SHAMBHALA DAN KALKI.
Nama
Shambhala memang sangat jarang kita dengar, atau bahkan anda mungkin tidak
pernah mendengar sama sekali. Bagi masyarakat Hindu, dan Buddha nama Shambhala umumnya
pernah didenagar atau dibaca, karena Shambhala terkait dengan ramalan kemunculan Avatara Wisnu yang terakhir pada
masa Kaliyuga ini.
Kalki akan muncul pada akhir masa Kaliyuga. Kaliyuga berlangsung selama 432.000 tahun. Aryabhata,
seorang astronoom yang terkenal (476-550 M) menyatakan bahwa Kaliyuga
dimulai pada 3102 SM, dan
sampai sekarang tahun 2021, Kaliyuga
telah berlangsung selama 5.123 tahun dan berakhir pada tahun 426.877 yang akan datang. Menurut
Prof. N.S. Rajaram (1999) berdasarkan perhitungan para ahli Jyothi (ilmu
perbintangan Weda), zaman Kali Yuga mulai
pada tahun 3102 sebelum Masehi, bersamaan dengan berakhirnya lila
(kegiatan rohani) Shri Krishna dimuka bumi ini. Menurut Bhagawata Purana, setelah berakhirnya masa keemasan
gerakan Sankiran Sri Caitanya Mahaprabhu yang akan berlangsung selama 10.000 tahun mendatang, kemerosotan zaman
Kali akan semakin menjadi-jadi. Sifat-sifat alam yang rendah akan mendominasi,
manusia semakin tidak mengenal Tuhan. Orang-orang
suci, orang-orang yang taat kepada Tuhan akan sangat langka., dan menjadi
sesuatu yang asing bagi masyarakat umum, mereka akan disakiti, diburu seperti
binatang di tengah kota.. Orang-orang suci terpaksa harus mengasingkan diri ke
hutan, bersembunyi dalam goa-goa di pegunungan, atau seolah menghilang dari
muka bumi, demi keselamatan diri mereka. Surya Siddhanta , sebuah dokumen dari perioda
yang sama , menyebutkan posisi matahari 54 derajat dari
equinox (saat satu hari tepat 24 jam lamanya, dimana matahari berada di
katulistiwa) ketika Kaliyuga bermula pada bulan baru hari pertama, sesuai
dengan tanggal 17/18 February, 3102 SM. Hal ini sesuai dengan
penjelasan pada Purana bahwa Sri Krishna wafat pada 3102 SM,
27 tahun setelah perang Bharata Yudha, dengan demikian Bharata Yudha terjadi
disekitar tahun 3140 – 3130 SM.
Dalam berbagai bagian kitab Bhagawata Purana disebutkan bahwa dalam situasi yang sudah sangat merosot seperti itu, Tuhan akan menjelma sebagai Kalki awatara. Beliau akan muncul untuk menghancurkan manusia-manusia jahat yang sudah tidak bisa lagi dinasehati lewat kata-kata. Kemunculan Kalki Awatara telah diramalkan dalam banyak kitab-kitab Weda. Dalam Bhagawata Purana (1.3.25) ramalan kemunculan Kalki Awatara diuraikan setelah penyebutan ramalan kemunculan Buddha Gautama. Kalki Awatara adalah awatara Tuhan ke dua puluh dua atau awatara yang terakhir untuk yuga saat ini (Kaliyuga) (Satu Mahayuga/Catur Yuga, yang terdiri dari Satya Yuga, Treta Yuga, Dwapara Yuga dan Kali Yuga, berlangsung selama 4.320.000 tahun bumi = satu hari Tuhan). Namun umumnya, orang hanya mengenal 10 awatara yang diuraikan dalam Bhagawata Purana, dan Kalki adalah awatara Wishnu yang ke sepuluh. Setelah itu, menjelang pergantian dua yuga (Kali Yuga dan Satya Yuga), Tuhan pencipta alam semesta, akan menjelma sebagai Kalki dan menjadi putra seorang Brahmana terkemuka, Vishnuyasha. Selain itu Bhagawata Purana 12.2.29 menyebut sebuah tempat bernama Shambhala yang akan menjadi tempat kemunculan Kalki. Teks-teks Hindu seperti Wisnu Purana menyebutkan Shambhala sebagai tempat kelahiran Kalki, inkarnasi terakhir Wisnu yang akan mengantarkan Zaman Keemasan baru. Namun, teks di mana Shambhala pertama kali dibahas secara ekstensif adalah pada Tantra Kalacakra, kitab suci kuno dari budaya Zhang Zhung yang mendahului Buddhisme Tibet.
