Kadang-kadang
saya mendapakan pertanyaan mengenai
makna Patram, Puspam, Phalam dan Toyam.
Untuk itu dibawah ini disajikan mengenai hal tersebut, tetapi sebelumnya
akan diuraikan secara singkat isi Bhagawad Gita, dimana Patram, Puspam, Phalam dan
Toyam, tercantum dalam Bab IX, Ayat 26.
Sri Krisna, Sais
Arjuna (Google Image)
BHAGAWAD GITA
Merupakan bagian dari Mahabharata
dalam bentuk dialog antara Sri Krishna, personalitas Tuhan Yang Maha Esa dengan Arjuna murid langsung Sri Kresna , yang menguraikan ajaran-ajaran filsafat vedanta. Secara harfiah, arti Bhagavad Gita adalah "Nyanyian Sri Bhagawan (Bhaga = kehebatan sempurna, van = memiliki, Bhagavan =
Yang memiliki kehebatan sempurna, ketampanan sempurna, kekayaan yang tak
terbatas, kemasyuran yang abadi, kekuatan yang tak terbatas, kecerdasan yang
tak terbatas, dan ketidak terikatan yang sempurna,
yang dimiliki sekaligus secara bersamaan).
Bhagawad Gita merupakan ajaran universal yang diperuntukkan untuk seluruh umat manusia,
sepanjang masa. Untuk mengetahui rahasia kehidupan sejati di dunia ini sehingga
dapat terbebaskan dari kesengsaraan dunia dan akhirat . Umat Hindu
meyakini, Bhagawad Gita merupakan ilmu pengetahuan abadi, yakni sudah ada sebelum umat
manusia menuliskan sejarahnya dan ajarannya tidak akan dapat dimusnahkan.
Bhagawad Gita terdiri dari 18
bab, yaitu:
BAB 1 Arjuna Wisada Yoga,
mengenai Peninjauan tentara-tentara di medan perang Kurukshetra, dan menguraikan
keragu-raguan dalam diri Arjuna. Arjuna
tergugah kenestapaan dan rasa kasih sayang, sehingga kekuatannya menjadi lemah,
pikirannya bingung, dan dia tidak dapat bertabah hati untuk bertempur.
BAB II Samkhya Yoga, menguraikan ajaran yoga dan
samkhya, dan tentang Arjuna menyerahkan diri sebagai murid kepada Sri
Krishna, kemudian Sri Krishna memulai ajaran-Nya. dengan
menjelaskan perbedaan pokok antara badan jasmani yang bersifat sementara dan
sang roh yang bersifat kekal dan menjelskan proses perpindahan sang roh, sifat
pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
BAB III Karma Yoga,
menguraikan mengenai semua orang harus melakukan kegiatan di dunia ini. Tetapi perbuatan dapat mengikat diri seseorang pada dunia
ini atau membebaskan dirinya dari dunia dengan cara bertindak untuk mengabdi
kepada Tuhan, tanpa mementingkan diri sendiri.
BAB IV Jnana Yoga, menguraikan, pengetahuan
rohani tentang sang roh, Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan
antara sang roh dan Tuhan.
Serta bagaimana menyucikan
dan membebaskan diri manusia dengan pencapaian yoga melalui ilmu pengetahuan rohani. Pengetahuan seperti itu adalah hasil perbuatan bhakti
tanpa mementingkan diri sendiri (karma yoga).
BAB V Karma
Samnyasa Yoga,, menguraikan
mengenai orang yang
bijaksana yang sudah disucikan dengan pengetahuan rohani,
secara lahiriah melakukan segala kegiatan tetapi melepaskan ikatan terhadap
hasil perbuatannya.
BAB VI Dhyana Yoga, menguraikan tentang astanga yoga,
sejenis latihan meditasi lahiriah, mengendalikan pikiran dan indria-indria dan
memusatkan perhatian kepada Paramatma (Roh Yang Utama, bentuk Tuhan yang
bersemayam di dalam hati).
