THE HISTORY OF JAVA,
Bab V, VI
Bab V, menceriterakan mengenai Perdagangan di Jawa serta pembahasan mengenai agama
tercantum dalam bab ini juga. Dimulai dengan penaklukan Kerajaan Belanda
pada tahun 1672 oleh Perancis dibawah pimpinan Louis XIV. Bangsa Belanda
memiliki jiwa yang bebas, yang diinspirasi oleh pemerintah mereka yang bebas, dan
juga kemajuan perdagangan yang terbangun dari hubungan mereka dengan
bangsa-bangsa Timur. Perusahaan Belanda memilih Batavia sebagai ibukota, karena
Batavia juga menjadi penghubung antara Negara-negara di Hindia Timur.Letaknya
tepat dijalur ramai antara India ke Cina dan Jepang, Pasar atau peken merupakan
tempat berkumpul untuk saling menukar kebutuhan yang ada di seluruh wilayah
provinsi,yang biasanya diadakan 2 kali seminggu.
Disamping Rel
Ekspor dari Jawa terdiri dari beras, sayuran, garam, minyak, tembakau, kayu jati, kain
Jawa, perabot kuningan, hasil pertanian dan industri. Barang impor utama untuk
Jawa adalah gambir dari lingen (Lingga) dan rhio, dikirim sebanyak 20-30 ribu
pikul.selain itu juga pamur logam untuk melapisi keris yang diimpor dari
Biliton dan Celebes. Sejak dikuasainya jalur perdagangan besar oleh kapal-kapal
Inggris yang berlayar dari Kalkuta, Madras dan Bombay dengan membawa barang
pecah belah, opium dan produk-produk lain yang ditukar dengan uang tunai, biji
emas, lilin, timah, kamper Jepang, sagu dan kayu jati, maka terjadi perdagangan
yang intensif antara kedua wilayah ini. Pedagang Amerika membeli kopi dari Jawa
dengan harga rata-rata 18 dolar Spanyol setiap pikul di Batavia, dan kemudian
secara tidak langsung menjualnya ke Perancis dengan keuntungan mencapai seratus
persen.
Orang-orang Cina biasanya bersikap supel, ulet dan mudah disuap, dan pada awalnya mereka
tidak pernah gagal dalam mengadu untung dengan orang Belanda. Hampir sejak
semula mereka telah menjadi kaki tangan Belanda. Mereka mendapatkan untung dari
seluruh monopoli hasil pertanian. Orang-orang Cina adalah penduduk yang rajin
bekerja dan sangat berguna bagi pemerintah Belanda, tetapi mereka adalah orang-orang
yang juga sangat berbahaya,bisa menjadi penjahat seperti setan bagi negeri ini.
Penganut ajaran agama islam di sini sangat
berbeda dengan Negara yang menganut ajaran islam kuno, seperti Persia,Turki,
atau Arabia.. Dibeberapa daerah terdapat penganut agama Kristiani, dan juga ada
bangsa Cina, dan hidup membaur dengan penganut ajaran Islam. Baik ajaran
positif dari agama Islam maupun ajaran dari para ulama Arab,tidak dapat membuat
bangsa asli meninggalkan kepercayaan dan adat-istiadat mereka sendiri secara
keseluruhan. Bangsa Belanda memiliki tujuan,sebagai kebijakan utamanya, untuk
menyebarkan agama Kristiani di kepulauan timur. Para pengajar agama yang
sebelumnya tinggal di Batavia,disebarkan ke gugusan pulau-pulau kecil,yang
membentang dari Bali dan Lombok (Sasak) menuju Pulau Timor. Pulau-pulau,dimana
ajaran kristiani berkembang denngan pesat adalah di pulau Ende atau Mengarai, Pulau
Timor dan di Ambon.
Dari tahun 1611, ketika Belanda membangun
hubungan dagang dengan Jepang hingga tahun 1671 (dalam periode 60 tahun), spekulasi
dagang antara mereka tidak terhalangi apapun, dan membuahkan keuntungan yang
sangat besar. Saat itu adalah masa keemasan dalam hubungan dagang
Belanda-Jepang.
