Agama Budha berasal dari India sekitar abad ke-6 SM
disebarkan oleh Siddharta Gautama, putra raja Suddhodhana di Kapilawastu.
Ajarannya menerangkan tentang kehidupan dan bagaimana mengakhiri penderitaan
dalam kehidupan dengan memutus sebab-akibat samsara. Dibawa ke China pertama kali oleh Boddhidharma (di Jepang disebut Daruma), dan
masuk ke Jepang sekitar tahun 538 - 552 M. Di Jepang agama Buddha beradaptasi
dengan agama Shinto, yang merupakan agama asli Jepang.
India adalah tempat kelahiran agama Budha namun seiring perubahan zaman Budhisme yang ada di India mulai hilang, karena desakan Hinduisme. Akan tetapi sebelum diserap kembali oleh Hinduisme, Budhisme memisahkan pengaruhnya, Mahayana adalah salah satu Madzhab Budha yang berhasil dibawa ke Cina pada masa yang awal sekali, walaupun secara tradisional diceritakan bahwa agama Budha mulai dikenal di Cina pada masa pemerintahan Kaisar Ming (58-75M), yang melihat Budha dalam sebuah mimpi, lalu mengirim utusannya ke India untuk menyelidiki ajaran tersebut. Para utusannya kembali dengan sejumlah Kitab dan benda-benda suci, juga dua orang biksu untuk menerjemahkan kitab-kitab sutra. Pada abad-abad berikutnya barulah berkembang dengan luar biasa, meski perkembangannya yang pesat itu disokong oleh para kaisar, ada juga periode-periode tertentu ketika agama Budha ditindas dan banyak wihara, kitab dan karya seni dihancurkan.
Di
Tiongkok (China) madzhab Mahayana berbenturan dengan Taoism dari Lao Tze
(604-531 SM) dan dengan Confucianism
dari Kong Fu Tze (551-479) dan di Jepang berbenturan dengan Shintoism, dan
perbenturan itu menimbulkan saling-pengaruh di dalam sejarah perkembangan
aliran-aliran Mahayana di Tiongkok dan di Jepang. Mahayana pertama kali diperkenalkan ke Jepang lewat
Korea, ketika raja Kudara mengirimkan Kitab-kitab dan Arca-arca Budhis kepada
Kaisar Jepang. Pada mulanya agama baru ini ditentang, akan tetapi lambat laun
diterima. Sejak tahun 552
Masehi Budhisme telah masuk Jepang dari Korea dan Tiongkok.Ajaran-ajaran
Budhisme dapat tersiar di jepang dengan cepat setelah timbul anggapan bahwa
dewa-dewa Budhisme dapat dipersamakan dengan dewa-dewa Shintoisme. Banyak aliran Budha berkembang di Jepang, namun Zen
mendapat tempat tersendiri bagi bangsa Jepang, terutama pada masa lalu di kalangan
para samurai. Diperkenalkan pertama kali di Jepang sekitar tahun 1191; di China
sendiri disebut Cha’n. Kata Zen adalah bahasa Jepang yang berasal dari bahasa mandarin "Cha”n". Kata "Cha”n"
sendiri berasal dari bahasa Pali "jhana" atau bahasa Sanskerta dhyana. Dalam bahasa vietnam Zen dikenal sebagai “thiền” dan dalam
bahasa korea dikenal sebagai “seon”. Jhana atau
Dhyāna adalah sebuah kondisi batin yang terpusat yang ditemui dalam meditasi.
Meski secara semantik, kata Cha”n sendiri berasal dari kata ‘dhyāna’
(sansekerta) atau ‘jhana’ (pali). Zen tidak bertujuan pada pencapaian jhana.
Ini sekadar menunjukkan bahwa ajaran Zen sangat menekankan pada aspek meditasi
atau samadhi.
Budha
Dalam
prakteknya untuk memperoleh pencerahan seseorang harus melaksanakan meditasi
dan disiplin diri. Arti
umum meditasi adalah
cara utama untuk mendapatkan pengalaman langsung dengan realitas tertinggi, dan
mungkin orang yang melaksanakan meditasi akan mengalami pemahaman realitas
kosmis ini dalam situasi yang penuh inspirasi saat mengalami kesadaran
spiritual. Aliran Zen
memberikan fokus pada meditasi untuk mencapai penerangan atau kesempurnaan.
