Sifat-Sifat Atman
Dalam Bhagavad Gita dijabarkan
mengenai sifat-sifat Atman, diantaranya adalah:[
1.
Tak terlukai oleh
senjata - Achedya
2.
Tak terbakar oleh
api - Adahya
3.
Tak terkeringkan
oleh angin - Akledya
4.
Tak terbasahkan
oleh air - Acesyah
5.
Abadi - Nitya
6.
Ada
di
mana- mana - Sarwagatah
7.
Tak berpindah-
pindah - Sthanu
8.
Tak bergerak - Acala
9.
Selalu sama - Sanatana
10. Tak dilahirkan - Awyakta
11. Tak terpikirkan - Acintya
12. Tak berubah dan
sempurna, tidak laki- laki
ataupun perempuan
- Awikara
Menurut analisis Hindu, pada umumnya ada empat tipe
pribadi manusia yaitu manusia
yang suka merenung, aktif, emosional, dan empiris (menekankan pengalaman). Tujuan akhir dari
masing-masing jalan adalah untuk menjernihkan permukaan diri kita dan pribadi itu harus
dibersihkan dari kotoran moral yang besar. Orang yang ingin melakukan yoga harus memulai kebiasaan
serta praktik hidup yang bermoral.
Empat jalan tersebut adalah :
1. Karma Yoga (Jalan melalui
Kerja) ditujukan secara
khusus bagi orang yang berwatak aktif. Kerja adalah pokok kehidupan manusia.
Dorongan bekerja bukanlah motivasi ekonomis, melainkan motivasi psikologis.
Jalan ini menggunakan kerja sebagai sarana untuk menuju Tuhan. Karma yoga dapat
dipraktikkan dengan gaya jnana yoga (pengetahuan) atau bhakti yoga (cinta). Pekerjaan dapat menjadi wahana menuju Tuhan
melalui kedua hal tersebut. Seorang yang
menganut jalan karma yoga akan berusaha melakukan setiap hal yang dihadapinya
seakan-akan hal itu merupakan satu-satunya tugas yang harus dikerjakannya.
2. Bhakti Yoga (Jalan melalui
Cinta) Tujuan untuk memuja Tuhan dengan segenap kemampuan yang
ada pada diriNYA. dengan mencintai Tuhan dengan setulus hati, mencintai
dalam kehidupan, dan mencintai-Nya tanpa pamrih apapun. Pendekatan bhakti yoga yaitu:
Japam,
yaitu latihan menyebut nama Tuhan berulang-ulang kali.
3. Jnana Yoga (Jalan melalui
Pengetahuan) :
diperuntukkan bagi orang-orang yang mempunyai
kecenderungan intelektual yang kuat. Bagi orang seperti itu, Hindu menuntun dengan serangkaian semadi dan pembuktian logis, yang dimaksudkan
untuk meyakinkan si pemikir bahwa ada hal yang lebih dari dirinya. Jalan untuk
memperoleh pengetahuan ini terdiri dari tiga langkah yaitu mendengar, berpikir,
dan melihat.
4.
Raja Yoga (Jalan melalui
Latihan Psikologis).
Yoga
ini mampu membawa orang ke taraf yang tinggi. Satu-satunya syarat yang diperlukan untuk
menempuh raja yoga ini adalah dimilikinya suatu dugaan kuat bahwa diri manusia
sebenarnya jauh lebih mengagumkan dari yang kita sadari saat ini. Orang yang
melakukan raja yoga akan melakukan percobaan terhadap rohaninya sendiri dengan
hipotesis bahwa Atman ada di dalam lapisan-lapisan diri manusia.. Tujuan raja yoga adalah untuk membuktikan keabsahan dari
pandangan tentang lapisan-lapisan ini.
Raja yoga adalah praktek yang secara langsung menuju kepada
penguasaan pikiran dan kesadaran diri. Karena secara langsung menuntun
seseorang untuk mengontrol pikirannya, maka Raja yoga ini juga disebut sebagai
Royal yoga.
