THE HISTORY OF JAVA, Bab I - IV
Buku asli Raffles The History of
Java, sebenarnya merupakan rekaman jejak dan karya Raffles mengenai hampir semua
segi kehidupan masyarakat Jawa dan merupakan referensi komprehensif
mengenai Jawa. Buku ini terdiri dari dua
volume. Volume pertama merupakan uraian inti tentang Jawa secara lengkap.
Volume kedua berisi informasi tambahan, seperti berbagai data statistik terkait
Jawa dimasa lampau dan lain sebagainya yang dikemas dalam lampiran-lampiran. Raffles membagi bukunya ke dalam 11 Bab, yang masing-masing babnya menjelaskan tentang
:
Bab I, Menceriterakan tentang Kondisi Geografis dan
Geologi Pulau Jawa
Raffles memulai Bab I dengan mendeskripsikan
kondisi geografis Pulau Jawa. Ia menarasikan kondisi umum pulau Jawa berupa
dataran rendah di sepanjang pantai utara. Digambarkan Susunan Bebatuan Pulau Jawa, dimana banyak ditemukan batu-batuan
berkilat seperti flint, prase,
hornstone, jasper, agate, cornelia dll. Juga ditemukan logam emas
dan perak, serta biji besi. Mineral yang ditemukan antara lain
scroll, quartz,
postpone, feldspar dan trap.
Digambarkan sebagian besar tanah di pulau Jawa subur dan gembur, dengan dua musim, musim panas dan musim hujan, sehingga
jenis sayur-sayuran seperti pete,
jengkol, dan kemlandingan,
ketela rambat, pohon sagu dapat tumbuh dengan baik. Jenis buah-buahan manggis
rambutan, langsat,belimbing,
mangga, jambu, pisang, nanas, papaya, melon, pohon asem, jeruk, sitrun, lemon,
plum beri liar, pir juga bisa tumbuh. Tanaman
Hias, seperti cempaka, tanjung, melati, kenanga, dan nagasari serta lebih
dari 60 jenis tanaman obat diteliti oleh Dr. Horsfield, Untuk pembuatan tikar
dibuat dari jenis daun pandan dan juga
dari serat pohon palem, yaitu gebang,
sedangkan kertas dibuat dari pohon glugo (morus
papyrifera). Untuk pewarna digunakan dari tanaman tom/nila, wong-kudu/merah, tanaman
eksotik/hitam, pohon nangka dan mangga/kuning.
Hutan Jati yang lebat, ditemukan di seluruh
provinsi timur, damar dibedakan jenisnya yaitu damar batu dan damar putih. Lada,
cengkeh dan kayu manis juga dibudidayakan serta anggur banyak ditanam di
provinsi timur. Juga tumbuh tanaman beracun atau
pohon upas (lateng : Bhs Bali).
Hewan Berkaki Empat
yang ditemukan : kuda, macan. Minyak kesturi disebut dedes, dihasilkan dari hewan rase. Jenis unggas seperti : bebek,
ayam, merpati, elang, joko wuru, burung
enggang, betet, selindit. Burung merak pun banyak ditemukan di hutan-hutan
lebat.
Macan Jawa
Ada dua varietas kura-kura, yaitu penyu dan
kombang. Ular yang banyak ditemukan adalah ular sawah, ular lanang, ular sawah macan, ular lampe, ular kadut
/karang.
Madu dan lilin diproduksi oleh 3 jenis lebah,
ditemukan pula ulat sutra, walang
sangit, dan kalajengking tetapi tidak mematikan.
Pada Bab II digambarkan oleh Raffles mengenai
penduduk asli Jawa yang rata-rata bertubuh pendek, bentuknya sempurna
dan tegap. Kaki mereka panjang dengan telapak kaki dan pergelangan kecil.
Keningnya tinggi, alisnya bagus, matanya hitam, hidungnya kecil dan pesek.
Mulutnya biasa bagus, berbibir lebar. Tulang pipinya tinggi, rambutnya lurus,
hitam. Tindak tanduknya sopan dan lemah lembut. Kulit orang jawa dikategorikan
kuning. Yang wanitanya secara umum biasa saja dan orang eropa menyebutkan kaum
wanitanya jelek. Orang jawa sederhana cenderung tunduk. Tidak pernah berkata
kasar, tenang dan tidak pernah mengusik kehidupan orang lain.