Zen
memiliki tiga arti yang berbeda namun berkaitan :
1. Zen berarti meditasi. Zen adalah
istilah Jepang mengungkapkan Bahasa Cina Cha”n, yang berarti ditelusuri, berasal dari bahasa Sansekerta Dhyana.
2. Zen adalah nama dari kekuatan absolut
atau realitas tinggi yang tidak dapat disebutkan dengan kata-kata.
3. Zen adalah pengalaman mistis akan
keabsolutan kekuatan tersebut, suatu kesadaran tiba-tiba dan diluar batasan.
Pengalaman mistis ini biasanya disebut kesadaran atau Wu dalam bahasa Cina dan
Satori dalam bahasa Jepang.
Ada dua pendirian dalam Budhisme
Jepang yaitu :
1. Mencapai
kelepasan dengan usaha sendiri. Pendirian inilah yang disebut Zen Budhisme. Pengikut
Zen berusaha mencapai ilham tertinggi dengan kontemplasi (latihan-latihan
rohaniah yang mendalam). Untuk itu orang yang berkontemplasi harus dapat
mendisiplinkan
diri serta memiliki ketenangan batin setinggi-tingginya. Zen adalah
salah satu aliran Buddha Mahayana.
2. Sedang
dipihak lain ingin melepaskan diri atas dasar kepercayaan bahwa kelepasan itu
dapat ditolong oleh yang maha gaib (dewa-dewa).
TANTRA, PEMUJAAN KEPADA SHAKTI, Klik Di Sini
Ajaran Zen-Buddhisme pertamakali dibawa ke Jepang oleh bangsawan Dogen
(1200 – 1253 M). Dia adalah orang yang menyelaraskan antara Zen yang berasal
dari China dengan karakter orang Jepang, utamanya di kalangan pemerintahan
militer pada masa periode Kamakura (1185 – 1333 M). Metode yang digunakan oleh
bangsawan Dogen dalam menerapkan ajaran Zen-Buddhisme di Jepang sangatlah
tegas. Metode yang digunakan berdasarkan prinsip zazen – secara bahasa
berarti duduk dan meditasi. Dalam penerapannya, duduk dan meditasi adalah duduk
bersila dan meditasi berjam-jam dengan tujuan meghilangkan rasa marah, kesal,
dan ego dengan jalan mengosongkan dan menata kembali pikiran. Ajaran ini mengajarkan bahwa seseorang harus
menemukan pengertian tentang kehidupan meski tak dapat diungkapkan dengan
kata-kata. Seorang rahib dapat menghabiskan seluruh waktu hidupnya dengan
melakukan meditasi. Sebagai alat bantu dalam melakukan meditasi, para penganut
Zen-Buddhisme sering membuat taman-taman yang indah, yang dikenal dengan Taman
Zen.
Salah
satu kebiasaan menarik dalam zen buddhism untuk mencapai penerangan adalah
koan. Koan adalah semacam 'puisi' atau 'cerita pendek' mengenai ajaran zen
buddhism dan isinya terkadang membingungkan.
Ringkasan
Cha’n diwariskan tanpa menggunakan bahasa lisan atau
tertulis, tetapi diteruskan langsung dari pikiran ke pikiran. Cha’n diperkenalkan di
Cina.
Ketika masa Sesepuh VI, Hui Neng, Cha’n tumbuh dan
berkembang
menjadi lima aliran, yang menjadi aliran utama agama Buddha Cina.
Apakan Cha’n itu? Mahabhikshu Cha’n, Ch’ing Yuan,
berkata
bahwa Cha’n adalah “pikiran” kita. Pikiran ini bukan
sesuatu
yang digunakan untuk membedakan dan mengenali sesuatu. Yang dimaksud
ialah “pikiran sejati” kita. Pikiran sejati ini melebihi seluruh eksistensi yang nyata, walaupun
demikian,
pikiran ini menjelma dalam seluruh eksistensi di alam semesta. Bahkan
sesuatu yang sangat umum di alam semesta kita penuh dengan kehalusan-kehalusan ajaran
Cha’n.
Zen
memiliki tiga arti yang berbeda namun berkaitan :
1. Zen berarti meditasi
2.
Zen
adalah nama dari kekuatan absolut atau realitas tinggi.