BAB VII. Jnana Widnyana
Yoga, menguraikan pencapaian yoga karena budi dan pengetahuan tentang Yang Mutlak. Sri Krishna adalah Kebenaran Yang Paling
Utama, Penyebab yang paling utama dan kekuatan yang memelihara segala sesuatu,
baik yang material maupun rohani. .
Roh-roh yang sudah maju menyerahkan diri kepada Krishna dalam pengabdian suci
bhakti, sedangkan roh yang tidak saleh mengalihkan pikirannya kepada
obyek-obyek sesembahan yang lain.
BAB VIII Aksara
Brahma Yoga, menguraikan hakikat akan kekekalan Tuhan. Cara Mencapai Yang Maha kuasa. Seseorang dapat mencapai tempat tinggal Krishna Yang Paling Utama, di luar dunia material, dengan cara ingat kepada Sri Krishna dalam bhakti semasa hidupnya,
khususnya pada saat menjelang
meninggal.
BAB IX Raja Widya Rajaguhya Yoga (Pengetahuan Yang Paling Rahasia), menguraikan hakikat kekekalan Tuhan, sebagai raja dari segala ilmu pengetahuan (widya) .
Sang roh mempunyai hubungan yang
kekal dengan Krishna melalui pengabdian suci bhakti yang bersifat rohani.
Dengan menghidupkan kembali bhakti yang murni, seseorang dapat kembali kepada
Sri Krishna di alam rohani.
BAB X Wibhuti Yoga,
menguraikan mengenai sifat hakikat Tuhan yang absolut/mutlak tanpa awal,
pertengahan dan akhir. Segala fenomena ajaib yang
memperlihatkan kekuatan, keindahan, sifat agung atau mulia, baik di dunia
material maupun di dunia rohani. Krishna, Tuhan Yang Maha Esa, adalah
tujuan sembahyang tertinggi bagi para mahluk.
BAB XI Wiswarupa Darsana Yoga, Bentuk Semesta,
menguraikan tentang Sri Krishna menganugrahkan penglihatan rohani kepada
Arjuna. Ia memperlihatkan bentuk-Nya yang tidak terhingga dan mengagumkan
sebagian alam semesta.
Dengan
cara demikian, Krishna membuktikan secara meyakinkan identitas-Nya sebagai Yang
Maha Kuasa. Krishna menjelaskan bahwa bentuk-Nya sendiri yang serba tampan dan
dekat dengan bentuk manusia adalah bentuk asli Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang
dapat melihat bentuk ini hanya dengan bhakti yang murni.
BAB XII Bhakti Yoga,
Pengabdian Suci Bhakti, menguraikan tentang cara yoga dengan bhakti, pengabdian suci yang murni kebada Sri Krishna. Merupakan cara tertinggi untuk mencapai cinta bhakti yang murni kepada
Krishna, tujuan tertinggi kehidupan rohani. Orang yang menempuh jalan tertinggi
ini dapat mengembangkan sifat-sifat suci.
BAB XIII Ksetra Ksetradnya Yoga, menguraikan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam hubungan dengan purusa
dan prakrti, mengenai perbedaan antara badan, dengan sang roh dan Roh Yang Utama. Orang yang mengerti perbedaan antara badan, dengan sang roh
dan Roh Yang Utama yang melampaui badan dan roh, akan mencapai pembebasan dari
dunia material.
BAB XIV Guna Traya
Wibhaga Yoga, membahas
Triguna (tiga sifat alam material) - Sattvam, Rajas dan Tamas, semua roh
terkurung dalam badan di bawah pengendalian tiga sifat alam material; kebaikan
(sattvam), nafsu (rajas) dan kebodohan (tamas)..
