6. Apa yang menentukan kemana kita pergi setelah kematian?
Pada
saat kematian, sewaktu tubuh fisik menjadi tidak aktif, energi vital yang
digunakan untuk fungsi tubuh fisik di bebaskan ke Alam Semesta. Energi vital
ini mendorong tubuh halus menjauh dari wilayah Bumi pada saat kematian. Sama
seperti berat proyektil menentukan seberapa jauh roket dapat mendorong nya,
demikian pula berat dari tubuh halus menentukan ke alam eksistensi mana tubuh
halus tersebut pergi dalam alam-alam eksistensi halus di kehidupan setelah
kematian.
'Berat'
dari tubuh halus itu terutama merupakan fungsi dari jumlah komponen dasar halus
tama dalam diri kita.
Ke-3
komponen dasar halus:
Kita
masing-masing terdiri dari tiga komponen dasar halus / non-fisik (tak kasat
mata) atau gunas. Komponen ini bersifat spiritual dan tidak dapat dilihat,
tetapi mereka menentukan kepribadian-kepribadian kita. Ketiga komponen itu
adalah:
- Sattva: Kemurnian dan pengetahuan
- Raja: Aksi dan gairah
- Tama: Ketidaktahuan dan inersia. Di dalam rata-rata orang di era saat ini, komponen halus dasar tama mereka mencapai 50%.
Silahkan
baca artikel tentang 3 komponen dasar halus
Semakin
kita dipenuhi dengan komponen-komponen raja dan tama, semakin
kita menampilkan karakteristik-karakteristik berikut yang menambah ke dalam
'berat' kita dan berdampak pada alam eksistensi mana kita pergi dalam kehidupan
setelah kematian:
- Lebih melekat pada hal-hal duniawi dan keegoisan
- Lebih banyak hasrat keinginan yang tak terpenuhi
- Perasaan-perasaan balas dendam
- Lebih tingginya jumlah kekurangan atau perbuatan-perbuatan salah
- Lebih tingginya jumlah gangguan kepribadian seperti marah, takut, keserakahan, dll.
- Jumlah ego yang lebih tinggi: Dengan ego maksud kami adalah berapa banyak seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan tubuh, pikiran dan intelek (kecerdasan) dan bukan dengan jiwa (roh/ atma) di dalam
- Menghasilkan tingkat spiritual yang lebih rendah
Penurunan
permanen dalam proporsi komponen dasar halus tama dan
karakteristik-karakteristik terkaitnya seperti yang disebutkan di atas,
dapat terjadi hanya dengan melakukan praktik spiritual terus-menerus yang
sesuai dengan enam hukum dasar dari praktik spiritual. Perbaikan psikologis
melalui buku-buku perbaikan diri atau mencoba bersikap baik hanyalah bersifat
dangkal dan sementara.
6.1 Pentingnya keadaan mental pada waktu meninggal
Keadaan
mental pada saat kematian, selain dari apa yang telah disebutkan di atas,
sangatlah penting. Keadaan mental kita pada umumnya berhubungan dengan proporsi
komponen-komponen dasar non-fisik di dalam diri kita.
Jika
seseorang benar-benar melakukan praktik spiritualnya seperti mengucap dan
merepetisikan (mengulang) Nama Tuhan pada saat kematian, maka pengaruh dari
hasrat keinginan, kemelekatan, hantu, dst menjadi seminimal mungkin bagi orang
itu dibandingkan dengan keadaan di mana dia tidak mengucap dan merepetisikan.
Hal ini membuat tubuh halusnya menjadi lebih ringan. Oleh karena itu, jika
ia meninggal dunia seraya mengucap dan merepetisikan, ia
akan mencapai alam eksistensi yang lebih baik di antara alam-alam
eksistensi, dari apa yang seharusnya ia capai jika ia meninggal
tanpa mengucap dan merepetisi.
Pada
saat kematian, jika seseorang mengucap dan merepetisikan Nama Tuhan dan juga
dalam keadaan berserah pada kehendak Tuhan, maka ia mencapai alam eksistensi
yang bahkan lebih baik dalam kehidupan setelah kematiannya (akhirat).
Perhentian sementaranya pun ditempuh dengan kecepatan cahaya. Hal
ini disebabkan oleh karena orang yang berada dalam keadaan berserah
di alam eksistensi Bumi itu sendiri, memiliki kemungkinan yang
sangat kecil untuk meningkatkan egonya dalam kehidupan setelah
kematiannya. Seluruh tanggung jawab atas kesejahteraannya dalam kehidupan
setelah kematian orang tersebut juga telah di ambil alih oleh pembimbing
spiritualnya yang telah berevolusi (Guru).
6.2 Siapakah yang pergi ke Neraka?
Berikut
ini adalah jenis-jenis perbuatan dalam kehidupan kita di Bumi yang biasanya
menempatkan kita dalam salah satu alam eksistensi Neraka.
Jangkauan,
durasi dan tujuan di balik perbuatan-perbuatan salah / pelanggaran merupakan faktor penting
yang menentukan alam eksistensi Neraka mana yang di capai setelah
kematian dibandingkan dengan hanya tindakan itu semata.
Alih Bahasa, dari artikel : Where Do We Go After Death ?
(Spiritual Science Research Foundation)
BACA JUGA :
BACA JUGA :
Belum ada Komentar untuk "PENGARUH SATYAM, RAJAS dan TAMAS KEPADA ROH 5"
Posting Komentar