PENGANTAR
Beberapa bulan yang
lalu, dalam siaran RRI Pro 3, seorang pejabat pariwisata di Sumatera Utara
menyampaikan untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerahnya, upacara-upacara
daerah yang bersifat tradisional perlu dibangkitkan. Pejabat itu mengambil
contoh Bali. Di Bali penganut Agama Hindu meskipun meyakini akan keEsa-an Tuhan, namun dalam
kehidupan sehari-hari upacara tradisional tetap dilaksanakan. (Dan mungkin
karena melaksanakan upacara yang animistis dan dinamistis inilah, menempatkan
Bali sebagai Desninasi Wisata Dunia No 1 tahun 2017, mengungguli Paris di
tempat kedua) Dari siaran radio inilah muncul inspirasi untuk melihat Animisme,
Dinamisme dari sudut pandang Sains.
Kedepan dogma-dogma agama yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah ataupun
secara spiritual, akan mulai ditinggalkan, terutama oleh mereka yang biasa
berfikir kritis.
ANIMISME.
Animisme berasal dari bahasa latin yaitu anima yang
berarti Roh, kepercayaan animisme adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu
yang ada dibumi, baik itu hidup ataupun
mati mempunyai roh. Kepercayaan (seperti gunung, laut, sungai, gua, pohon,
batu besar dll) memiliki roh yang harus
dihormati. Animisme dapat dikenal dengan
istilah yang lebih sederhana dan populer "penyembahan roh", berbeda
dengan penyembahan kepada Tuhan atau dewa-dewa.
Novi Effendi , dalam
artikelnya “Tinggalkan Segala Tradisi Yang Syirik”, memberikan contoh tradisi
masyarakat Islam yang merupakan warisan yang terus dilestarikan
keberadaannya, meskipun di
dalamnya penuh diliputi ritual-ritual syirik berupa penyembahan kepada sesuatu
selain Tuhan Yang Maha Pencipta. Tradisi budaya syirik tersebut
antara lain :
1. Tradisi Pesta Sedekah Laut, Pesta atau sedekah
laut berasal dari kepercayaan pemujaan dewi laut serta dewi perikanan oleh
penduduk pesisir yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi meskipun
mereka menganut Islam.
2. Tradisi Pesta Sedekah Bumi, Selain sesajen tidak ketinggalan disiapkan
pula nasi tumpeng. Dalam pemberian sesajen tersebut juga dilakukan ritual berupa pembacaan doa
yang bercampur dengan mantera-mantera. Upacara ritual sedekah bumi bersumber
dari kepercayaan nenek moyang pada masa Hindu dan Budha yang mempercayai akan
dewi padi yang dipuja pada musim-musim menanam padi, panen dan waktu menyimpan
padi dalam lumbung.
3. Tradisi Tumbal ( Mengorbankan ternak hewan
sembelihan ), Tradisi Pesta Adat Tahunan, Sebagai contoh di beberapa kabupaten di
Kalimantan Timur seperti di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Kabupaten
Berau dan ditempat lain, dengan menyelenggarakan upacara yang bersifat magis
dan sakral serta sangat kental dengan aroma peninggalan zaman nenek moyang yang
mempunyai kepercayaan animisme dan dinamisme serta tidak ketinggalan pula
pengaruh agama Hindu dan Budha. (Di Bali dikenal dengan sebutan “mecaru” atau
melaksanakan “Tawur”, seperti yang dilaksakan sehari menjelang Hari Raya Nyepi)
4. Tradisi Tepung Tawar, Tepung tawar ada yang dalam bentuk
menaburkan beras kuning dan ada pula dengan cara memercikkan air yang diberi
wewangian. Upacara ritual pemberian tepung tawar ini dilakukan hampir pada
setiap kesempatan adanya acara-acara seperti menyambut kedatangan tamu yang
dihormati, menyambut orang-orang yang baru pulang haji. (Di Bali justru dipakai
sendiri, yang berupa beras putih (disebut basma atau bija), ditempelkan
diantara alis, pada setiap selesai sembahyang)
.
