Komposisi
tubuh manusia, dikenal dengan Tri Sarira yang terdiri dari :
1. Stula
Sarira, lapisan
terluar dari tubuh, disebut juga badan
kasar badan fisik atau badan wadah.
2. Suksma
Sarira lapisan tubuh yang tidak dapat dilihat atau
disentuh, seperti pikiran manusia. dan,
3. Antakarana
Sarira, adalah
lapisan tubuh yang paling halus, yang disebut Atman. Tubuh manusia (Stula
Sarira) adalah alat dari pikiran (Suksma Sarira). Sedangkan (Antakarana Sarira)
= “atman” yang menentukan gerak pikiran
manusia.
ANTAKARANA
SARIRA.
Antakarana Sarira adalah lapisan tubuh yang paling halus, yang disebut ‘Atman’. Antakarana Sarira juga disebut badan penyebab. Atman menghidupi jiwa manusia. Atman membuat manusia bisa hidup, bergerak, dan memiliki rasa. Atman adalah lapisan tubuh yang paling kuat dalam tubuh manusia. Atman juga merupakan bentuk perilaku dan gerak pikiran manusia. Pikiran dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Satwam, Rajas dan Tamas. Apabila ingatan dipengaruhi oleh Satwam, maka seseorang akan menjadi bijaksana, pandai, pemaaf. Apabila ingatan dipengaruhi oleh guna Rajas maka seseorang menjadi pemarah, pendendam dan agresif. Apabila ingatan dipengaruhi oleh Tamas, maka seseorang akan menjadi malas, loba dan rakus. Jika Atman telah meninggalkan tubuh seseorang, maka itulah disebut kematian.
Antakarana Sarira disebut juga Antakarana pada, susupta pada, atau badan penyebab. Keadaan tubuh dalam Antakarana Sarira adalah seperti orang tidur lelap yang tidak ingat apa-apa yang ada hanya kekosongan, namun pada saat bersamaan ia merasakan keindahan yang luar biasa, keadaan ini disebut dengan sripada. Pada saat Sang Hayang Atman berada pada ketiga wilayah tersebut, maka Sang Hyang Atman disebut dengan atma sangsara dimana Sang Hyang Atma kontak dengan dunia luar melalui tubuh sehingga menimbulkan keinginan yang harus dipenuhi, dan dalam memenuhi keinginan ini maka terjadilah penderitaan. Atman mempunyai sifat yang sama dengan asalnya yaitu Paramaatman atau Tuhan Yang Maha Esa. Hanya saja atman merupakan percikan terkecil dari Paramaatman sehingga walaupun mempunyai sifat yang sama tetapi tidak sama dalam hal kemampuan.
ATMAN DAN ROH.
Roh
adalah nama lain jiwa, atau lawan dari tubuh atau badan manusia. Beberapa agama
membedakan roh dengan jiwa. Karena itu ada terminology al ruh vs al nafs,
pneuma vs psyche (Yunani), spiritus vs anima (Latin), neshama vs ruach
(Ibrani). Dalam agama Hindu, dikenal terminologi atman, percikan kecil dari
Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup. Demikianlah atman itu
menghidupkan sarwa prani (makhluk di alam semesta ini). Atman dalam badan
manusia disebut : Jiwatman atau jiwa atau roh, yaitu sesuatu yang menghidupkan
manusia.
Konsep
roh merupakan sesuatu yang sangat akrab di telinga kita, apalagi konsep ini
lekat dengan konsep penciptaan dan kehidupan setelah kematian. Konsep roh
itu dibuat oleh orang-orang untuk
menjelaskan konsep kesadaran sebelum ilmu kedokteran semaju sekarang. Pada saat
itu, masih belum ada penjelasan tentang bagaimana manusia bisa hidup (atau
mati), sehingga dibuatlah konsep roh, manusia hidup karena ada roh yang ada dalam
tubuhnya dan meninggal saat roh tersebut keluar dari tubuh. Ilmu kedokteran
sejauh ini belum menemukan adanya tanda-tanda keberadaan roh / jiwa dalam tubuh
manusia.
