Apakah setelah
kematian masih ada kehidupan roh, Onvsoff.Com menuliskan : Sebuah tim psikolog dan dokter
yang bekerjasama dengan Technische Universität Berlin, Jerman, baru-baru ini
mengumumkan bahwa ada beberapa bentuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan
Liputan Islam.Com menjelaskan : “Roh” adalah sebuah
objek nyata yang eksis objektif, ada ukuran tertentu, bisa mengambang atau
bergerak, adalah suatu bentuk lain dari eksistensi kehidupan, bukan ilusi
semata-mata. Jika memang roh itu ada, maka itu berarti bahwa roh itu tidak akan
hilang seiring dengan binasanya jasad kita, segala sesuatu dan hal-hal kecil
atau besar, perbuatan baik maupun buruk yang dilakukan semasa hidup seseorang,
semuanya itu akan dibawa ke sepanjang hidupnya mengikuti roh-nya. (DI Hindu
konsep ini merupakan Sarada/Keyakinan Agama yang disebut Karma Phala). Sir
Oliver Lodge, salah seorang fisikawan terbesar sepanjang masa, menyatakan
adanya kehidupan setelah kematian setelah menggunakan penelitian ilmiah untuk
membuktikannya. Dia adalah pendiri Society for Physical Research. Kehidupan dan
pikiran tidak pernah menjadi fungsi dari tubuh materi, mereka hanya menampilkan
diri sendiri dalam bentuk organisme material. Jadi secara ilmiah memang pemikiran
Dinamisme itu benar adanya. Diprediksi bahwa di
tahun-tahun mendatang fisika kuantum akan menjadi metode revolusioner yang
benar-benar menunjukkan kehidupan setelah kematian.
Naturisme adalah personifikasi dan penyembahan kekuatan alam seperti
matahari, bulan, dan bintang, api, gunung berapi, badai, dan hewan. Bentuk
penyembahan seperti ini sudah lazim dalam agama orang-orang kuno, seperti
halnya matahari yang diagungkan dalam agama Mesir kuno. Gagasan-gagasan
naturistis ternyata juga muncul dalam agama-agama yang lebih "tinggi",
seperti sapi suci oleh orang-orang Hindu di India atau gunung suci orang-orang
Shinto Jepang. Naturisme,
yang berupa penyembahan terhadap entitas
spiritual yang dipercaya dapat mengatur fenomena alam. Paham seperti ini tidak
hanya terdapat dalam agama suku yang liar dan buas sebelum mereka berhubungan
dengan peradaban, namun paham tersebut juga menjadi dasar filsafat orang-orang
Hindu, Buddhis, Shinto, Konfusianis, dan Islam, dan juga menjadi landasan
cerita-cerita takhayul orang-orang Kristen di Eropa, selain juga mitologi dari
Mesir, Babilonia, Siria, Yunani, Roma, dan Skandinavia. (C. Gordon Olsen, Animism: The Religions of Nonliterate Tribal
Peoples)
Pada dasarnya spiritual adalah karakteristik yang dimiliki
oleh setiap agama di dunia. Maka boleh dikatakan bahwa hakikat dan esensi agama
adalah animisme (EB Taylor, Animisme dan Magis). Animisme adalah bentuk
pemikiran paling tua, yang dapat ditemukan dalam setiap sejarah peradaban
manusia. Perkembangan masyarakat primitive mengenai roh dan magis menurut
Taylor berkembang seperti elemen-elemen lain.
Ciri yang menonjol dari struktur masyarakat Indonesia,
khususnya di Jawa pada masa Hindu-Budha adalah didasarkan pada aturan-aturan
hukum adat serta sistem religinya, yaitu animisme-dinamisme yang merupakan inti
kebudayaan dan mewarnai seluruh aktifitas kehidupan masyarakatnya. Hukum adat
sebagai norma yang mengikat kehidupan mereka begitu kuat sehingga masyarakatnya
bersifat statis dan konservatif.