Tahap-tahap dari raja yoga ada delapan tingkat yang dikenal dengan Ashtanga yoga atau Delapan tangga
yoga,yang di rumuskan oleh Patanjali
di dalam kitab Yoga Sutra. Pada
awal masa pembentukannya,
yoga masih merupakan suatu pengetahuan yang lebih sistematis. Dalam kitab yang
di tulis dalam bahasa sansekerta pada kira-kira abad ke-2 SM ini,terdapat
panduan mengenai tahap-tahap pemurnian tubuh dan pikiran agar dapat masuk lebih
jauh ke dalam kesadaran yang lebih tinggi menuju realisasi diri atau Samadhi, Setiap
tahap merupakan bagian mandiri yang dapat dilakukan secara terpisah, atau dapat
pula dilakukan simultan dan bertahap.
1. Tanggga Pertama : Yama,atau pengendalian diri, terdiri dari 5 aspek, di namakan
panca yama,yaitu :
a. Ahimsa : anti kekerasan,menghindari setiap bentuk tindak
kekerasan, baik
terhadap sesama manusia, binatang maupun lingkungan
sekitar.
b. Satya : Kebenaran yang sejati, mengikuti nurani dan
menguatkan mental untuk selalu berkata, berpikir,dan berlaku secara benar.
c. Asteya : tidak mencuri, tidak menginginkan sesuatu
yang dimiliki orang lain.
d. Brahmacharya : Menjaga kesucian hidup secara
seimbang dalam segala hal dan menjaga kesucian tubuh, pikiran dan emosi.
e. Aparigraha : nonposesif, menjauhkan diri dari membangga-banggakan
diri dan harta, tetap hidup dengan sederhana dan tidak berlebihan.
2. Tangga Kedua : Nimaya, atau displin diri, terdiri dari 5 aspek yang dinamakan
panca niyama, yakni
a. Svadhyaya: Menuntut ilmu. Selalu haus akan ilmu dan memilki hasrat
untuk terus memperdalam ilmu.
b. Tapa : ketekunan dan usaha keras.
c. Santosha : penuh kedamaian. Menjaga rasa damai dan rasa puas
dalam diri.
d. Saucha : kemurnian. Meningkatkan kemurnian tubuh dan pikiran.
e. Ishvara Panindhana : menghormati Tuhan dan ajaran agama yang
ada.
3. Tangga Ketiga : Asana,
atau postur yoga, merupakan gerakan yang lembut dan sistematis. Asana bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan serta
kekuatan otot dan sendi tubuh, memijat susunan saraf pusat di punggung,
melancarkan aliran darah, menyeimbangkan produksi hormon, serta membuang racun
dari dalam tubuh.
4. Tangga
Keempat : Pranayama, atau tekniik pernapasan, meningkatkan asupan oksigen serta
prana ke dalam tubuh, menggiatkan fungsi kerja sel tubuh, serta meningkatkan
konsentrasi dan ketenangan pikiran.
5. Tangga Kelima : Pratyahana, menguasai
rasa, yaitu menarik perhatian dari semua rangsangan yang terdapat di luar dan
dapat mengganggu konsentrasi, dan mengarahkannya ke daLam diri. Pratyahara
bertujuan mendiamkan pikiran dan merupakan pelatihan yang sangat baik untuk
meningkatkan kesadaran (mindfulness).
6. Tangga Keenam : Dharana, konsentrasi, adalah tahap awal menuju
Dhyana atau meditasi. Dharana merupakan kelanjutan Pratyahara karena pikiran
menjadi lebih tajam.
7. Tangga Ketujuh : Dhyana, meditasi, adalah
perjalanan untuk lebih jauh masuk dalam pikiran dan diri (the self) dan mulai
meniadakan eksistensi tubuh.
8. Tangga Kedelapan : Samadhi,
kesadaran tertinggi atau pencerahan. Dalam tahap dhyana (meditasi) terkadang
masih terasa dualisme antara kesadaran tubuh. Samadhi merupakan titik kulminasi atau peleburan antara atma (diri) dan Sang
Brahnan ( Sang Pencipta).
Compiled :
IDP Sedana,
SUMBER
: Dicantumkan pada Artikel Misteri Roh, yang terakhir.
ARTIKEL TERKAIT :
ARTIKEL TERKAIT :
Filsafat Samkya, Perjalanan Sang Roh 3 |
Pura Ratu Patih |
Evolusi Roh, Di Level Mana Roh Kita Berada? (1) |
Jalalludin El Rumi, Evolusi Roh, Dwarawati Muncul Dari Laut |
Belum ada Komentar untuk "JALAN UNTUK MENEMUKAN ATMAN - 2"
Posting Komentar