Salah
satu peran roh yang paling vital, yaitu pembentuk kepribadian, pada kenyataannya
sangat dipengaruhi oleh otak (selain karena gen dan lingkungan). Contoh yang
paling mudah adalah melihat pasien yang mengalami brain
damage (entah
karena kecelakaan atau disorder). Ketika bagian tertentu otaknya mengalami
kerusakan/perubahan, ada kemungkinan kepribadian orang tersebut juga berubah. Jadi,
bagaimana manusia hidup tanpa roh? Simpelnya, tubuh kita dapat bekerja berkat
kerja sama antara sistem dalam tubuh manusia. Otak, sistem saraf, organ dan
jaringan kita bekerja sama setiap harinya agar kita dapat melakukan aktivitas
sehari-hari. Melihat fakta-fakta ini, bisa dipastikan bahwa roh itu tidak
benar-benar ada dan pada dasarnya tubuh manusia tidak memerlukan keberadaan roh
untuk berfungsi.
Atman
dan roh berbeda, roh merupakan Suksma Sarira sedangkan atman adalah penyebab
kehidupan yang mana semua hasil dari karma melekat pada atman ini (Antakarana
Sarira). Apabila seseorang yang sudah meninggal itu harus kembali lagi ke
dunia, maka dia harus melepas suksma sariranya yang lama dan kembali ke dalam
bentuk atman, kemudian akan mendapat suksma dan stula sarira yang baru. Makanya
dia akan lupa bagaimana dia ada di kehidupan sebelumnya karena akal dan pikiran
yang merupakan tempat penyimpanan memory ada pada sukma sarira sebelumnya.
Apabila seseorang kehilangan rohnya/suksma sarira, orang itu tetap masih hidup
tetapi tidak punya akal dan pikiran lagi dan akan mudah diombang-ambing. Sesuatu
yang diciptakan sudah pasti lama kelamaan akan usang termakan usia dan tidak
akan bisa digunakan lagi.. "Atma akan berpindah membawa badan halus untuk
Punarbhawa (lahir kembali) dengan badan yang baru," .
Menurut
Ajaran KeBuddhaan, Atman yaitu percikan terkecil dari Tuhan dimana atman itu
tidak terpengaruh dengan sifat keduniawian. Misalnya disaat proses kehamilan
seorang ibu maka anak yang akan dilahirkan mendapat percikan dari Tuhan yang
disebut Atman. Sehingga anak tersebut menjadi hidup dan dilahirkan dalam
keadaan polos. Sedangkan, Roh sudah
terikat dengan hal-hal keduniawian. Misalnya orang yang meninggal kemudian
kita melihat hantunya, maka itu sebenarnya yang kita lihat adalah Roh yang
masih terikat dengan sifat keduniawian sehingga si-Roh tersebut masih merasakan
adanya ketergantungan terhadap duniawi sehingga masih gentayangan.
Menurut
Pandangan Islam, Jiwa, dalam bahasa Arab disebut Nafs, dan dalam bahasa Yunani
disebut Psyche yang
diterjemahkan dengan jiwa atau Soul dalam bahasa Inggris. Sedangkan Roh
biasanya diterjemahkan dengan Nyawa atau Spirit. Plato
dan Aristoteles, dua filosof Yunani terkemuka, sudah mengingatkan kepada kita
bahwa inti manusia itu adalah psyiche, ruh, bukan jasad. Plato
(477-347 SM) berpendapat bahwa jiwa itu adalah sesuatu yang immaterial, abstrak
dan sudah ada lebih dahulu di alam praserisoris. Kemudian bersarang di tubuh
manusia dan mengambil lokasi di kepala (logition, pikiran), di dada
(thumeticon, kehendak) dan di perut (abdomen, perasaan). Pendapat ini kemudian
dikenal dengan istilah Trichotomi. Menurut Plato, ketiga unsur inilah yang
mendasari seluruh aktivitas manusia. Dengan kata lain, seluruh kegiatan hidup
kejiwaan manusia mempunyai dasar yang kuat pada ketiga unsur tersebut. Sejajar
dengan trichotominya, Plato mengatakan bahwa manusia akan memiliki sifat
Bijaksana (jika pikiran menguasai dirinya) dan Ksatria atau Berani (jika
kehendak menguasai dirinya) serta Kesederhanaan (jika perasaannya tunduk pada
akalnya). Maka apabila ketiga sifat itu menguasai manusia,berarti ia telah
memiliki kesadaran sebagai manusia
Menurut
pandangan Kristiani, ”Roh”
memaksudkan sesuatu yang memberikan kehidupan kepada tubuh. Tanpa Roh, tubuh
mati. Karena itu, dalam Alkitab kata ruʹakh tidak hanya diterjemahkan sebagai ”Roh” tetapi juga sebagai ”tenaga”, atau ”daya kehidupan”. Dapat
disimpulkan Jiwa dan Roh tidak sama. Roh adalah daya yang
menghidupkan tubuh kita. Dan, sama seperti listrik, Roh tidak mempunyai
perasaan dan tidak dapat berpikir. Roh adalah daya yang tidak berkepribadian
(Plus.kapanlagi.com)
Taittiriya-upanishad
mendeskripsikan bahwa atman diselimuti oleh lima lapisan (Pancamaya Kosa):
1. Annamayakosa
(lapisan badan kasar yang mengandung daging dan kulit),
2. Pranamayakosa
(lapisan tenaga kehidupan),
3. Manomayakosa
(lapisan pikiran atau indera yang menerima rangsangan),
4. Wijnanamayakosa
(lapisan nalar, akal budi, atau kecerdasan),
5. Anandamayakosa
(lapisan kebahagiaan atau tubuh kausal). . Dalam suatu pengertian, atman adalah
percikan dari Brahman, sedangkan jiwa adalah penggerak segala makhluk hidup.