Di Tiongkok misalnya, masih banyak masyarakat setempat yang menganut paham Animisme.Begitupun dengan masyarakat India. Bahkan, sebagian masyarakat Eropa & Asia Barat pun masih percaya dengan animisme. Di kawasan Jazirah Arab, sebagian masyarakat masih percaya pada kesaktian padang Sahara. Fir'aun masih di yakini sebagi sosok yang masih memiliki kekuatan walaupun jasadnya telah rusak. Dari semua penelusuran ini dapat di simpulkan bahwa lahirnya kepercayaan animisme di Indonesia adalah berasal dari pengaruh bangsa lain.
Sedangkan di Jepang yang teknologinya sudah sangat maju, tapi orang Jepang pada
saat ini mencari nafkah dengan bertani dan mencari ikan. Banyak yang menerima
kebaikan dari alam dan juga menggantungkan hidup dari kemurahan alam. Dan tanpa
sadar mereka jadi percaya bahwa dalam gejala alam terdapat dewa (tuhan) yang
tidak terlihat, berbuat kebaikan sekaligus memusnahkan. Timbul pemikiran
"Animisme" di mana dewa berdiam dalam gunung, batu karang, maupun
pepohonan, percaya bahwa dewa ada di setiap benda. Gerakan ini timbul dengan
sendirinya, meluas ke semua daerah di Jepang, dan dimulailah kepercayaan
terhadap dewa-dewa. Karena itu, di Shinto tidak ada pendiri agama maupun kitab
suci tertentu."Shinto" yang merupakan kepercayaan khas negara Jepang,
mempercayai tidak hanya satu dewa, melainkan "Delapan Juta Dewa",
atau dengan kata lain, dewa di mana-mana.Di tiap daerah dibuat
"Jinja" (kuil agama Shinto) tempat menyembah dewa.Meskipun orang
Jepang dikatakan menganut politeisme, namun sebenarnya lebih cenderung menganut
"animisme", yaitu pada dasarnya mereka menyembah alam.
Sejarah Jepang
memperlihatkan bahwa negeri itu menelrima berbagai macam pengaruh, baik
cultural maupun spiritual dari luar. Semua pengaruh itu tidak menghilangkan
tradisi asli, justru memperkaya kehidupan spiritual bangsa Jepang. Antara tradisi-tradisi asli dengan pengaruh-pengaruh dari luar
senantiasa dipadukan menjadi suatu bentuk tradisi baru yang jenisnya hamper
sama. Dalam bidang spiritual pertemuan antara tradisi asli Jepag dengan pengaruh-pengaruh dari luar itu telah membawa
kelahiran agama baru yaitu Agama Shinto. Agama
Shinto yang merupakan perpaduan antara paham serba roh (animisme) dengan pemujaan terhadap
gejala-gejala alam mempercayai bahwasanya semua benda baik yang hidup maupun
yang mati dianggap memiliki roh atau spirit, bahkan kadang-kadang dianggap punya
kemampuan untuk bicara, semua roh atau
spirit itu dianggap memiliki daya kekuasaan yang berpengaruh terhadap kehidupan
mereka (penganut Shinto), daya-daya kekuasaan tersebut mereka puja dan disebut
dengan “Kami”. Istilah “Kami” dalam agama Shinto dapat diartikan dengan “di
atas” atau “unggul”, sehingga apabila dimaksudkan untuk menunjukkan suatu
kekuatan spiritual, maka kata “Kami” dapat dialih bahasakan (diartikan) dengan
“Dewa” (Tuhan, God dan sebagainya). Jadi bagi bangsa Jepang kata “Kami”
tersebut berarti suatu objek pemujaan yang berbeda pengertiannya dengan
pengertian objek-objek pemujaan yang ada dalam agama lain.
Disamping mempercayai adanya dewa-dewa yang memberi
kesejahteraan hidup, mereka juga mempercayai adanya kekuatan gaib yang
mencelakakan, yakni hantu roh-roh jahat yang disebut dengan Aragami yang
berarti roh yang ganas dan jahat. Jadi dalam Shintoisme ada pengertian kekuatan
gaib yang dualistis yang satu sama lain saling berlawanan yakni “Kami” versus
Aragami (Dewa melawan roh jahat) sebagaimana kepercayaan dualisme dalam agama
Zarathustra (Zoroaaster) atau di Agama Hindu yang dikenal dengan Rwa Bhineda
(Dua yang berbeda).