Populasi yang ada di Jawa tersebar tidak
merata dipengaruhi oleh kesuburan dan luas distrik yang ada. Jumlah seluruh
penduduk yang ada di Jawa dan Madura
sekitar 4.615.270. Cina berjumlah tidak kurang dari 100.000 jiwa. Bertani paling banyak dilakukan penduduk.
Nyaris tidak ada hambatan untuk menikah muda Karena mata pencaharian mudah
didapatkan dan tidak memerlukan kemewahan. Hukum memperbolehkan praktek
poligami hanya untuk kalangan tertentu saja.
Orang Bugis dan
Melayu tinggal di semua ibukota pelabuhan di Jawa,
sedangkan orang Arab, kebanyakan
ada dalam kaum pedagang, pemuka agama atau ulama. Budak, dibeli oleh orang-orang asing. Biasanya yang menjadi budak
adalah dari Bali dan Celebes.
Raja bergelar Susuhunan, Isteri raja disebut Ratu, Putra
Mahkotanya disebut Adipati, Perdana Menteri disebut Raden Adipati, Gubernur
dipanggil Regent dll. Petani
tinggal di umah limasan
Tempat tidur tinggi sedikit dari tanah, dinding dari bambu , atap dari rumput. Rumah
petinggi dinamakan umah chebluk
atau umah joglo. Rumah yang paling besar adalah rumah Penguasa
disebut umah tumpang. Tempat
tinggal Raja disebut keraton/kadaton singkatan
dari ka-da-tu-nan yang artinya rumah tempat tinggal raja dan ratu. Mereka berpakaian mewah ketika menghadiri
upacara tertentu.. Tiga bilah keris diletakkan di kanan kiri pinggang dan satu
di belakang. 1 milik pribadi, 1 keris warisan, 1 lagi keris yang diberikan oleh
ayah mertua
Orang Jawa karena mereka beragama islam
mereka tidak diperbolehkan memakan daging babi dan arak. Peralatan memasak oang Jawa sangat sederhana, terbuat dari tanah liat atau tembaga. Beras ditumbuk, dikukus, dimasak dengan
sedikit air menjadi nasi putih dan wangi. Kebiasaan mengunyah daun sirih
merupakan kebiasaan yang ada di semua kalangan. Minuman keras dibuat
sendiri dari fermentasi beras dan bawang
putih juga dari beras ketan.
Pada Bab III digambarkan mengenai Pertanian di Jawa
Kecintaan Raffles pada dunia botani terlihat
pada Bab III. Ia merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya
di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,”
demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa
menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”. Tidak ada pemandangan yang lebih indah untuk
mata atau imajinasi seseorang dibandingkan melihat lautan padi menguning di
lereng gunung dan buah-buahan di hutan yang siap dimakan.”
Pulau Jawa sangat baik untuk pertanian,
tanahnya sangat subur. Dari penduduk sebanyak 243.268 di Kabupaten Priangan,
209.125 adalah petani. Disamping bertani
mereka juga memelihara kerbau atau lembu, yang biasa digunakan untuk membajak
sawah dan beberapa ekor ternak unggas. Sapi Jawa berasal dari keturunan sapi
India. Cara mereka bertani adalah dengan bajak, alat
yang digunakan adalah alat penggaru, arit, pacul, ani-ani dan pisau pembabat.
Memetik Teh
Pohon aren yang banyak tumbuh di Jawa yang bisa menghasilkan semacam sagu apabila
persediaan berkurang maka pohon aren ini ditebang untuk diambil sagunya. Untuk
menghasilkan minyak lampu , ditanam kacang tanah , penden atau tana dan jarak. Minyak
dihasilkan dengan memggiling biji, dipisahkan dengan ampasnya, diperas kemudian direbus. Tebu yang paling bagus batangnya
adalah yang berwarna ungu gelap dan tinggi sekitar 3 meter, penduduk biasanya
menikmati langsung sari tebu dari batangnya.
Tanaman kopi yang dibawa ke Jawa oleh
pemeritah kolonial Belanda di awal abad 18,
ditanam oleh penduduk atas paksaan mandor yang diupah
pemerintah. Lada pada awalnya merupakan produk ekspor utama dari Jawa. Kapas Jawa menjadi satu-satunya bahan baku
pakaian penduduk. Tembakau biasa disebut dengan tombaki atau sata. Tembakau
ditanam bergantian dengan padi. Dipanen satu kali tiap tahunnya. Gandum dibawa
oleh bangsa Eropa. Ditanam pada bulan Mei dan dipanen bulan Oktober. Kentang
baru ditanam dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Beberapa penduduk menjadikan
kentang sebagai makanan pokok.