Menurut teologi Hindu yang monoistis/panteistis (seperti mazhab Adwaita
Wedanta), sukma individu sama sekali tiada berbeda dari Brahman. Sukma individu
disebut jiwatman, sedangkan Brahman disebut Paramatman.
ROH dan SAINS
Gabungan
beberapa penelitian ilmiah terbaru mengatakan bahwa otak manusia adalah
'komputer biologis', di mana fungsinya serupa dengan perangkat komputer
personal berdaya kuantum. Hal itu menjadi dasar penelitian lanjutan yang
menyebut bahwa jiwa manusia
akan tetap abadi setelah jasadnya meninggal.
Namun,
bukan abadi dalam pengertian yang dimiliki sejumlah keyakinan, melainkan kekal dalam bentuk energi yang mampu
berhubungan dengan dimensi lain (multi
universe). Ahli fisika Dr Stuart Hameroff, dan ahli matematika Sir
Roger Penrose, yang berargumen bahwa jiwa sejatinya tersimpan pada sebuah
mikro-tubulus di dalam sel otak. Keduanya menyebut ketika jasad manusia
meninggal, maka mikro-tubulus pada otak berubah menjadi partikel kuantum yang
tetap membawa informasi di dalamnya. Mikro-tubulus inilah yang kemudian disebut
sebagai sifat abadi pada jiwa makhluk hidup. Tidak bisa dihancurkan, dan akan terus membawa informasi hingga menuju
beragam dimensi yang lebih besar. "Jika jasad kembali dihidupkan,
yakni setelah koma atau pasca-operasi bedah khusus, memungkinkan kuantum
informasi kembali ditangkap mikro-tubulus, namun dengan jumlah yang tidak bisa
seratus persen sama dengan kondisi sebelumnya," jelas Sir Roger seraya
mengaitkan hal tersebut dengan kondisi mati sebagian, atau umum dikenal dengan
istilah mati suri. Ditambahkan oleh Dr Stuart, bahwa jiwa makhluk
hidup sangat mungkin berupa hasil 'interaksi' antar neuron di otak. Ia mengibaratkan interaksi neuron
yang saling berkaitan itu serupa dengan sistem saling silang informasi pada
server komputer, di mana inti memorinya dapat berpindah dari satu tempat ke
tempat lainnya melalui transfer data.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa dunia medis tidak mengenal terminologi Roh
dan mengatakan bahwa kehidupan adalah semata-mata oleh karena masih eksisnya
reaksi biokimia dalam sel hidup. Sel-sel "hidup'' sebenarnya merupakan
susunan interaksi dari berbagai biomolekul kompleks yang pada dasarnya
benda-benda "mati". Karena itu pada dasarnya sel-sel hidup adalah
benda mati. Jika reaksi-reaksi biokimia yang secara makro terlihat sebagai
fisiologi tersebut masih normal, maka keadaan tersebut disebut hidup dan sehat.
Jika terjadi gangguan dalam homeostasisnya, individu tersebut disebut "sakit".