Dalam Bab VI dilukiskan Karakter Penduduk di Jawa. Ditopang sejumlah
data dan argumentasi, Raffles menilai kebijakan pemerintah Belanda tidak tepat.
Baru setelah kedatangan Inggris, sejumlah perbaikan pertanian bisa diusahakan. Meskipun
tidak terdapat lembaga yang mengajarkan ilmu pengetahuan, pemikiran dan
perasaan orang Jawa tajam dan peka, penilaian mereka tentang karakter biasanya
tepat. Paham Islam pun tidak dapat membebaskan mereka dari takhayul dan
ketaatan yang telah dilaksanakan sejak
dulu. Sehingga penduduk Jawa menggabungkan kepercayaan dari adat istiadat
sebelumnya dengan sistem agama Islam.
Raffles menggambarkan sangat positif karakter
penduduk Jawa. Mereka tidak berprasangka
dan tidak keras kepala. Umumnya memperlihatkan perasaan terpuji dan ramah.
Nasionalisme mereka sangat kuat Orang-orang
yang tinggal di sekitar Batavia adalah masyarakat terburuk di pulau Jawa, karena
hubungan yang lama dengan orang-orang
asing, berakibat fatal bagi moral
penduduk kelas rendah di Bantam (Banten). Pada kelas rendah
tampak sederhana, alami dan jujur. Sedang pada kelas tinggi tampak kekerasan,
kepura-puraan dan hasrat yang tamak. Masyarakat Jawa sebenarnya penduduk yang
dermawan dan ramah jika tidak diganggu dan ditindas. Mereka jarang menimbun
kekayaan dan memperlihatkan watak yang pelit. Orang Jawa juga sangat sensitif
terhadap sanjungan dan pemalu. Namun
sayangnya mereka kehilangan sebagian besar semangat tempur yang dimiliki nenek
moyang mereka. Orang Jawa adalah orang yang rajin dan senang bekerja.
Raja dan Ratu
Raja yang lalim adalah pemilik semua tanah. Pemegang
kedaulatan disebut Susuhunan atau Sultan. Pejabat eksekutif tertinggi atau
Perdana Menteri di pemerintah Jawa disebut Raden Adipati, yang bertugas
mengatur kerajaan. Sedagkan pandangan
Mr. Hogendorp mengenai prinsip utama dari sistem feodal di Jawa adalah
tanah milik Raja, sedangkan penduduk yang ada di wilayah tersebut adalah budak
raja. Oleh karena itu mereka tidak diperkenankan memiliki tanah. Raja-raja
Jawa. selalu berperang dengan tuan tanah, sampai kekuasaan dan pengaruh Belanda
menciptakan kembali ketenangan umum. Pemerintah eksekutif di daerah disebut Bupati.
Gelar dari para Bupati ini antara lain Adipati, Tumenggung atau Ngabei. Bupati
Madura dinamakan Panembahan, penguasa Sumenap dinamakan Pangeran. Raja Madura
menikmati gelar tersebut dari keturunannya, sedangkan raja Sumenap membelinya
dengan harga tinggi dari Gubernur Jendral.
Bila seorang dari mereka meninggal, mereka digantikan oleh anak laki-lakinya
atau oleh siapa saja yang mau membeli jabatan tersebut dengan harga tertinggi,
Untuk mengumpulan
beras dan hasil bumi untuk diserahkan kepada VOC, mereka memaksa dan memeras
para penduduk. Beberapa Bupati ketika menderita kekurangan uang dan ditekan
oleh kebutuhan, menjual sebagian desanya kepada orang Cina. . Sangat memalukan
bagi Perdana Menteri apabila ia tidak dapat menjaga wilayah yang dipercayakan
kepadanya.
Pejabat
Kekuasaan hukum dan eksekutif
biasanya dipegang oleh satu orang. Undang-undang tertulis di pulau ini
berdasarkan pada Al-Qur’an. Sebab mayoritas penduduk memeluk agama islam selama
kurang lebih tiga setengah abad terakhir. Lembaga pengadilan tertinggi dibagi
menjadi 2 : Penghulu dan Jaksa. Penghulu mengatasi masalah perkawinan,
perceraian, warisan, kontrak dan beberapa hal mengambil alih wewenang Jaksa.
