Sam
Parnia, dokter asal Inggris adalah orang pertama di dunia yang membuktikan
eksistensi "roh" dengan percobaan ilmiah. Program percobaannya meliputi
: pasien yang sudah meninggal
"roh"-nya bisa mengambang, masih dapat melihat badannya, melihat para
dokter yang sedang berupaya
menyelamatkannya, melihat lampu di langit-langit. Secara ilmiah dijelaskan : „Roh“ adalah personifikasi dari hasil kerja
otak. Pada pasien-pasien
tsb bagian otak depan mereka (frontal
lobe) tidak berfungsi dengan baik disebabkan oleh sakit yg dideritanya.
Bagian otak tersebutlah yg mengontrol emosi, mencegah agar tidak marah berlebihan dan merusak barang-barang di sekitar atau melukai orang-orang di sekitar. Pada saat frontal lobe tidak berfungsi dengan baik, sebagian dari
„roh“ seolah-olah hilang. Para
fisikawan yang inovatif dan modern telah mengadakan penelitian yang sangat penting yang memiliki
pengaruh kuat pada pemahaman tentang paranormal dan alam roh. Para Fisikawan
saat ini telah menemukan bahwa tidak ada konflik sama sekali antara fisika
dengan kepercayaan paranormal dan alam roh. Mereka telah menunjukkan bahwa
fenomena yang kita sebut “paranormal” adalah normal dan konsisten dengan
hukum-hukum sains.
Menurut
pandangan Agama Hindu, Roh (Atman) adalah percikan kecil dari
Paramatman (Tuhan / Hyang Widhi / Brahman – dengan N sebagai huruf terakhir). Atman
di dalam badan manusia disebut Jiwatman, yang menyebabkan manusia hidup. Atman dengan Badan adalah laksana kusir
dengan kereta. Kusir adalah Atman yang mengemudikan dan kereta adalah badan. Demikian Atman itu menghidupi sarva prani
(mahluk) di alam semesta ini. Ia adalah jiwa yang paling sempurna, Ia adalah
yang paling kecil, yang menguasai pengetahuan, yang bersembunyi dalam hati dan
pikiran, dan tetap abadi.
Oleh
karena Atman itu merupakan bagian dari Brahman/Tuhan, maka Atman pada
hakekatnya memiliki sifat yang sama dengan sumbernya, yakni Brahman itu
sendiri. Atman bersifat sempurna dan kekal abadi, tidak mengalami kelahiran dan
kematian, bebas dari suka dan duka.
Perpaduan
Atman dengan badan jasmani, menyebabkan mahluk itu hidup. Atman yang menghidupi
badan disebut Jiwatman. Dia terpengaruh oleh sifat-sifat maya
yang menimbulkan awidya (kegelapan). Atman
melupakan sifat alaminya dan dengan keliru mengidentifikasikan dirinya dengan tubuh.
Pengindentifikasian yang salah ini adalah penyebab dari keterikatan dengan
keberadaan materi, keinginan dan kesenangan,
rasa sakit dan penderitaan dalam siklus kelahiran dan kematian dalam dunia yang
penuh dengan peristiwa. Tujuan
utama dari kehidupan keagamaan Hindu, untuk mentransendentalkan seseorang,untuk menyadari sifat
alami seseorang, yang merupakan sifat ketuhanan yang suci,dan murni. Kesadaran
ini disebut dengan moksa,atau pembebasan dari jiwa,dari siklus kematian dan
kelahiran,yang menghasilkan penyatuan dengan Tuhan.
Jadi
manusia lahir dalam keadaan awidya, yang menyebabkan ketidak sempurnaannya.
Atman itu tetap sempurna, tetapi manusia itu sendiri tidaklah sempurna. Manusia
tidak luput dari hukum lahir, hidup dan mati. Walaupun manusia itu mengalami
kematian, namun Atman tidak akan bisa mati. Hanya badan yang mati dan hancur,
sedangkan Atman tetap kekal abadi.Ibarat orang yang menanggalkan
pakaian lama dan menggantikannya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan
badan tua dan memasuki jasmani yang baru. Jiwatman
yang terbelengu berpindah dari satu badan ke badan yang lain. Setiap
kelahirannya membawa badan, hidup dan pikiran yang terbentuk dari pada prakerti
menurut evolusinya dimasa yang lalu dan kebutuhannya dimasa yang akan datang. Apabila
badan jasmani yang menjadi tua dan hancur, maka alam pikiran sebagai pembalut
jiwa merupakan kesadaran baginya untuk berpindah -pindah
dari satu badan ke badan yang lain yang disebut reinkarnasi atau phunarbhawa
sesuai dengan karmaphalanya (hasil perbuatannya di dunia). Karena itu Atman
tidak selalu dapat kembali kepada asalnya yaitu ke Paramaatman. Orang-orang
yang berbuat baik di dunia akan menuju sorga dan yang berbuat buruk akan jatuh
ke Neraka. Di Neraka Jiwatman itu mendapat pahala sesuai dengan hasil perbuatannya.
Karena itulah penjelmaan terus berlanjut sampai Jiwatman sadar akan hakekat
dirinya sebagai Atman, terlepas dari pengaruh awidya dan mencapai Moksa yaitu
kebahagiaan dan kedamaian yang abadi serta kembali bersatu kepada asalnya.
Walaupun
kata sanskrta atman secara umum diterjemahkan sebagai jiwa, atman dan jiwa
tidak berubah yang berbeda dengan pengertian Barat mengenai jiwa. Apa yang
disebut dengan jiwa oleh orang barat disebut dengan manas (atau sukma sarira).
Dalam pandangan Hindu,
pikiran, kecerdasan dan ego
muncul dalam atman, dalam tubuh fisik. Atman juga terkadang diterjemahkan
sebagai jiwa (spirit) atau diri.
Atman
tetap kekal abadi. Ibarat orang yang menanggalkan pakaian lama dan
menggantikannya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan badan tua dan
memasuki jasmani yang baru. Jiwatman yang terbelengu berpindah dari satu badan
ke badan yang lain. Setiap kelahirannya membawa badan, hidup dan pikiran yang
terbentuk dari pada prakerti menurut evolusinya dimasa yang lalu dan
kebutuhannya dimasa yang akan datang.
BACA
JUGA, KLIK DIBAWAH INI :
3 . Agama Zen 1
4. Animisme, Dinamisme dan Sains 1
5.
Evolusi
Roh, Di Level Mana Roh Kita Berada 1
6. Dinasti Rama Kontroversi Ramayana
7. Tantra, Pemujaan Kepada Cakti
Compiled : IDP Sedana,
Drs, MBA.
SUMBER :
dicantumkan pada Artikel Misteri Roh, yang terakhir.
Belum ada Komentar untuk "MISTERI ROH (I)"
Posting Komentar