Seluruh peristiwa yang terjadi di masa
lalu, di waktu sekarang, dan di masa yang akan datang, sebenarnya terjadi
secara berbarengan di dalam kontinum ruang-waktu. (Einstein)
Teori relativitas khusus dan umum Einstein,menyatakan
bahwa geometri yang tepat dari ruang dan waktu atau beberapa jenis gerakan dalam ruang,
dapat memungkinkan kita berjalan ke masa lampau dan masa
depan.
Observasi
ilmiah yang dilakukan menyimpulkan kehidupan dan kematian ternyata
berkorespondensi dengan "alam lain" (multiverse), (teori ilmiah
biosentrisme). (Robert Lanza)
Regresi atau mundur kembali masuk kedalam kesadaran
jiwa,adalah sebuah teknik dalam hipnosis yang digunakan untuk membimbing
seseorang
agar bisa
mengalami kembali kehidupan di masa lalu, yang mana dia terlahir sebagai
pribadi yang berbeda di zaman yang berbeda.
Dalam
sudut pandang Einsteinian, ruang dan waktu adalah dimensi kontinum yang
eksistensinya sudah ada secara bersamaan. Ketika kita menyebut variable ruang:
disana-disini-disitu, maka dalam konteks yang senada kita pun bisa mengatakan:
dulu-sekarang-nanti. Ya, sebagaimana dimensi ruang yang memuat
‘disana-disini-disitu’ secara bersamaan, dimensi waktu pun memuat
‘dulu-sekarang-nanti’ dalam satu paket.Dengan kata lain, seluruh peristiwa yang
terjadi di masa lalu, di waktu sekarang, dan di masa yang akan datang,
sebenarnya terjadi secara berbarengan di dalam kontinum ruang-waktu. Atau bisa
dikatakan: sebuah peristiwa sedang dimulai, sedang berlangsung, dan sedang
diakhiri, terjadi bersamaan. Pemahaman
seperti ini, memang agak membingungkan. Terutama yang ‘terjebak’ pemahaman
lama, dimana waktu ‘terkesan’ terjadi secara berurutan: dulu, sekarang, dan
nanti.
Dimensi
ruang, ‘disini’, ‘disana’ dan ‘disitu’
yang terjadi bersamaan, tapi karena perubahan dimensi ruang yang sedang
mengembang ini terikat pada pertambahan dimensi waktu, maka konsekuensinya
dimensi waktu pun sebenarnya telah eksis di alam semesta sebagai bentuk
kontinum dari T(ime) = nol sampai T = tak berhingga. Dan akibatnya, seluruh
peristiwa yang terjadi di dalam dimensi ruang-waktu itu pun sudah terjadi
secara bersamaan ‘disini-disitu-disana’ dalam waktu ‘dulu-sekarang-nanti’ yang
juga serentak.
Setiap
peristiwa sedang dimulai, dijalani, dan diakhiri oleh setiap orang yang
menempuh sejarahnya masing-masing. Tetapi, karena setiap orang harus melewati
dimensi waktu secara berurutan, semua peristiwa itu tampak ‘seakan-akan
serial’. Padahal semua peristiwa itu
sudah eksis di alam semesta ‘secara paralel’.
Lantas
bagaimana hubungannya dengan Tuhan Sang Penguasa segala peristiwa? Teori holografik,
bisa membantu menjelaskannya. Bahwa seluruh peristiwa di alam semesta ini
sebenarnya adalah pancaran holografik dari eksistensi Tuhan. Bukan hanya pada
variable materi sebagai pembentuk sosok, dan variable energi sebagai penggerak
peristiwa. Melainkan, ‘kanvas’ ruang dan waktu pun adalah proyeksi dari
eksistensi-Nya. Demikian juga variable informasi yang memicu terjadinya
peristiwa. Semua itu adalah proyeksi diri-Nya.
Manusia
memiliki satu pikiran, dengan dua lingkup: pikiran sadar dan pikiran bawah
sadar. Bedanya, pikiran sadar mampu menalar, membandingkan baik dan buruk,
benar dan salah, positif dan negatif. Adapun pikiran bahwa sadar tidak menalar
mana yang positif dan mana yang negatif, mana yang benar dan mana yang salah.
Dan pikiran bawah sadar, memiliki kekuatan yang luar biasa, yang bisa
dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. ”Dalam
pikiran bawah sadar terletak
kebijaksanaan tak terbatas, kekuatan tak terbatas, dan persediaan tak terbatas
dari segala kebutuhan, yang menunggu dikembangkan dan diungkapkan”..
Antara
dua lingkup pikiran tadi memiliki kaitan yang erat. Pikiran sadar memberikan
perintah, baik sadar maupun tidak, kepada pikiran bawah sadar. Ketika seseorang
berpikir, ”Saya bisa mengerjakan itu,” berarti pikiran itu perintah kepada
pikiran bawah sadar. Begitu pula saat seseorang berpikir, ”Ah, saya tak mungkin
bisa,” itu artinya instruksi kepada pikiran bawah sadar untuk melaksanakannya.
Dan pada saat instruksi itu datang, pikiran bahwa sadar langsung bekerja tanpa
perlu membuktikannya, dan tanpa mengenal waktu, bahkan saat kita sedang tidur
pulas.
Ketika
kita berpikir positif, pikiran bawah sadar langsung bereaksi untuk melaksanakan
gagasan positif tadi. Sebaliknya, ketika seseorang berpikir negatif, seperti
ketidakberdayaan, ketidak mampuan melakukan sesuatu, maka pikiran bawah sadar
pun bekerja mewujudkan ide atau kesan negatif tersebut.
SUMBER : Dicantumkan
pada artikel Misteri
Kehidupan Masa Lalu, terakhir
Belum ada Komentar untuk "MISTERI KEHIDUPAN MASA LALU - 1"
Posting Komentar