tenggelam ke ibawah laut. Jadi dalam kurun waktu 50 tahun telah
terjadi tiga kali gerhana matahari secara berturut-turut Yang kedua terjadi
berselang 14-15 tahun dari gerhana yang pertama yang semestinya terlihat dari
Kurukshetra. Sementara gerhana yang ketiga terjadi 35 tahun setelah gerhana
kedua dan terlihat di Dwaraka
****)
Varaha Mihira (sekitar 560 M), astronoom lain yang terkenal
menyebutkan 2526 tahun sebelum tahun Saka dimulai (Shalivahana saka
dimulai pada 79 M atau Vikrama Saka yang dimulai 57 SM)
Bhishma
Parwa dan Udyoga Parwa (bab khusus dalam Mahabharata) mencantumkan
penjelasan mengenai astronomi ketika Bharata Yudha semakin dekat yang
menjelaskan beberapa sirkulasi dengan beberapa posisi planet. Jelas disebutkan
tentang gerhana berpasangan yang terjadi dalam 13 hari.
*****)
Drona Parva juga menyebutkan mengenai kematian Jayadhratha
ketika gerhana pada hari ke 13 setelah mulainya perang.
******)
Naskah kuno “3030 tahun dari Bharata Yudhar” menjelaskan bahwa :
Pada
baris yang pertama, baris yang kedua dan sebagian baris
ketiga menyebutkan “ Saptabda…..Kalaukale” yang berarti 700+5+50 =
755 tahun setelah Kali Yuga. Kali Yuga mulai dari 3101 SM.
755 tahun telah lewat jadi 3101 – 755 = 2346 SM adalah 3030 tahun setelah
Bharata Yudha. Jadi 2346+3030 = 5376 SM nampaknya tahun
terjadinya Bharata Yudha.
Artikel berikutnya :
, ………..
perang anara Pandawa dan Kaurawa terjadi pada 3067 SM. Menggunakan
perangkat lunak yang sama, Dr Achar menemukan kelahiran Krishna tahun
3112 SM. ……………….. pada
Bhishma Parwa “Dua gerhana dalam sebulan dalam waktu 13
hari.” , dia mempresentasikan data gerhana
dalam perioda 3300 BCJ (Before the Calendar of Julian Ceaser) sampai
700 BCJ yang terlihat di Kuruksethra, dengan menggunakan Lodestar
Pro software. …………
Sumber :
(Dicantumkan pada Artikel ke 14, GERHANA BERPASANGAN)
Dst
33.
Year of Mahabharata — Full Article Text , Daily Pioneer
Compiled By: I Dewa Putu Sedana,
ARTIKEL TERKAIT :
ARTIKEL TERKAIT :
Bhaarata Yudha Berdasarkan Astronom1 13 |
Intisari Agama Hindu 1 |
Desa Alas Arum Diganggu Sang Kala Tiga |
Fisika Quantum, Menembus Ruang dan Waktu 1 Kekuatan Pikiran dan Meditasi |
Belum ada Komentar untuk "GERHANA DI KURUKSHETHRA - 12"
Posting Komentar