Evolusi Roh Menurut Vedanta
Evolusi adalah pergerakan energi menuju ekspresi yang
lebih tinggi atau manifestasi dari suatu struktur kompleks yang lebih tinggi. Derajat atau tingkat kesadaran, guna (sifat) dan karma (aktifitas) dari setiap makhluk
hidup akan menentukan arah dari jalan evolusinya. Dalam keadaan-keadaan normal,
kesadaran berkembang dalam garis lurus dan juga bertambah bijaksana.
Badan-badan atau bentuk-bentuk yang berbeda-beda untuk mengakomodasi makhluk
dengan kesadaran tertentu telah disusun oleh alam dalam rencana kosmik .
Weda menyebutkan adanya 8.400.000
(asitim caturas caiva laksams) jenis kehidupan, mulai dari bakteri hingga para
dewa, didasarkan pada jenis kesadaran yang dimiliki oleh makhluk hidup. bukan
badan jasmani yang mengalami evolusi, melainkan sang roh yang mengalaminya. Roh
yang mengalami reinkarnasi dan mendapatkan badan-badan jasmani sesuai dengan
karmanya “Terdapat 900.000 jenis kehidupan
dalam air (aquatic species); 2.000.000 jenis kehidupan alam bentuk tumbuhan dan
pepohonan; 1.100.000 jenis kehidupan serangga; 1.000.000 jenis kehidupan bentuk
burung; 3.000.000 jenis kehidupan binatang buas, dan 400.000 jenis kehidupan
dalam badan manusia”.. Dengan kata lain ada 400.000 golongan manusia
berdasarkan tingkat kesadaran mereka. Karena bukan
badan yang berevolusi tetapi jiwa atau roh yang ada di dalam badan yang
berevolusi dengan cara pindah dari satu badan ke badan yang lain.
LIMA TAHAPAN ROH. MENURUT VEDANTA
Berdasarkan kesusastraan Weda,
perkembangan kesadaran seseorang melewati lima tingkat, lebih dikenal dengan
evolusi kesadaran yaitu :
- Avrta Cetana {Kesadaran Tertutup}. Pohon dan tumbuhan, misalnya, adalah hampir tidak giat. Mereka termasuk kategori ‘kesadaran tertutup’, mereka memiliki kesadaran yang terbatas. Berdasarkan pada sistem Weda, seseorang yang hanya sibuk dalam merencanakan sebuah standar tinggi kehidupan materialistis yang terdiri dari makan dan berketurunan, tidak lebih baik dari binatang. Oleh karena itu tanpa kehidupan rohani, manusia ada pada tingkatan binatang [Hitopadesh].”
- Sankucita Cetana (Kesadaran Mengkerut). Entitas hidup yang lain, seperti cacing atau ulat, serangga, dan binatang-binatang yang lain berada dalam “kesadaran mengkerut.’ Mereka tidak tertutup seperti tumbuh-tumbuhan, akan tetapi juga kesadaran mereka tidak berkembang sepenuhnya. Seseorang sadar akan badannya sadar bahwa dirinya ada. dan dia berkeinginan untuk melindunginya dari setiap bahaya yang mungkin ada,. Mereka menyadari kehidupan dimaksudkan untuk memberikan kenikmatan kepada indria-indria, Untuk itu seseorang akan bekerja seperti binatang pembawa beban. Menyadari diri dengan badan dan bertindak pada tataran badaniah adalah sebab dari penderitaan hidup. Pada tingkatan kesadaran yang mengkerut seseorang tidak ingin menyibukan dirinya untuk Tuhan. Kesibukan yang berlebihan untuk kenikmatan indria-indria, memunculkan rasa frustrasi.
- Mukulita Cetana (Kesadaran Kuncup). Manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan kesadaran sampai batas hampir tak terhingga, hingga titik mengetahui Kebenaran Mutlak. Spesies yang lain tidak memiliki kemampuan khusus ini. Mereka menginsafi bahwa sejumlah besar harta material tidak dapat memberikan kebahagiaan yang sejati. Pada kesadaran ini seseorang tidak lagi berhasrat untuk bekerja seperti binatang untuk mengumpulkan harta benda. Dia menjadi ingin tahu untuk mengerti penyebab dari penderitaan ini. Pada tingkat kesadaran ini, pikiran menjadi pusat dari kegiatan indria-indria. Seseorang menyamakan pikiran dengan dirinya. Semua kesibukan yang dilakukan bukan untuk mendapatkan keuntungan material, mereka menginginkan kehidupan yang sehat, atau perlindungan diri,
- Vikacita Cetana (Kesadaran Mekar). Ketika seseorang dengan tulus mulai bertanya tentang Brahman/Tuhan, Kebenaran Mutlak, maka kesadaran spiritualnya yang seperti pucuk kuncup mulai mengalami perkembangan. Itulah keadaan kesadaran yang ‘mulai mekar, dengan sebuah pemahaman intelektual bahwa dia bukanlah badan ini tetapi roh yang suci. Dengan keinsafan seperti itu seseorang menjadi bebas dari penderitaan. Orang yang mengendalikan pikirannya dengan memantapkan pikirannya pada Yang Tertinggi, telah mengatasi keinginan-keinginan materialnya dan mengerti sifat rohaninya seseorang merasa bahwa Tuhan selalu dekat.
- Purna Vikacita Cetana (Kesadaran Mekar Sepenuhnya}. Ketika mencapai , realisasi trancendental (keinsyafan rohani), kesadaran Tuhan yang sempurna, keadaan kesadaran yang ‘mekar sepenuhnya’. Ketika seseorang kehilangan minat pada jalan kegiatan yang mengharapkan hasil untuk kenikmatan indria. Tingkat ini dimulai ketika seseorang bersikap sama kepada semua makhluk hidup, dan ketika seseorang selalu berkeinginan untuk memberikan pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
SUMBER : Dicantumkan pada Artikel Evolusi Roh, Terakhir
Compiled : IDP Sedana, Drs, MBA.
BACA JUGA KLIK DIBAWAH INI :
Belum ada Komentar untuk "EVOLUSI ROH, MENURUT VEDANTA - 3"
Posting Komentar