Dan akhirnya apabila terjadi kegagalan menyeluruh dalam sistem fisiologinya
dimana tubuh tak sanggup memulihkan diri lagi, maka individu tersebut disebut
"mati". Apa yang dimaksud dengan hidup dan mati. Yang hidup masih
bernafas, yang sudah mati tidak bernafas lagi. Yang masih hidup jantungnya
masih berdenyut, yang mati sudah tidak lagi berdenyut.
Demikian
juga kita masih bisa membedakan mana benda mati mana makhluk hidup. Bebatuan,
perabotan rumah tangga dan peralatan elektronika kita adalah benda mati
sedangkan binatang kita anggap makhluk
hidup. Apa yang membedakan kedua kelompok tersebut? Kelihatannya cukup mudah
membedakannya tapi perbedaan antara
makhluk hidup dan benda mati tidaklah segampang yang kita pikirkan. Sebenarnya
kehidupan lebih mudah dikenali ketimbang didefinisikan. Semua zat, materi atau apapun yang kita kenal
di semesta ini tersusun dari partikel atom. Bebatuan terdiri dari mineral dan
unsur-unsur logam yang tentunya secara mendasar adalah susunan atom-atom. Binatang
terdiri dari atas sistem dan organ
tubuh, selanjutnya organ disusun dari jaringan, jaringan dari sel-sel, sel-sel
dari organela-organela, organela tersusun dari molekul organik dan akhirnya
semua molekul organic tersusun dari atom-atom. Lalu kalau sama-sama terdiri
dari atom, mengapa bebatuan mati dan binatang hidup? Sifat-sifat apa yang membedakan binatang
dan batu?.
Struktur mikroskopis batuan memang agak rumit dengan beraneka ragam mineral
yang dikandung di dalamnya. Tetapi susunan atom-atom di dalamnya masih belum
ada apa-apanya dibandingkan susunan atom makluk hidup pada ukuran yang sama.
Artinya organisasi atom-atomnya masih jauh lebih sederhana dibanding
organisasi-organisasi makhluk hidup yang manapun. Ada kompleksitas yang
membedakannya. Salah satu ciri yang
paling khas pada organisme hidup di planet ini (karena belum ada bukti sahih
kehidupan di planet lain) adalah bahwa ciri tersebut dibangun dari molekul yang
mengandung atom karbon. (Dari sekian ratus unsur kenapa karbon?). Begitu
khasnya ciri ini, sehingga kimia yang mempelajari kimia senyawa-senyawa karbon
itu disebut kimia organik. Batubara dan minyak bumi adalah benda mati, tapi
kita yakin senyawa karbon yang dimilikinya merupakan warisan makluk purba yang
telah mati jutaan tahun yang lalu sehingga kita menamainya bahan bakar fosil.
Bebatuan mungkin saja mengandung atom-atom karbon organik, tetapi dapat
dipastikan karbon itu disisipkan oleh suatu proses kehidupan dilingkungannya.
Intan dan batubara juga sama-sama mengandung karbon sebagaimana layaknya suatu
makhluk hidup?. Organisasi makhluk hidup manapun jauh lebih kompleks dan
dinamis. Disebut dinamis karena makhluk hidup atau organisme terus-menerus
bertukar atom-atomnya dengan lingkungannya. Atom-atom itu disusunnya secara
teratur dan tertentu di dalam sel-selnya dengan susunan molekul yang berbeda
dari yang didapat dari lingkungannya. Kita melihat binatang memakan sesuatu dan
menghirup udara dari lingkungannya dan kemudian membuang limbahnya ke lingkungan
dengan cara defekasi, , berkeringat dan membuang nafas. Kita sebut proses ini
metabolisme, suatu kata kunci yang membedakan antara makhluk hidup dengan benda
mati.
Ada kode Alien di DNA Manusia
(Lirazan.blogspot.com)
Beberapa orang mungkin berargumen bahwa kristal juga bertumbuh dengan mengambil
atom-atomnya dari lingkungan sekitarnya. Apakah kristal layak kita sebut
”hidup”? Kristal memang bisa bertambah besar dengan menghimpun atom-atom dari
lingkungan dan menyusunnya secara teratur ke dalam organisasinya sama seperti
semua makhluk hidup lainnya. Tapi kristal tidak melakukan metabolisme sebab
unit-unit yang diambilnya dari alam sudah identik dengan unit yang ada didalam
organisasi kristal. Hal ini sangat berbeda dengan makluk hidup, sebab tumbuhan
mengambil molekul-molekul CO2 dan H2O dan menyusunnya kedalam tubuhnya dalam
bentuk C6H12O6 alias glukosa. Hewan juga memakan tumbuhan tapi tidak
menyusunnya sebagai tumbuhan melainkan sebagai dagingnya. Manusia memakan
daging sapi tapi sebagai akibatnya manusia tidak pernah menjadi sapi. Semua
proses ini terjadi oleh karena metabolisme. Metabolisme menyebabkan adanya
proses tumbuh dan berkembang, suatu sifat dasar kehidupan manapun.. Semua
organisme tumbuh dengan mengubah bentuk bahan-bahan dari lingkungannya menjadi
bentuk yang khas baginya.
