Near
Death Experience (NDE)
Pernah diabaikan sebagai semata-mata
halusinasi, NDE sekarang dipandang lebih serius dibanding di masa lalu.
Studi-studi diterbitkan di The Lancet, satu jurnal medis yang dihormati di
Inggris, dan The Journal of the American Medical Association telah membingkai
kembali NDE sebagai gejala atau fenomena yang layak bagi riset ilmiah. Yayasan
penelitian NDE berbasis di Louisiana, yang basis datanya lebih dari 1,600 NDE,
Perkumpulan Internasional berbasis di Carolina Utara mengenai NDE
(International Association of Near Death Studies atau (IANDS) telah
menngumpulkan lebih dari 900 kisah pada situs webnya. Lebih banyak kisah NDE
berarti lebih banyak data untuk diuji dan kesimpulan-kesimpulannya lebih terpercaya, menurut para peneliti
seperti Dr. Jeffrey Long, seorang onkologis di Louisiana yang studinya atas 613
NDE menjadi dasar dari bukunya tahun 2010, Evidence of the Afterlife : The
Science of Near-Death Experiences (Bukti dari Alam Baka: Sain Dari
Pengalaman-Pengalaman Menjelang Kematian). Para Ilmuwan meneliti Kehidupan
Sesudah Mati. Ketika lebih banyak kisah
diungkapkan, para peneliti mengidentifikasi pola-pola yang mengatasi
perbedaan-perbedaan latar belakang mengenai usia, budaya dan agama (atau non-agama).
Pengalaman-pengalaman yang sering dicatat, seperti bergerak melalui satu terowongan, melihat ke bawah pada badan sendiri, bersatu kembali dengan keluarga dan teman-teman terkasih yang telah meninggal terlebih dahulu, dan dipenuhi atau dilimpahi dengan suatu perasaan kasih dan keindahan.
“Orang-orang yang memiliki pengalaman-pengalaman itu berkata : kematian hanya akhir dari aspek fisik kita, tetapi itu bukan akhir siapa diri kita sebenarnya,” kata Dr. Pim van Lommel, seorang ahli jantung Belanda dan penulis dari buku Consciousness Beyond Life: The Science of Near-Death Experience. (Kesadaran Di Seberang Kehidupan: Sain dari Pengalaman Menjelang Kematian). “Itulah yang telah diberitahukan di dalam tradisi-tradisi religius. Mereka semua mempunyai pesan yang sama: inti diri kita (roh) adalah abadi.” Penelitian ini menunjukkan tidak ada alam kubur, kebangkitan tubuh, siksa neraka dan sejenisnya.
Sebuah tim
psikolog dan dokter yang bekerjasama dengan Technische Universität Berlin,
Jerman, baru-baru ini mengumumkan bahwa ada beberapa bentuk kehidupan setelah
kematian. Pernyataan mengejutkan ini didasarkan pada kesimpulan dari penelitian
medis yang mereka lakukan terhadap pengalaman seseorang menjelang kematian. Seperti dilansir
worldnewsdailyreport.com, tim peneliti mengawasi kondisi pasien yang secara
medis dinyatakan mati selama hampir 20 menit sebelum hidup kembali. Proses ini
diulang pada 944 orang sukarelawan selama empat tahun terakhir. Untuk membuat
pasien dalam keadaan mati, tim peneliti melakukan pencampuran terhadap beberapa
jenis obat-obatan termasuk epinefrin dan dimethyltryptamine. Obat-obatan ini
memungkinkan tubuh untuk bertahan dalam keadaan mati secara medis hingga
melalui proses penghidupan kembali tanpa merusak tubuh. Tubuh pasien kemudian
dimasukkan ke dalam keadaan koma sementara dengan menggunakan campuran obat
lain, yang harus disaring oleh ozon dari darah selama proses penghidupan
kembali 18 menit kemudian.
Durasi sangat panjang dari pengalaman
baru-baru ini dimungkinkan oleh perkembangan mesin cardiopulmonary recitation
(CPR) yang disebut AutoPulse. Jenis peralatan ini telah digunakan selama beberapa
tahun terakhir, untuk menghidupkan kembali orang yang telah mati antara 40
menit sampai satu jam. Pengalaman menjelang kematian sebelumnya telah
dihipotesiskan dalam berbagai jurnal medis sebagai memiliki karakteristik
halusinasi, tetapi Dr Berthold Ackermann dan timnya, sebaliknya, menganggap
mereka sebagai bukti keberadaan akhirat dan bentuk dualisme antara pikiran dan tubuh.