3. Zen adalah pengalaman mistis akan
keabsolutan kekuatan tersebut, suatu kesadaran tiba-tiba dan diluar batasan
Ada dua pendirian dalam Budhisme
Jepang yaitu :
1. Mencapai kelepasan dengan usaha
sendiri.
2.
Mencapai kelepasan
diri atas dasar kepercayaan bahwa kelepasan itu dapat ditolong oleh yang maha
gaib (dewa-dewa).
Sutra-Sutra Yang Dijadikan Pedoman Zen
1. Suranggama Sutra
2. Lankavatara Sutra
3. Vajrachedika Prajnaparamita Sutra
4. The Platform Sutra of Sixth Patriach
(Sutra Altar dari Hui Neng)
5. Vimalakirti Nirdesa Sutra.
Sekte Budha di
Jepang :
1.
Pure Land Buddhism
2. Nichiren
Buddhism
3.
Sōka
Gakkai.
4. Buddha
Zen.
Aliran
Buddhisme Zen
1. Aliran Lin Chi,
2. Aliran Chau Tung
3. Aliran Kuei Yang,
4. Aliran Yun Men,
5. Aliran Fa Yen,
Kelima
aliran ini dilebur menjadi dua aliran :
1.
Tsao
Tung (Soto)
2.
Lin Chi (Rinzai)
Sesepuh
Zen dari India, berjumlah 28 orang, sedangkan sesepuh Aliran Zen dari Cina, yakni : Bohidharma, Hui K`o, Jianzhi Seng Ts`an, Dayi Tao Hsin, Hung Jen , Hui
Neng / Wei Lang.
Dasar
filsafat Cha’n atau Zen :
1. Diberikan di luar pelajaran
2. Tanpa mengunakan kata-kata tulisan
3.
Langsung
diarahkan kepada hati manusia
4.
Mengenal
sifat asli itu sendiri dan menjadi Buddha
Jepang
merupakan negara sekuler maka mereka tidak mengenal hari libur agama. Di dalam
Cha’n/Zen, upacara-upacara yang berbelit-belit kurang dilaksanakan, pembakaran dupa wangi dan lilin
pun hanya sekali-sekali. Mereka juga mengulang Sutra, namun hal itu bukan
merupakan suatu keharusan.
Berdoa dilaksanakan dengan melempar
sekeping uang dan berdoa dengan
mencakupkan kedua tangan didada.
Tujuan akhir mempelajari agama Buddha adalah untuk mengakhiri penderitaan dalam
kehidupan dengan memutus sebab-akibat samsara untuk mencapai keadaan
kedamaian sempurna, Nirvana. Cha’n menganjurkan agar pertama-tama, orang-orang
mencari sifat diri, dengan cara:
1.
Meneliti Cha’n melalui keragu-raguan
2.
Mencari penyadaran melalui perenungan.
3.
Belajar Cha’n dengan bertanya.
4. Menyadari Cha’n melalui
pengalaman pribadi.
Artikel selanjutnya :
Naskah Utama Sutra tersbut adalah : Suranggama
Sutra (Leng Yen Cing) terjemahan Siksananda, Lankavatara Sutra (Leng Kha Cing)
terjemahan Gunabadra ............ Satu satunya perkecualian mungkin adalah sekte
Sōka Gakkai.
Empat sekte diantaranya adalah sebagai berikut : Pure
Land Buddhism, sekte ini mempopulerkan
upacara kremasi di Jepang., Nichiren Buddhism Nichiren Sho Shu yang artinya Sekte Benar
Nichiren .......... Aliran-Aliran
Budhisme Zen : Aliran Lin Chi, dikembangkan oleh master Lin Chi (kira-kira 850
M), Aliran Chau Tung, dikembangkan oleh master Tung San Liang Chie
(808-869 M) dan Chau San (840-901 M). ............
Compiled By: I Dewa Putu Sedana,
(Dari Berbagai Sumber)
ARTIKEL LAIN, KLIK DIBAWAH INI :
ARTIKEL LAIN, KLIK DIBAWAH INI :
Sekte Budha Zen 2 |
Jainisme, Agama yang Atheis 1 |
Sikhisme Bukan Perpaduan Agama Hindu 1 |
Zoroasterisme 1 |
Agama Bahai Aliran Sesat 1 |
Belum ada Komentar untuk "BUDHA ZEN (1)"
Posting Komentar