Anjing, kucing atau simpanse bisa saja memakan bahan-bahan yang sama dengan kita, tetapi kucing mengubah bahan-bahan tersebut (sebut saja nutrisi) menjadi khas kucing, anjing mengubahnya agar menjadi ”lebih anjing” dan manusia mengubah nutrisi tersebut agar menjadi ”lebih manusia”. Apa yang mengatur semua proses-proses ini? Tak lain adalah adanya serangkaian informasi kehidupan yang mengkode proses tersebut secara khas untuk setiap spesies, kode informasi itu disebut gen. Demikian vitalnya kode ini, sehingga kode ini harus diselamatkan secara lengkap dengan penggandaan. Fotokopinya lalu diwariskan kepada kehidupan berikutnya supaya organisme tetap eksis. Teknik pewarisannya kode rahasia itu beraneka ragam Bagi organisme yang lebih sederhana, prosesnya merupakan perluasan proses pertumbuhan. Sel-sel amuba menjadi lebih besar lalu membelah dan setiap belahannya sudah mengandung kode kehidupannya masing-masing yang identik, sehingga sel anakan akan selalu menjadi amuba. Demikian juga banyak jenis tumbuhan mengeluarkan batang-batang horisontal yang kelak akan menumbuhkan ”anaknya” yang bisa hidup mandiri. Semua jenis pewarisan kode ini merupakan wujud nyata perkembangbiakan, sifat kehidupan lainnya. Selain berkembangbiak seperti cara di atas, organisme tingkat tinggi melakukan penggabungan kode antara jenis jantan dan betina untuk mewariskan kode spesifik bagi keturunannya. Proses ini disebut perkembangbiakan secara seksual.
(katapendidikan.com)
Seorang laki-laki menyumbang separuh kodenya (yang dibawa oleh spermatozoa)
kepada separuh kode yang tersimpan dalam ovum seorang wanita. Melalui hubungan
seksual atau melalui fertilisasi di cawan petri, hasil penggabungan tersebut
akan menjadi sebuah zigot sel yang terbentuk
sebagai hasil bersatunya dua
sel kelamin (sel ovum dan sel sperma) yang telah matang.) dengan satu set lengkap kode
pembuatan manusia didalam intinya. Saya sebut satu set lengkap karena kode
tersebut telah mencakup kode apapun tentang kehidupan yang akan dilahirkan. Di
dalam rahim, zigot tadi berkembang secara membelah diri menjadi beberapa sel
yang identik. Dalam satu tahapan tertentu sel-sel tertentu akan mengubah
dirinya menjadi sel saraf dan kulit, yang lainnya menjadi sel otot atau sel
usus, demikian seterusnya sampai terbentuk seorang manusia yang lengkap dalam
bentuk mini: janin. Setelah dilahirkan bayi akan mengalami proses tumbuh
kembang menjadi manusia sempurna. Proses pembentukan individu baru ini disebut
perkembangbiakan.
Baik zigot yang berukuran renik maupun seorang manusia dewasa adalah sama-sama
organisme. Keduanya sama-sama makhluk hidup yang memiliki semua ciri kehidupan.
Mempertanyakan kapan suatu janin memiliki ’hidup” adalah sama konyolnya dengan
membagi periode antara ”masa janin yang belum punya roh” dengan ”janin yang
sudah punya roh”. Kehidupan dari zigot menjadi manusia merupakan proses
biokimia yang berlangsung secara kontinu. Mempertanyakan kapan seorang janin
disebut mandiri sebagai individu tersendiri terlepas dari ibunya, merupakan
alternatif pertanyaan yang lebih ilmiah. Bukankah zigot, sebagai mana sel-sel
lainnya dalam tubuhnya masih dapat dianggap bagian organ sang ibu. Bedanya
janin dapat disebut xeno organ bagi si ibu, semata-mata karena adanya kode
asing yang diwarisi dari partner seksnya.
