Konsep Ketuhanan
Meskipun
dasar ajaran dari Zarathustra adalah monotheisme,
yaitu menyembah hanya satu Tuhan, Ahura Mazda tetapi Agama ini mengajarkan bahwa Tuhan itu ada dua, yaitu: Tuhan Terang yang
diberi nama Ormuz dan Tuhan Gelap yang dinamakan Ahriman. Ormuz adalah Tuhan
yang membawa keberuntungan dan kebahagiaan, sedang Ahriman adalah Tuhan yang
membawa sial dan kesengsaraan. Paham seperti ini dikenal dengan monoteisme
dualistik. Jika memilih Kebenaran, maka manusia akan memperoleh kehidupan yang
baik, dan akan mendapat cinta, harta, dan kejayaan. Setelah meninggal, orang
yang mengikuti Kebenaran akan menyeberangi jembatan menuju tempat yang baik.
Akan tetapi, orang yang mengikuti dusta akan mengalami hal-hal buruk, dan
setelah meninggal akan terjatuh dari jembatan dan terdampar di tempat yang
buruk, yang gelap dan dingin dan tanpa makanan
Konsep Ketuhanan di agama Zoroaster
(Dasatir, Ahura Mazda).
- Dia itu satu
- Dia lebih dekat padamu daripada
dirimu sendiri
- Dia diatas segala yang kamu
bayangkan
- Dia tanpa awal dan akhir
- Dia tak punya bapak, istri dan
anak
- Dia tak berwujud
- Tak ada yang menyerupainya
- Tak dapat dilihat dan dipahami
dengan pikiran
Seperti
telah disinggung di atas bahwa teologi Zoroastrianisme itu
monoteisme-dualistik. Dulisme ini merupakan konsekuensi alamiah dari konsep
monoteismenya. Karena dalam ajaran Zoroaster kejahatan sesungguhnya telah
tersedia di dunia ini. Daivas, sebagai dewa kejahatan, tak lain adalah ide
turunan dari pengetahuan jelek kemudian pengetahuan tersebut dikembangkan
menjadi pengetahuan salah dan pada akhirnya ia menjadi jahat, “Menjadi jahat”
tidak lebih disebabkan karena pilihan yang salah. Baik dan benar adalah dua
cara berfikir. Jika ia dua cara maka menjalani salah satunya adalah
pilihan. Kejahatan di sini, dalam tradisi Zoroaster, menjadi penting
karena bagaimana bisa mengukur kebaikan tanpa kejahatan, kebenaran tanpa
kesalahan, antara hidup dan tidak hidup. Di sini pulalah ide kemanusiaan
(humanity) akan bisa difahami. Dua pertentangan yang akhirnya saling
mengandaikan ini melebur dalam Ahura Mazda. Ahura Mazda sendiri secara
etimologis berarti: Ahura (Tuhan) dan Mazda (kebijaksanaan).
Dengan paham dualisme ini tidak berarti bahwa Zoroastrianisme tidak mengakui monotheisme karena Ahura Mazdalah satu-satunya Tuhan yang disembah. dengan cara peribadatan
menyembah api. tapi yang disembah bukan api, melainkan Ahura Mazda dalam simbol
api.
Posisi
Tuhan atau Ahura Mazda terletak melampaui dua sudut yang bertentangan ini.
Melampaui karena Mazda adalah pencipta dua pertentangan tersebut. Dalam Yasna
44.3-7 Zaratustra bertanya tentang banyak hal: kebenaran, kebaikan, pengetahuan,
kekuatan dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan
ke-berlingkupan (Wholeness) dan keabadian sang “Tuhan Kebijaksanaan”.
Pengakuan
ini adalah bentuk penegasan bahwa hanya Ahura Mazda yang harus disembah di tengah konteks kepercayaan tradisional masyarakat Iran yang kuat dengan pengaruh
politeisme. Ahura Mazda sebagai satu-satunya dewa yang harus disembah namun
keberadaan dewa-dewa lain pun tetap diakui. Dewa-dewa yang turut diakui
keberadaanya ada lima yaitu:
- Asha Vahista sebagai dewa tata tertib dan kebenaran
yang indah dan sering digambarkan sebagai dewa yang menguasai api.
- Vohu Manah sebagai dewa hati nurani baik (God mind)
dan sering digambarkan sebagai sapi jantan.
- Keshatra Vairya sebagai dewa pencinta dan penguasa
segala logam.
- Spenta Armaity sebagai dewa ibadah yang penuh kasih dan
penguasa bumi dan tanah.
- Haurvatat adalah sebagai kebulatan dan kekuasaan serta
penguasa air dan tumbuh-tumbuhan. Amertat, sama seperti Haurvatat, sebagai
dewa kebulatan dan kekuasaan serta penguasa air dan tumbuh-tumbuhan
Ahura Mazda itu dalam kitab suci
Avesta itu disebutkan sebagai:
- Sang Pencipta
- Maha Melihat
- Maha Kuasa
- Maha Pemurah
- Maha Tahu
- Maha Asih
Daftar yang lebih panjang berisikan
101 buah nama terbaik dari Ahura Mazda.
Artikel selanjutnya :
Alam
semesta dalam ajaran Zoroastrianisme berusia 12.000 tahun. Setelah masa 12.000
tahun berakhir barulah akan terjadi kiamat. Masa 12.000 tahun ini terbagi
menjadi beberapa periode ………….. Dalam masalah-masalah etika, agama Zoroaster
menekankan arti penting kejujuran dan kebenaran. Ascetisme, hidup ugal-ugalan,
zina, ditentang keras. ………. Zoroastrianisme memberikan kebebasan bagi setiap
penganutnya untuk memilih hidup yang baik atau jahat bagi dirinya sendiri.
Menurut mereka dunia yang akan datang akan mengalami pembaruan. Pembaruan dunia
ini tidak dapat dikerjakan oleh satu orang saja tetapi membutuhkan keterlibatan
banyak orang. ……..
BACA JUGA, KLIK DIBAWAH INI :
2. Budha Zen 1
3. Desa Alas Arum Diganggu Sang Kala Tiga
5. Evolusi Roh , di Level mana Roh Kita Berada 1
6. Ganesha, Dewa Penangkal Rintangan
7. Konsep Kosmologi Zoroasterisme 6
(Dari Berbagai Sumber)
Belum ada Komentar untuk "KONSEP KETUHANAN ZOROASTRIANISME, - 5"
Posting Komentar