Sekte Dalam Sikh
Ada 2 sekte
besar yang sangat menonjol di kalangan kaum Sikh, yaitu:
- Panthis Nanak, merupakan aliran besar yang ingin mempertahankan ajaran-ajaran asli Guru Nanak
- Khalsa Sikh, merupakan kelompok yang mengutamakan kepatuhan dan ketundukan kepada Guru yang kesepuluh, yaitu Govind Singh, mereka lebih dinamis dan lebih terbuka terhadap kemungkinan adanya perubahan atau pembaharuan.
Selain Sekte
diatas, kaum Sikh terpecah pula ke dalam 5 sekte lain, yaitu :
- Orsi,
- Hendali,
- Artenas,
- Namdali dan
- Akali.
Di samping
itu ada juga yang membagi kaum Sikh menjadi 2 golongan besar yaitu Manjha dan Malwa.
Guru Sikh
Adat Istiadat Penganut Sikh
Agama Sikh
tidak banyak merumuskan upacara ibadat. Ibadat yang paling pokok adalah semadi
dalam rangka mengingat Tuhan untuk menyucikan rohani dari pengaruh-pengaruh
yang menjauhkan manusia dari Tuhan. Di samping itu mereka mengenal sujud dan
menyanyi di kuil. Tetapi inti pokoknya adalah menyebut nama Tuhan secara terus
menerus. Selain dari itu, kaum Sikh juga
menjadikan tradisi menyikat rambut 2 kali sehari dan membaca serta menyanyikan
syair-syair yang terdapat dalam kitab suci mereka setiap hari sebagai ibadat.
Melaksanakan adat istiadat dimulai sejak kelahiran sampai meninggal. Pemberian
hadiah merupakan hal yang lazim untuk
menyambut kelahiran bayi . Pemberian nama merupakan
upacara penting yang disebut Naamkaran. Disini bayi yang baru lahir itu
akan diberikan nama. Kemudian kitab mereka Sri Guru Granth Sahib akan dibuka
secara acak. Bayi itu akan dinamakan mengikut huruf pertama dari halaman yang
dibuka. Nama akhir untuk penganut Sikh adalah sama dan hanya berbeda yaitu
Singh (Singa) bagi lelaki, Kaur (Puteri) untuk wanita.
Bila remaja lelaki mencapai umur
sebelas hingga enam belas tahun dia akan diupacarai untuk - pemakaian sorban. Upacara yang disebut Dastar Bandhni biasanya dilakukan oleh para pemuka agama Sikh yang dipanggil Granthi atau pemuka masyarakat.
Bagi seorang Sikh, perkawinan adalah suci dan mereka percaya pada sistem monogami. Pada agama mereka, penceraian tidak dibenarkan, tapi penceraian masih boleh
dilakukan di pengadilan.
Tujuan Sikhisme
Tujuan hidup
sikhisme adalah untuk mencapai keselamatan melalui penyatuan dengan Tuhan. Penyatuan
dengan Tuhan adalah tujuan terakhir. Hidup tidak punya arti bila berpisah
dengan Tuhan. Sebagaimana guru Nanak berkata,
“betapa ngeri perpisahan itu ketika berpisah dengan Tuhan, dan betapa membahagiakan penyatuan
itu ketika bersatu denganNYA.”.
Perpisahan diri dari Tuhan menyebabkan penderitaan yang dialami sebagai kondisi
biasa manusia, meskipun manusia dan dunia diciptakan Tuhan. Kelemahan dan kesombongan manusia yang berakar dalam
egosentrisme justru menyebabkan manusia terikat kepada kemelekatan pada kenikmatan dan keinginan
duniawi. Menurut Sikhisme, kemelekatan itu memisahkan kita dari Tuhan yang berakibat penderitaan bagi manusia, termasuk lingkaran kekal kematian
dan kelahiran kembali. Tuhan menciptakan semuanya; Ia esa
tanpa yang kedua, tak berbentuk dan bersifat kekal. Dialah Tuhan yang menopang
semua bentuk eksistensi dan tinggal dalam semua eksistensi itu.
Guru Sikh
Cara Mencapai Tujuan
“Seseorang
tidak akan mencapai Tuhan melalui nalar pemikirannya (logika manusia)”. Bagaimanakah caranya agar seseorang dapat memahami
Kebenaran dan menembus awan Kebodohan? Yaitu dengan menyelaraskan kehendak kita
dengan KehendakNya, yang sebenarnya
sudah direkayasa olehNya juga (dari awal penciptaan ini)”
“Semua di
dunia ini adalah wujud-wujud manifestasi-manifestasi kehendakNya,
namun KehendakNya ini tidak dapat dijabarkan
oleh siapa pun juga. Melalui KehendakNya maka materi dipercepat menuju ke
arah kehidupan”.
“Melalui
KehendakNya keagungan dapat tercapai, melalui KeagunganNya juga ada yang
dilahirkan pada posisi yang tinggi dan ada juga pada posisi yang rendah”.
“Melalui
KehendakNya, suka dan duka direkayasa, melalui KehendakNya juga yang suci
mendapatkan keselamatan”.
“Melalui
KehendakNya mereka yang batil berkelana terus dalam kelahiran-kelahiran yang
tidak terhentikan. Kesemuanya ini hadir dalam KehendakNya, tiada satu pun yang
dapat eksis tanpa kehendakNya”.
“Seseorang
yang telah selaras dengan KehendakNya, terbebas secara tuntas dari berbagai
ego-egonya”.
“Ada yang
melantunkan kidung-kidung keagunganNya, sesuai dengan KehendakNya, ada yang
berkidung akan Kedahsyatan-Nya, dan merasakan kedahsyatan ini sebagai
tanda-tanda yang berasal dariNya. Ada juga yang menyenandungkan kidung-kidung
yang menggambarkan-Nya sebagai Yang Maha Tanpa Batas”.
“Ada yang
bernyanyi bahwa, Ia mampu merubah debu menjadi kehidupan dan kehidupan kembali
menjadi debu (tanah). Ia pun Sang Pencipta (Brahma), Shiwa (Sang Penghancur),
dan Wisnu (Sang Pengayom) dan Pemberi kehidupan ini”.
Artikel
selanjutnya :
………. dalam suatu dialog agama, Zoroaster berhasil menundukkan dan
mengalahkan kaum Majus (Magians) hingga raja beserta seluruh keluarganya
memeluk agama Zarathustra dan mengumumkannya sebagai agama resmi didalam
wilayah Bakhtria ……. Zoroastrianisme
tidak menekankan pentingnya konversi. Mereka berusaha mempertahankan agamanya
sebagai agama yang khas dalam komunitas mereka. ………
Compiled By : I Dewa Putu Sedana,
(Dari Berbagai Sumber)
BACA JUGA :
BACA JUGA :
Reinkaarnasi, ilmiahkah 1 |
Agama Bahai Aliran Sesat 1 |
Gelombang Otak untuk Meditasi 2 |
Om Namah Shivaya |
Intisari Agama Hindu 1 |
Siwa Sidhanta (1) |
Belum ada Komentar untuk "TUJUAN SIKHISME DAN CARA MENCAPAINYA (6) "
Posting Komentar