Manusia adalah kelanjutan dari zigot. Dari satu zigot bisa dikloning
menjadi beberapa manusia dan secara alami kita lihat dalam proses terjadinya
bayi kembar mono zigot. Sebaliknya dalam satu bayi manusia yang lahir bisa
ditumpangi kembarannya baik sebagai parasit yang sudah mati ataupun tetap hidup
sebagai individu tersendiri dalam bentuk kembar siam. Kejadian yang langka ini
tentu saja terjadi karena fenomena gagal pisah. Kembar siam yang paling fatal
dalam hal perhitungan jumlah individu tentunya adalah kembar siam dengan satu
torso tapi dengan dua kepala (dan dua kepribadian/kehendak yang berbeda).
Selain metabolisme, tumbuh dan berkembang serta mereplikasi diri, salah satu
ciri kehidupan lainnya adalah ketanggapan terhadap stimuli dari lingkungan.
Agar tanggap terhadap lingkungannya organisme telah mempunyai detektor stimuli
(baca: indera) yang bisa menerjemahkan stimuli cahaya, panas, tekanan, bunyi,
bahan kimia dan lainnya menjadi sinyal kimia atau elektrik dalam tubuhnya.
Sel-sel pada retina mata manusia bisa mendeteksi gelombang elektromagnetik yang
bergetar pada frekuensi tertentu, bulbus olfaktorius di hidung mendeteksi
sebaran bahan kimia sebagai bau, lidah membedakan rasa dari rangsangan
bahan-bahan kimia, telinga menangkap gelombang dengan frekuensi 20 Hz s.d
20.000 Hertz sebagai buny. Sedangkan bunyi
infrasonik memiliki frekuensi yang sangat rendah untuk manusia, yaitu kurang
dari 20 Hz hingga 0,0001 Hz. Bunyi ini bisa didengarkan oleh hewan seperti
gajah, anjing dan jangkrik. Namun, tidak bisa didengarkan oleh telinga manusia.
bunyi ultrasonik memuat frekuensi yang terlalu tinggi untuk manusia, yaitu di
atas 20.000 Hz. Jenis frekuensi ini hanya mampu didengarkan oleh hewan tertentu
yakni kelelawar dan lumba-lumba. Bunyi audiosonik adalah satu-satunya
bunyi yang mampu didengar oleh telinga manusia. Bunyi ini memiliki frekuensi
antara 20Hz hingga 20.000 Hz. Selanjutnya kulit dilengkapi dengan
ujung-ujung saraf yang mendeteksi tekanan sebagai nyeri atau mendeteksi suhu,
demikian seterusnya.
Ketanggapan terhadap lingkungan ini dikendalikan dan diorganisasikan oleh
sistem hormon dan saraf yang akan menggerakkan efektor untuk menanggapi stimuli
tersebut. Tumbuhan yang tidak mempunyai sistem saraf akan mengandalkan
sepenuhnya sistem hormon. Bagaimana dengan organisme sederhana?. Mereka akan menggunakan reseptor di membran
selnya untuk mendeteksi perubahan lingkungannya dan akan bereaksi sesuai dengan
program kehidupannya. Kehidupan yang pernah kita lihat di bumi ini bisa
berlangsung karena ada energi yang menggerakkannya. Semua makhluk hidup mulai
dari sel-sel yang berukuran renik sampai manusia adalah mesin-mesin biologi
yang digerakkan oleh energi kimia. Energi itu jelas bukan roh, karena roh bukanlah jenis energi dan juga
bukan bagian dari definisi materi. Sejauh ini sains bisa menerangkan
kehidupan tanpa mengikutsertakan ide tentang roh.
Apakah
roh itu benar benar ada? Jika tidak, bagaimana manusia bisa hidup?. . “Ini
badan halus, sederhananya tempat dari keinginan, ego, nafsu, dan semacamnya.
Semua itu akan selalu melekat dan dibawa oleh lapisan badan ketiga kita”
BACA JUGA, KLIK DIBAWAH
INI :
3. MisteriRoh 1
4. MisteriKehidupan Masa Lalu 1
6. Suksma
Sarira (Badan Halus)
Belum ada Komentar untuk "ANTAKARANA SARIRA, Badan Penyebab dan SAINS"
Posting Komentar