“Aku mati sebagai batu dan bangkit
kembali sebagai tanaman; aku mati sebagai tanaman dan bangkit kembali sebagai binatang;
Aku mati sebagai binatang dan lahir sebagai manusia. Mengapa aku harus takut?. Ketika
aku hilang oleh kematian
Jalaluddin
Rumi
Jika Anda tidak percaya pada Karma
atau Reinkarnasi, jangan khawatir, Anda akan percaya dalam kehidupan
berikutnya. “
Dr. Bruce Goldberg
Saat ini di
Amerika diperkirakan sekitar 70% orang percaya tentang adanya
kelahiran kembali (Reinkarnasi)..
Sudah
sangat banyak tulisan mengenai Reinkarnasi, ada yang bisa menerima konsep
Reinkarnasi tapi tidak sedikit juga yang menolak. Dibawah ini akan disajikan
informasi mengenai konsep Reinkarnasi, research mengenai Reinkarnasi,
temuan-temuan mengenai Reinkarnasi, sebagai bahan kajian bagi anda untuk
nantinya dapat menarik kesimpulan apakah Reinkarnasi itu ilmiah atau sekedar doktrin.
Karena doktrin agama, bila tidak sejalan
dengan ilmu pengetahuan, dan bila tidak dapat dibuktikan secara ilmiah atau
setidak-tidaknya dibuktikan secara spiritual, lambat laun doktrin itu akan
tertinggal dan ditinggalkan, Dalam
New Hope (Mei, 2015) ditulis: sampai 2050 nanti, 170 juta orang Kristen menjadi tidak
beragama, khususnya di Inggris, Prancis, Belanda, dan Selandia Baru. Pengertian
”tidak beragama” itu tidak sama dengan ”tidak bertuhan”, berbeda dengan
pengertian atheis atau komunis pada masa lalu. Mereka tetap percaya akan adanya
Tuhan, tapi tidak mau terikat dengan agama apa pun. Doktrin agama terbukti
sering bertabrakan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Soal bumi bulat, soal
manusia pertama, soal penciptaan alam semesta, misalnya, adalah beberapa
contoh.
Reinkarnasi
atau Punarbawa atau Samsara. Punarbawa berasal dari bahasa sansekerta dari kata
Punar yang artinya kembali dan Bawa yang artinya lahir. Punarbawa adalah salah
satu srada (keyakinan) umat Hindu
tentang kelahiran yang berulang ulang atau suatu proses kelahiran yang biasa
disebut dengan penitisan, reinkarnasi atau samsara. Kalau ada kelahiran
berulang ulang berarti ada kematian yang berulang ulang atau hidup yang
berulang ulang. Memang kedengarannya aneh tetapi nyata, kelahiran dapat terjadi
berulang ulang beberapa kali tanpa batas. Semasih Atma dibungkus dengan Triguna
(satwam, rajas dan tamas) maka selalu terjadi proses Reinkarnasi. Dalam filsafat agama Hindu,
reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada
kehidupannya yang terdahulu. Pada saat manusia hidup, mereka banyak melakukan
perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat
menikmati hasil perbuatannya dalam
kehidupan yang sedang dijalaninya, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada
kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, muncullah proses reinkarnasi yang bermakna agar jiwa dapat
menikmati hasil perbuatannya yang belum sempat dinikmati. Selain diberi
kesempatan menikmati, manusia juga diberi kesempatan untuk memperbaiki kualitas kehidupannya.
Jadi, lahir kembali berarti lahir untuk menanggung hasil perbuatan yang sudah
dilakukan. Pada saat
jiwa lahir kembali,
roh yang utama kekal namun raga kasarlah yang rusak, sehingga roh harus berpindah
ke badan yang baru untuk menikmati hasil perbuatannya. Roh tidak
dilahirkan, tapi badan dilahirkan, apapun yang dilahirkan pasti berakhir pada
kematian. Kalau manusia
sudah meninggal bukan berarti atman sudah tiada Ini berarti ada kehidupan lain
setelah meninggal yaitu kehidupan di loka yang lain, sehingga tabungan tadi yang disimpan selama hidup
didunia dapat dinikmati yaitu karma2 yang baik/buruk.
Dalam Weda disebutkan bahwa kita ini adalah Roh (aham
brahma asmi), kita bukan badan, dan dalam Bhagavad Gita bab 2 telah dijelaskan
tentang sang roh yang abadi, tidak dapat terbunuh dengan apapun, tidak
diciptakan dimasa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang, sang roh dapat
berpindah dari satu badan ke badan lainnya. Roh merupakan tenaga internal,
tenaga transedental (astarangga sakti) dari sang roh yang berukuran
sepersepuluh ribu dari ujung rambut dan terletak di daerah jantung. Demikian
rincian ulasan tentang sang roh.