5. Tradisi Menyediakan Sesajen Untuk Persembahan Kepada
makhluk halus yang ditakuti. Para makhluk halus tersebut diyakini bertempat tinggal
di pohon-pohon besar dan tempat-tempat angker. (Di Bali dilaksanakan dengan
melaksanakan Tawur Kesanga (Buta Yadnya), sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Buta Yadnya itu masing-masing bernama
Panca Sata (kecil), Panca Sanak (sedang), dan Tawur Agung (besar). Tawur atau
pecaruan sendiri merupakan penyucian /pemarisuda Buta Kala, dan segala leteh
(kekotoran) diharapkan sirna semuanya. Caru yang dilaksanakan di rumah
masing-masing terdiri dari nasi manca (lima warna) berjumlah 9 tanding/paket
beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun (berwarna-warni) disertai tetabuhan
arak/tuak. Caru Buta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan
Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat. Hari berikutnya dilaksanakan hari Raya Nyepi dengan
melaksanakan Catur Brata Penyepian (Amati Geni = Tidak menyalakan api, Amati
Karya = Tidak bekerja, Amati Lelungaan = Tidak bepergian dan Amati Lelanguan =
Tidak bersenang-senang). Pelaksanaan
upacara yang animis dan syirik ini, kemudian oleh PBB diadopsi (sebagian kecil
saja, karena hanya dilakukan pemadaman listrik satu jam saja) dengan
peringatan “World Silent Day” yang di rayakan setiap tgl
21 Maret )
6. Mendatangi Tempat-Tempat/Kuburan Yang Dikeramatkan
Untuk Meminta Pertolongan. Sebelum Islam masuk di
Nusantara , masyarakatnya sangat menghormati dan mengagung-agungkan
tempat-tempat yang dianggap keramat, termasuk kuburan orang-orang yang dianggap
sakti pada zamannya. Ditempat-tempat keramat atau di kubur-kubur yang dikeramatkan
tersebut banyak orang datang membawa berbagai sesajen seperti bunga-bungaan
kemudian mereka meminta pertolongan/menyampaikan hajatnya. (Pada Agama Hindu,
mengunjungi tempat “suci” (keramat ??) tapi bukan kuburan, dikenal dengan Tirta
Yatra. Karena di tempat-tempat seperti
itu, bagi mereka yang spiritualnya sudah maju, akan dapat merasakan adanya
konsentrasi energi (aura) positif.
7. Tradisi Penghormatan Atas Bunga-bungaan. Setiap upacara
hajatan seperti siraman atau mandi-mandi bagi calon pengantin dan upacara tingkepan
atau mandi-mandi bagi wanita yang hamil, memandikan jenazah, hiasan
usungan/tandu jenazah, menaburkan bunga pada saat ziarah di kubur. (Pada waktu
kunjungan raja Arab Saudi ke Bali, Salman bin Abdulaziz Al Saud tahun 2017.
Beliau disambut dengan tari Pendet (tari
penyambutan Tamu), dengan menaburkan bunga kepada Raja Salman oleh penari).
8. Tradisi Penghormatan atas Benda-benda Pusaka dan
Batu Cincin, memuja-muja
benda-benda pusaka peninggalan para leluhur maupun peninggalan raja-raja zaman
dahulu baik berupa senjata seperti keris dan tombak, maupun benda-benda lainnya
seperti gamelan, gong, kereta. (Para ilmuwan
menyatakan bahwa atom terdiri dari neutron dan elektron yang senantiasa
bergerak dengan kecepatan cahaya. Jadi, adakah yang mati jika semuanya
terurai dari atom yang senantiasa bergerak?. Prinsipnya adalah setiap melekul benda mati bergetar,
begitu ealektron-elektron dari atom-atomnya berputar akan memancarkan energi. Alam semesta ini
sesungguhnya terdiri dari atom. Di dalam batu, di sebuah besi, di pepohonan, di
dalam hewan, di langit, di udara dan di seluruh alam semesta, dipenuhi oleh
atom dan energi. Bila konsentrasi energi positif pada suatu benda cukup tinggi, maka hal itu
akan menjadikannya benda itu akan menjadi “bertuah”, sesuai dengan jenis
energinya).