Sekarang sudah terbukti adanya
kenyataan bahwa seseorang yang kelihatannya mati , tetapi sebetulnya belum mati
.Dalam medis dikatakan mati secara klinis. Dengan tehnik medis yang
tinggi telah bisa dibuktikan bahwa yang kelihatannya mati untuk jangka pendek
bisa dihidupkan kembali. Dalam waktu yang pendek ini , orang melihat bagaimana
tubuh yang kelihatannya mati ( Rohnya sudah pergi ) dan hidup kembali, artinya
Rohnya masuk ke badan lagi. Dalam hukum Fisika ada yang dinamakan kekekalan
energi. Dinyatakan bahwa satu Energi tidak akan hilang ,tetapi hanya akan
berubah bentuknya.
Kehidupan
Setelah Kematian.
Apakah yang terjadi setelah kematian?.
Penelitian spiritual telah menunjukkan
bahwa manusia terdiri dari empat tubuh dasar sebagai berikut:
1.
Tubuh
Fisik
2.
Tubuh
Mental
3.
Tubuh
Kausal atau intelektual (kecerdasan)
4.
Tubuh
Suprakausal atau ego halus (tak kasat mata)
(Bandingkan dengan Filsafat
Samkhya, pada Bab Kedua Bhagawad Gita yang menyatakan: Manusia terdiri dari 3 lapisan: Stula
sarira (tubuh/jasad jasmani), Sukma sarira (jiwa : pikiran, perasaan dan
kehendak ego) dan Karana sarira (atman).
Ketika seseorang meninggal, tubuh
fisiknya berhenti untuk hidup. Namun, sisa eksistensi atau kesadarannya terus
berlanjut. Eksistansi orang tersebut, minus tubuh fisiknya dikenal sebagai
tubuh halus (lingga deha)
dan terdiri dari tubuh-tubuh mental, kausal (intelek) dan supracausal (ego
halus). Tubuh halus ini kemudian pergi ke salah satu dari 13 tempat
(alam-lam) eksistensi halus selain alam Bumi. Tujuh (7) darinya adalah
tempat positif dan tujuh lainnya adalah tempat negatif. Ke tujuh tempat negatif
biasanya dinamakan sebagai Neraka (Pataal).
Tujuh alam-alam eksistensi positif ditempati oleh tubuh
rohani yang melakukan perbuatan baik dan melakukan praktik spiritual
sesuai dengan jalan positif dari ajaran spiritualitas. Tujuh alam-alam eksistensi negatif,
kebanyakan ditempati oleh tubuh rohani yang telah melakukan kejahatan serta
melakukan praktik spiritual sesuai dengan jalan yang negatif dari ajaran
spiritualitas. Semua tubuh rohani / halus yang pergi ke salah satu alam-alam
eksistensi neraka, menjadi hantu berdasarkan niat-niat jahat mereka.
Alam eksistensi Bumi amatlah penting.
Ini adalah satu-satunya alam eksistensi di mana kita bisa membuat pertumbuhan
spiritual yang cepat. Alasan utama untuk hal ini, dengan bantuan tubuh fisik
kita bisa melakukan banyak hal untuk meningkatkan pertumbuhan dan tingkat
spiritual kita serta mengurangi komponen dasar non-fisik utama. Jika seseorang
benar-benar melakukan praktik spiritualnya seperti mengucap dan merepetisikan
(mengulang) Nama Tuhan pada saat kematian, maka pengaruh dari hasrat keinginan,
kemelekatan, hantu, dst menjadi seminimal mungkin bagi orang itu dibandingkan
dengan keadaan di mana dia tidak mengucap dan merepetisikan. Hal ini membuat
tubuh halusnya menjadi lebih ringan. Oleh karena itu, jika ia meninggal
dunia seraya mengucap dan merepetisikan, ia akan mencapai alam
eksistensi yang lebih baik di antara alam-alam eksistensi, dari apa
yang seharusnya ia capai jika ia meninggal tanpa mengucap dan
merepetisi
Compiled :
IDP Sedana, Drs, MBA.
SUMBER : Dicantumkan
pada Artikel Misteri Roh, yang terakhir.
BACA JUGA :
BACA JUGA :
Fenomena Kehidupan Setelah Kematian 5 |
Misteri Kehidupan Masa Lalu 1 |
Animisme, Dinamisme dan Sains 4 |
Jainisme, Agama yang Atheis 1 Bhairawa, Sekte Mistik |
Belum ada Komentar untuk "PENGALAMAN MENJELANG KEMATIAN - 4"
Posting Komentar