Badan jasmani diuraikan sebagai
tenaga material Tuhan (Bahirangga sakti) yang terdiri dari ”bhumir, apo, ‘nalo, vayuh, kham, mano’ bhudir eva ca ahamkara itiyam
me bhinna praktir astadha” – Tanah, air, api, angkasa,
ether, pikiran, kecerdasan dan keakuan yang palsu keseluruh delapan unsur ini
merupakan tenaga material yang terpisah dariku.(Bg. 7.4). Lima unsur pertama
tadi disebut panca maha bhuta yang terdiri dari tanah, air, api, udara dan
ether, tiga terakhir disebut tripremana sebagai badan halus yang terdiri dari manah (pikiran), budhi (kecerdasan) dan ahamkara (keakuan palsu) membentuk
kesadaran seseorang yang akan mengawal dan menyertai sang roh dalam proses
perpindahan badan.
Kitab
Sarrasamuccaya menyebutkan, mendapat badan manusia adalah kesempatan terbaik
dalam mencapai pencerahan sehingga kita tidak lagi mengalami kelahiran ulang
atau reinkarnasi. Hanya dengan badan manusialah kita dapat belajar tentang jati
diri dan keinsafan diri. Kelahiran singkat di Planet Bumi kita ini adalah
kesempatan emas, Bumi ini tempat yang sempurna / seimbang untuk “ujian atau
latihan mengatasi tipuan maya duniawi”. Di planet-planet surga terlalu sibuk
dengan kenikmatan indrawi dan di planet-planet material yang lebih rendah dari
Bumi lebih menderita, sehingga sulit menjalankan kegiatan rohani. Pada saat
memasuki badan yang baru, yang
dilahirkan itu bukanlah wujud fisik,
melainkan jiwa orang tersebut yang kemudian mengambil wujud
tertentu sesuai dengan karmanya
terdahulu. Jika
tubuh terlepas dari belenggu duniawi dan jiwa sudah mengerti makna hidup yang
sesungguhnya, maka perasaan tidak akan pernah duka dan jiwa akan lepas dari
siklus kelahiran kembali. Dalam keadaan tersebut, jiwa menyatu dengan Tuhan (Moksha).
Dalam tradisi Timur dianggap bahwa
semua bentuk kehidupan atau spesies memiliki jiwa, yang merupakan entitas yang
berreinkarnasi. Sebelumnya ketika
entitas siap untuk menjelma sebagai manusia di bumi, jiwa mungkin telah melalui
seluruh rangkaian kehidupan untuk mengalami berbagai tingkat eksistensi dan
kesadaran. Bagaimana reinkarnasi yang
rumit, kitab
Weda (Bhagavad-Gita,
8.6) menjelaskan bahwa kesadaran apapun
yang seseorang capai ketika meninggal, keadaan
yang sama akan dicapai dalam kehidupan berikutnya. (Kesadaran saat meninggal, bukan
bentuk fisiknya). Kesadaran ini akan ditentukan oleh apa yang dipikirkan seseorang di akhir hidupnya.
Dalam agama
Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali (Punabbhava).
Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus menerus mengalami
tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat kesucian Arahat. Alam kelahiran
ditentukan oleh karma makhluk
tersebut; bila ia baik akan terlahir di alam yang membahagiakan, bila ia
jahat ia akan terlahir di alam yang menderitakan. Kelahiran kembali juga
dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang artinya karma pada detik kematiannya, bila
pada saat ia meninggal dia berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang
berbahagia, namun sebaliknya ia akan terlahir di alam yang menderitakan,
sehingga segala sesuatu tergantung dari karma masing-masing.
Mahluk
hidup di dunia material membawa berbagai tingkat kesadaran dari satu tubuh ke
tubuh lain dengan cara yang sama dengan
udara membawa aroma. Kita tidak
bisa melihat aroma yang dibawa
udara, namun dapat dirasakan indera penciuman. Dengan cara yang sama, kita
tidak dapat melihat jenis kesadaran
makhluk hidup yang
berkembang, dan tingkat kesadaran yang dicapai pada saat
kematian. Jika orang yang tengah sekarat memikirkan keuntungan
materi atau kesenangan sensual istri, jabatan
tertentu, dll, maka
pada reinkarnasi berikutnya, dia harus mendapatkan tubuh materi lain untuk dapat terus mengejar
kepentingan duniawinya.
SUMBER : Dicantumkan pada artikel Reinkarnasi, terakhir
Compiled : IDP Sedana,
BACA JUGA
BACA JUGA
Menuju Tubuh Cahaya 1 |
Light Body Ascention |
Misteri Kehidupan Masa Lalu |
Apa itu Perisai Spiritual |
Roh Menurut Bhagawad Gita |
Belum ada Komentar untuk "REINKARNASI ILMIAHKAH ? - 1"
Posting Komentar