Sedangkan Jaksa menangani hal kecil seperti pencurian, perampokan, dst. Pengadilan
umum yang dipimpin oleh Penghulu dilaksanakan di serambi atau beranda masjid.
Sedangkan Kitab perundang-undangan Jawa dibagi menjadi dua. Ada yang bersumber
dari hukum islam, ada juga yang bersumber dari adat kebiasaan. disebut Yudha Negara.
Karya paling awal yang berkaitan dengan
yurisprudensi yang menjadi bahan rujukan adalah karya dari Jugul Muda Patih,
atau Mentri Sri Ma’ Punggung. Pada masa kekuasaan Demak undang-undang Jawa
mulai dibuat dengan memadukan yurisprudensi Islam. Raja diharuskan untuk selalu bijaksana dalam
menerapkan hukum agama islam. Semua penyimpangan hukum Islam didukung oleh Yudha
Negara. Dalam perkara sipil, pribumi dan
Cina di daerah Batavia menggunakan hukum
yang diterapkan sama seperti kepada penduduk Eropa. Di Bantam (Banten),
pengadilan terhadap penjahat pribumi diserahkan pada Sultan, sedangkan
kejahatan yang dilakukan orang Cina yang bermukim disana diperlakukan seperti
orang Cina di Batavia, diadili menurut hukum Eropa.
Di bawah pemerintahan pribumi, Perdana Menteri
(Raden Adipati) adalah juga sebagai Kepala Kepolisian, yang memiliki otoritas
sama besar dengan setiap departemen lain. Setiap desa dipimpin oleh kabayan
atau asisten. Dibawah pemerintahan pribumi,
semua penduduk pria yang bisa menggunakan senjata dapat menjadi anggota militer,
sedangkan Raja, sebagai Senapati atau
pemimpin perang. Dari semua persenjataan, yang paling khas di pulau-pulau
Hindia Timur adalah keris. Istilah :untuk tentara adalah prajurit. Pengawal
raja, Tamtomo. Saragni, pengawal yang membawa senjata api. Gandek, kurir
pembawa pesan. Semut gatal, pembantu angkatan bersenjata. Prawireng, orang yang
pernah termasyhur dalam pertempuran. Magatsih, orang yang mengorbankan kepentingannya.
Trunalayang, pemuda gagah berani. Judi pati, orang yang berani mengambil
resiko. Nirbaya, orang yang bisa mengatasi rasa sakit.
Orang-orang Jawa harus tunduk
pada penindasan yang berat, dan perlakuan yang curang. Ketika seorang pemimpin merayakan
sesuatu, penduduk berkewajiban membawa
buah-buahan, beras, unggas, dan bahkan kerbau serta uang semampunya. Tidak ada
satupun dari para pemimpin ini yang melewati sebuah desa tanpa meminta apa yang
dia inginkan dan menindas dengan kasar orang Jawa kebanyakan.
Menurut sistem feodal, semua tanah adalah
milik raja, yang diserahkan sementara kepada rakyatnya sebagai imbalan atas
jasa militer dan jasa lain yang telah dilakukan. Karena itu Pemerintah Inggris
melakukukan perubahan menyeluruh pada sistem penghasilan. Keputusan untuk
menghapuskan semua sistem pajak yang menindas. Tidak ada kekuasaan
sewenang-wenang yang bisa membiarkan mereka mengganggu para petani. Apapun
hasil produksi yang diambil untuk
pelayanan umum, dibayar dengan harga pasar yang adil.
Compiled : IDP Sedana
BACA JUGA, KLIK DIBAWAH INI :
BACA JUGA, KLIK DIBAWAH INI :
Tanda-Tanda Kebesaran, Raffles 5 |
Energi Spiritual 1 |
Fisika Quantum, Menembus Ruang dan Waktu 1 |
Ganesha Dewa Penangkal Rintangan Simulasi Gelombang Otak 1 |
Belum ada Komentar untuk "PERDAGANGAN DAN AGAMA - RAFFLES - 4"
Posting Komentar