9. Tradisi Siraman/mandi Untuk Calon Pengantin/Wanita
Hamil , Upacara
ritual siraman atau mandi-mandi bagi calon pengantin ini dimaksudkan untuk
membersihkan jiwa dan raga dari segala bentuk kekotoran, agar begitu memasuki
perkawinan dalam keadaan suci dan bersih.
10.
Tradisi mendatangi dukun, dukun itu sendiri
adalah orang-orang yang mengabarkan hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari,
melalui bantuan setan yang mencuri-curi
berita dari langit. (Dalam bidang spiritual, bila seseorang mampu
mengatur frekuensi gelombang otaknya antara 0,1 – 4 Hz, pada gelombang otak
Delta dan tetap dalam kondisi sadar, maka orang tersebut dimungkinkan
untuk dapat "melihat" informasi yang tidak dapat ditangkap
oleh pikiran sadar.
Melalui fase ini pulalah orang tersebut dapat mewujudkan energi pikiran menjadi
materi. Bahkan dapat weruh
sadurunge winarah. Gelombang delta sering tampak dalam diri orang yang profesinya bertujuan
untuk membantu orang lain, orang yang
berprofesi sebagai "penyembuh". Kemampuan ini yang mendasari intuisi, empati,
dan insting kita. Melalui delta kita bisa mengetahui kesejatian diri. Jadi
nggak ada mencuri berita dari langit dengan bantuan setan, semuanya alami dan
ilmiah)
11.Tradisi Penggunaan Jimat Penangkal. sesuatu benda yang dijadikan jimat mengandung
khasiat dapat memberikan manfaat kepada penggunanya sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Ada jimat yang diyakini dapat melindungi seseorang dari gangguan
makhluk halus, ada jimat yang dapat memberikan kekuatan dan daya tahan pada
tubuh sehingga tidak mempan terhadap berbagai senjata, ada jimat sebagai
penglaris usaha, ada jimat sebagai guna-guna.
12.Tradisi Meyakini Hari-Hari dan Bulan-Bulan Tertentu
Sebagai Hari/Bulan Yang Baik/Tidak
Baik. Pada sebagian kalangan masyarakat
meyakini bahwa ada hari dan bulan tertentu yang sial dan nahas, sehingga hari
dan bulan tersebut harus dihindari untuk melangsungkan berbagai kegiatan
13.Tradisi Percaya Kepada Ramalan Primbon, Zodiak,
Feng-Shui dan Shio, Tidak
sedikit orang-orang dari kalangan Muslim mempercayai akan ramalan-ramalan dari
kitab primbon peninggalan nenek moyang masyarakat Jawa dari zaman dahulu,
ramalan bintang (zodiak) yang bersumber dari ajaran Yunani kuno dan ramalan
feng-shui serta ramalan shio yang bersumber dari kepercayaan cina.
14.
Percaya
Kepada Sesuatu Yang Dapat Mendatangkan Kesialan, misalnya pada saat berjalan ditengah
jalan menemui ular yang melintas di jalan dari sebelah kiri sebagai tanda akan
adanya kesialan atau datangnya nahas, menabrak kucing hingga mati pada saat
berkendaraan sebagai tanda akan terjadinya kecelakaan bagi si pengendara,
kejatuhan cicak di dalam rumah sebagai bentuk kesialan.
Bila anda melaksanakan
salah satu dari ritual diatas, maka menurut sdr. Novi Effendi, anda telah
melaksanakan ritual yang syirik.
Dari Berbagai Sumber
Belum ada Komentar untuk "ANIMISME, DINAMISME DAN SAINS (1)"
Posting Komentar