Kitab Suci Agama Shinto.
1. Kojiki
Kyūchū (Catatan dari hal-hal Kuno) yang mencatat peristiwa-peristiwa purbakala
yang disusun pada 712 M, sesudah kekaisaran Jepang berkedudukan di Nara.
Ibukota Nara dibangun pada tahun 710 M menuruti model ibukota Changan di
Tiongkok.
Kitab Kojiki menguraikan tentang alam kayangan tempat kehidupan para dewa
dan dewi sampai kepada Amaterasu omi Kami (dewi
Matahari) dan Tsukiyomi (dewa Bulan) diangkat
menguasai Langit dan puteranya Jimmu Tenno (660 sM)
diangkat menguasi “tanah yang indah dan subur”
(Jepang) di Bumi, lalu disusul dengan silsilah turunan
kaisar Jepang itu beserta riwayat hidupnya, selanjutnya
upacara-upacara keagamaan yang dilakukan dalam masa
yang panjang itu, berkenaan dengan pemujaan terhadap
kaisar beserta para dewa dan dewi.
2. Nihongi
(Sejarah Jepang) yang ditulis pada 720 M oleh seorang
pangeran Jepang Kitab yang kedua bersifat komentar yang
panjang lebar atas kitab yang pertama itu.
3. Yengishiki
(Lembaga-lembaga pada masa Yengi), yang berisi
nyanyian- nyanyian dan pujaan.
4. Manyoshiu
yaitu kumpulan dari 10.000 daun adalah karya utama,
tapi ini tidak dianggap sebagai kitab suci yang
diwahyukan. yang bermakna himpunan sepuluh ribu daun. Berisikan bunga
rampai, terdiri atas 4496 buah sajak, disusun antara
abad ke-5 dengan abad ke-8 masehi
Aliran-Aliran Shinto
Secara umum Shinto bisa dikelompokkan menjadi 4 bagian atau
kelompok. Yang masing- masing mempunyai keunikannya tersendiri.
1. Kyūchū
Shinto atau Koshitsu Shinto (.Imperial Shinto). Shinto kelompok ini sangat
eksklusif dan tidak umum ditemukan. Memiliki beberapa kuil saja, 5 buah di
seluruh negeri. Nama kuil ini biasanya berakhir dengan nama Jingu, misalnya
Heinan Jingu, Meiji Jingu, Ise Jingu dll. Kuil Shinto kelompok ini selain
berfungsi sebagai tempat untuk memuja Kami juga berfungsi sebagai tempat memuja
leluhur khususnya keluarga kerajaan. Salah satu dari kuil ini dibangun khusus
untuk menghormati dewa Matahari. .
2. Minzoku
Shinto (Folk Shinto). Mithologi tentang Kojiki, cerita terbentuknya pulau
Jepang dan cerita tentang dewa-dewa lain adalah ciri khas dari Shinto kelompok
ini. Jadi Folk Shinto adalah kepercayaan Shinto yang meliputi cerita tua,
legenda, hikayat dan cerita sejarah. Kuil Kibitsu Jinja yang terletak di daerah
Okayama, Jepang Tengah adalah salah satu contoh menarik karena dibangun untuk
menghormati tokoh utama dalam cerita rakyat yaitu Momo Taro. Disamping itu
Shinto kelompok ini juga mendapat pengaruh yang kuat dari agama Buddha,
Konfucu, Tao dan ajaran penduduk local seperti Shamanism, praktek penyembuhan
dll. Kuil kelompok ini biasanya mudah dibedakan dengan kuil lainya karena
adanya sejarah pendirian kuil yang unik. Jadi jangan kaget kalau Anda menemukan
kuil yang penuh dengan ornament dan pernak pernik kucing atau binatang dan
benda lainya karena sejarah pendiriannya yang memang berkaitan dengan binatang
tersebut.