Di negeri tersebut
terdapat ratusan ribu kuil dengan ciri khas pintu gerbang berwarna jingga yang
disediakan khusus bagi mereka yang berTuhan tapi tidak beragama. Kuil tersebut
bisa didatangi atau dimasuki oleh siapa saja dengan bebas. Pada dasarnya orang
Jepang sama sekali tidak memerlukan agama dalam kehidupan mereka sehari hari.
Mereka hanya memerlukan tempat untuk berdoa. Berdoa kepada siapa? Berdoa
kepada siapa saja yang mereka percayai. Berdoa kepada Tuhan atapun berdoa pada
diri sendiri.
Kapan sih waktu
sembahyang atau waktu mereka berdoa? Jawabannya adalah tidak ada waktu dan jam
khusus untuk berdoa. Kebanyakan orang hanya berdoa disaat berkunjung atau
wisata ke kuil, mengantar krabat atau kenalan.
Kuil didiirikan
tidak semata mata untuk berdoa tapi juga menunjukkan rasa hormat dan
kecintaannya pada apa yang dipuja atau dikagumi, bisa Tuhan atau
keindahan alam. Shinto sendiri artinya Jalan Tuhan, yang artinya mungkin banyak
jalan menuju Tuhan, kemanapun kita pergi, walau ke tempat terpencil atau puncak
gunung sekalipun pasti ada Tuhan
Di Malaysia Praktik animisme masih aktif dan
dipraktikkan secara terbuka atau tertutup tergantung pada jenis ritual animisme
yang dilakukan. Beberapa bentuk kepercayaan animisme tidak diakui oleh
pemerintah sebagai agama untuk keperluan statistic, meskipun praktik tersebut tidak
dilarang..Animisme
di praktikkan terutama oleh orang Melayu di Semenanjung Malaysia oleh orang
yang di kenal sebagai bomoh, di nyatakan juga di kenal sebagai dukun / pawang.
Di Malaysia Timur, animisme juga di praktikkan oleh jumlah yang semakin menurun
dari berbagai kelompok suku di
Kalimantan.
Kepercayaan Animisme Masyarakat Tanah Melayu berbentuk
kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus atau kekuatan gaib. Juga adanya kepercayaan kepada benda
hidup/tidak hidup yang dipandang mempunyai roh
seperti gunung, pohon besar, batu-batu besar, sungai dan sebagainya.
Juga kepercayaan kepada makhluk halus seperti jin, hantu, penunggu dan
sebagainya yang bisa memberikan rezeki, kesehatan, keharmonian ataupan
sebaliknya.Kepercayaan ini diwujudkan dengan mengadakan upacara-upacara
pemujaan seperti puja pantai di Terengganu, selamatan padi di Pahang, ketika
mulai menanam padi, turun ke laut, masuk hutan dan melakukan pengobatan penyakit.Di perkirakan bahwa
di provinsi Kalimantan masih terdapat 7,5 juta orang Dayak Kendayan yang
tergolong pemeluk animisme.
PANDANGAN ISLAM
TERHADAP ANIMISME.
Islam tidak membenarkan agama animisme sebab hal itu adalah
syirik (menyekutukan Allah) dan orang yang menjalankannya dinamakan
musyrik.Islam mengajarkan bahwa orang tidak boleh menghormati dan menyembah
selain Allah, sebagaimana yang ditegaskan dalam syahadat yang pertama.Roh
adalah rahasia Allah dan kita tidak diberikan pengetahuan kecuali hanya
sedikit. Dalam masyarakat Islam roh itu biasanya didoakan, dan dimintakan ampun
bukan malah dimintai bantuan seperti aliran animisme.
Dari Berbagai Sumber
Compiled : IDP Sedana
ARTIKEL TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Energi , Dinamisme dan Sains - 4 Fisika Quantum Menembus Ruang dan Waktu
|
Belum ada Komentar untuk "ANIMISME, NATURISME DAN SAINS - 3"
Posting Komentar