Di Jawa terdapat campur tangan yang
berlebihan dari penguasa dan telah meniadakan kebebasan dalam cara bertani dan
tanaman yang harus dipelihara para petani.
Hanya sebagian kecil dari pajak yang
dikumpulkan masuk ke kas negara. Sebagian besar dibagikan diantara pegawai
pemerintah dan untuk pembiayaan beberapa keperluan. Penyewaan tanah bervariasi
berdasarkan jenis tanah. Di lahan sawah jumlah yang diminta penguasa adalah 1/2
atau 1/4 bagian, tergantung baik atau tidaknya lahan tersebut Petani juga
dibebani Pajak atas tanah, pajak rumah.
Ada juga biaya perbaikan jalan, jembatan, pembuatan bendungan, irigasi, dan
lainnya.
Pemerintahan
Inggris dalam usaha untuk
meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani mengubah peraturan sewa tanah
dan bagi hasil yang ada. Sewa sawah akan dihitung berdasarkan produksi padi.
Sementara lahan tegal akan dihitung berdasarkan produksi jagungnya.
Pada Bab IV ditulis
mengenai Jenis Kerajinan Tangan yang ada.
Istilah untuk pandai besi dan pembuat pisau
adalah Pandai/empu, untuk pembuat rangka keris disebut Meranggi dan pembuat pegangan tombak dll disebut tukang deder. Batu bata banyak dibuat
untuk membangun rumah orang Eropa, Cina,
dan rumah pejabat atau kalangan atas Jawa. Rumah penduduk biasa menggunakan
atap ilalang dari daun nipa atau bayu. Tikar dibuat dari beberapa jenis daun
pandan, atau sejenis tanaman mendong, bisa juga dari jenis daun palem Topi
payung lebar disebut caping, terbuat dari bambu dan diberi warna aneka ragam.
Bahan utama pakaian adalah kapas. Kapas yang
telah dibersikan dinamakan kapok. Proses pemisahan biji menggunakan alat
penggiling. Kemudian dipintal, setelah menjadi benang. Ditenun hingga menjadi
kain. Kain diwarnai sebelum ditenun,
sedangkan batik diwarnai setelah ditenun. Kain batik dibedakan menjadi batik
putih, batik lalur ireng, dan batik lalur bang.Kertas berasal dari pohon muda
gluga (morus papyrifera)
Gula Jawa,terbuat dari
kelapa, aren Proses pembuatannya: cairan
direbus dalam kuali tanah selama beberapa jam,lalu dituang dalam mangkok daun
dan dibiarkan dingin sampai bentuknya mengeras. Gula tebu hanya dibuat oleh
orang Cina .Cairan dihasilkan dengan memeras tebu diantara dua gerinda,terkadang
diputar dengan kincir angin, Proses pembuatan arak, ketan ditaruh didalam tong,
disekelilingnya dituang air dan diatasnya dituangi gula cair. Setelah didiamkan
selama 2 hari, dipindahkan ke tong yang lebih besar, dengan ditambahkan air dan gula cair.Setelah tercampur
dibiarkan terfermentasi selama 2 hari, dan ditaruh dalam pot-pot tanah kecil, ditutup
untuk 2 hari, baru kemudian disuling..
Kain lebar untuk keperluan seragam tentara
dibuat dari kapas buatan local. Di Semarang terdapat lima pabrik pakaian, yang
juga memproduksi kaus kaki katun, sarung tangan, tas, sabuk pedang, pelana,
tali kekang dan lain-lain.
Compiled : IDP Sedana
BACA JUGA , KLIK DIBAWAH INI :
BACA JUGA , KLIK DIBAWAH INI :
Perdagangan dan Agama - Raffles 4 |
Intisari Agama Hindu 1 |
Pura Ratu Patih |
Peninggalan Prabu Kalianget Reinkarnasi, Ilmiahkah 1 |
Belum ada Komentar untuk " KONDISI GEOGRAFIS, PENDUDUK, PERTANIAN - RAFFLES 3"
Posting Komentar