3. Kyoha
atau Shuha Shinto (Sect Shinto). Shinto kelompok ini mulai muncul pada abad ke
19 dan sampai saat ini memiliki kurang lebih 13 sekte. Dua diantara sekte ini
yang cukup banyak pengikutnya adalah Tenrikyo atau Kenkokyo. Keberadaan dari
Sekte Shinto ini cukup unik karena memiliki ajaran, doktrin, pemimpin atau
pendiri yang dianggap sebagai nabi dan yang terpenting biasanya menggolongkan
diri dengan tegas sebagai penganut monotheisme.
4. Jinja
Shinto (Shrine Shinto). Saat ini hampir sebagian besar dari kuil yang ada di
Jepang termasuk kelompok ini, yang semuanya tergabung dalam satu organisasi
besar yaitu Association of Shinto Shrines. yang menghimpun sekitar 80 ribuan
kuil di seluruh negeri. Kebanyakan orang Jepang hanya membutuhkan tempat untuk
berdoa namun di lain pihak tidak mau terikat dengan ajaran
atau doktrin tertentu. Jadi sepertinya dari semua kelompok Shinto yang ada,
kelompok terakhir inilah yang sepertinya paling mudah untuk diterima serta
paling banyak pengikutnya.
Kepercayaan Agama Shinto
Dalam agama Shinto yang merupakan perpaduan antara faham serba
jiwa (animisme) dengan pemujaan terhadap gejala-gejala alam mempercayai
bahwasanya semua benda baik yang hidup maupun yang mati dianggap memiliki roh
atau spirit, bahkan kadang-kadang dianggap pula berkemampuan untuk bicara,
semua roh atau spirit itu dianggap memiliki daya kekuasaan yang berpengaruh
terhadap kehidupan mereka (penganut Shinto), daya-daya kekuasaan tersebut
mereka puja dan disebut dengan “Kami”. Pada masa Restorasi Meiji (1868-1912),
mulai berdiri banyak sekte baru dari Shinto seperti contohnya Kyoha atau Shuha
Shinto (Sect Shinto). Dua diantara bagian sekte ini yang cukup banyak
pengikutnya adalah Tenrikyo dan Kenkokyo yang biasanya
digolongkan sebagai agama baru atau Shinshūkyō. Salah satu keunikan dari Shinto
baru ini adalah menggolongkan diri dengan tegas sebagai penganut monotheisme.
Mereka juga memiliki pendiri yang diakui sebagai guru atau nabi dan juga
mempunyai ajaran layaknya agama modern.
Artikel selanjutnya :
Disamping mempercayai adanya dewa-dewa yang memberi kesejahteraan
hidup, mereka juga mempercayai adanya kekuatan gaib yang mencelakakan, yakni
hantu roh-roh jahat yang disebut dengan Aragami ........ beberapa
dewa-dewi, mahkluk gaib, roh-roh, yang dipuja dalam Shinto antara lain: Naga
(mahkluk berupa ular), Dosojin, Ebisu (salah satu dewa keberuntungan Jepang),
Dewa Hachiman, Henge, Kappa, Kitsune (Roh Srigala),.......... Ada
kepercayaan batin mengenai kesucian dari seluruh alam semesta, dan bahwa
manusia dapat selaras dengan kesucian ini. ............ Kuil Shinto
bermula dari altar (himorogi) yang dibangun sementara untuk keperluan pemujaan
di iwakura (tempat pemujaan alam) atau tempat tinggal para Kami yang dijadikan
tempat terlarang dimasuki manusia ...........
Compiled By: I Dewa Putu Sedana,
(Dari Berbagai Sumber)
Ketuhanan Agama Shinto 3 |
Jainisme, Agama yang Atheis 1 |
Budha Zen 1 |
Sikhisme (Bukan Perpaduan Agama Hindu 1 |
Agama Hindu 1 Misteri Jembatan Ramayana 1 |
Belum ada Komentar untuk "KITAB SUCI AGAMA SHINTO (2)"
Posting Komentar