Sri Krishna menjelaskan arti sifat-sifat alam tersebut, bagaimana sifat-sifat
itu mempengaruhi diri kita, bagaimana cara melampaui sifat-sifat alam sera
cirri-ciri orang yang sudah mencapai keadaan rohani.
BAB XV Purusottama Yoga,
menguraikan beryoga pada purusa yang Maha Tinggi, Tujuan utama pengetahuan veda adalah melepaskan diri dari
ikatan dunia material dan mengerti Sri Krishna sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha
Esa. Orang yang mengerti identitas Krishna yang paling utama menyerahkan diri
kepada Krishna dan menekuni pengabdian suci kepada Krishna.
BAB XVI Daiwasura
Sampad Wibhaga Yoga, membahas mengenai hakikat tingkah-laku manusia,
sifat rohani dan sifat jahat. Orang yang
mempunyai sifat-sifat jahat dan hidup sesuka hatinya, tanpa mengikuti aturan
Kitab Suci, dilahirkan dalam kehidupan yang lebih rendah dan diikat lebih
lanjut secara material. Tetapi orang yang memiliki sifat-sifat suci dan hidup
secara teratur, dengan mematuhi isi Kitab Suci, berangsur-angsur mencapai
kesempurnaan rohani.
BAB XVII Sraddha Traya
Wibhaga Yoga, menguraikan mengenai golongan-golongan keyakinan. Ada
tiga jenis keyakinan:
a.
Keyakinan
yang bersifat Sattvik, menunjukkan prilaku yang suci, dalam memuja Tuhan dan
para Dewa.
b.
Keyakinan
yang bersifat rajasik, yang memuja para yaskha, rakshasa (setan dan iblis),
yang memberikan harta dan kesejahteraan duniawi.
c.
Keyakinan
yang bersifat tamasik, adalah sifat-sifat kegelapan total, mereka amat serakah,
tidak suci, amat sensual, malas, dan penuh dengan sifat-sifat negatif. Perbuatan yang dilakukan oleh orang yang keyakinannya
bersifat nafsu dan kebodohan hanya membuahkan hasil material yang bersifat
sementara, sedangkan perbuatan yang dilakukan dalam sifat kebaikan, menurut
Kitab Suci, menyucikan hati dan membawa seseorang sampai tingkat keyakinan
murni terhadap Sri Krishna dan bhakti kepada Krishna.
BAB XVIII Moksa Samnyasa
Yoga, menguraikan
mengenai kesempurnaan pelepasan ikatan, merupakan kesimpulan dari
semua ajaran yang menjadi inti tujuan agama yang tertinggi. Krishna menjelaskan arti pelepasan ikatan dan efek dari
sifat-sifat alam terhadap kesadaran dan kegiatan manusia. Krishna menjelaskan
keinsafan Brahman, kemuliaan Bhagavad Gita, dan kesimpulan utama Bhagavad gita;
jalan kerohanian tertinggi, berarti
menyerahkan diri sepenuhnya tanpa syarat dalam cinta bhakti kepada Sri Krishna.
Jalan ini membebaskan seseorang dari segala dosa, membawa dirinya sampai
pembebasan sepenuhnya dari kebodohan dan kemungkian ia kembali ke tempat
tinggal rohani Krishna yang kekal.
Compiled : IDP Sedana
Sumber :
1.
KMHDI
NTT, Rangkuman Bhagawad Gita
2.
Legenda
Kitab Suci, Bhagavad Gita
3.
Pendit,
Nyoman S, Bhagavatgita
4.
Srila
Prabhupada, Bhagawad Gita as It Is
5.
Wikipedia
Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas
BACA JUGA :
BACA JUGA :
Preti Sentana Prabu Kalianget 1 |
Tubuh Manusia dan Latihan Spiritual |
Misteri Roh 1 |
Babad Dalem Kaleran |
Jainisme, Agama yang Atheis 1 |
Belum ada Komentar untuk "INTI SARI BHAGAWAD GITA"
Posting Komentar