SHAMBHALA KERAJAAN MISTERIUS
Teks
kuno Zhang Zhung mengidentifikasi Shambhala dengan Lembah Sutlej di Punjab atau
Himachal Pradesh di India. Bangsa Mongolia mengidentifikasi Shambhala berada di
lembah tertentu di Siberia selatan. Cerita rakyat penduduk Altai meyakini bahwa Gunung
Belukha sebagai pintu gerbang ke Shambhala. Cendekiawan Buddhis modern
tampaknya menyimpulkan bahwa Shambhala terletak di jangkauan yang lebih tinggi
dari Himalaya yang sekarang disebut
Pegunungan Dhauladhar yang ada di sekitar Mcleodganj. Shambhala diyakini berada
di Tibet, di antara gunung-gunung yang
berada di Himalaya. Posisi tepatnya tak pernah diketahui. Tapi, katanya,
kerajaan ini ada di salah satu lembah di kompleks pegunungan Everest itu. Beberapa legenda mengatakan bahwa pintu masuk
ke Shambhala tersembunyi di dalam biara yang ditinggalkan di Tibet dan dijaga
oleh makhluk yang dikenal sebagai Wali Shambhala.
Menurut legenda, di tanah ini
hanya orang-orang yang berhati murni dapat hidup, tempat di mana cinta dan
kebijaksanaan serta dimana orang kebal terhadap penderitaan dan usia tua. Penduduknya santun dan saling menjunjung
persaudaraan. Di kerajaan ini terhampar semua kemewahan yang membuat mata menjadi silau. Shambhala dikatakan tanah seribu nama, atau Tanah Terlarang,
Tanah Air Putih, Tanah Spirits Radiant, Tanah Api Hidup, Tanah para Dewa Hidup
dan Land of Wonders. Agama Hindu menyebutnya Aryavartha,
bangsa Cina menyebutnya sebagai Hsi Tien, Surga Barat dari Hsi Wang Mu, Rusia
menyebutnya sebagai Belovoyde. Hampir seluruh wilayah di Asia menyebut Shambhala sebagai
Shangri-la.
Kerajaan Shambhala memiliki ibukota bernama Kalapa dan diperintah oleh raja-raja dinasti Kulika atau Kalki. Untuk bisa berada dalam Shambhala sendiri tidak mudah. Hanya orang yang murni hatinya yang dapat tinggal di dalamnya. Tentang kehidupan di sana, diceritakan jika tempat ini benar-benar seperti surga. Di Shambhala tidak ada yang namanya duka dan hal-hal negatif, semua yang ada adalah sesuatu yang baik. Begitu damai, sangat adil, cinta kasih merebak, orang-orangnya bijaksana. Para penghuni Shambhala adalah makhluk hidup yang sempurna dan setengah sempurna. Di dalamnya mereka saling bekerja sama memandu evolusi kemanusiaan. Penduduknya memiliki pengetahuan spiritual yang sangat mendalam dan kebudayaan mereka didasari oleh hukum, seni dan pengetahuan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pencapaian yang pernah diraih dunia luar.
1. Merupakan
nama tempat yang berasal dari bahasa Sansekerta kuno, yang menggambarkan sebuah
tempat atau daerah yang diatasnya terdapat sebuah ‘kerajaan’ mistik yang
dilindungi/ dikelilingi oleh deretan pegunungan dan diyakini merupakan pusat
dari kekuatan spiritual atau mistik dunia.
2. Shamballa
merupakan sebuah kebijaksanaan Internal yang dilambangkan dengan Dharma Chakra
Mandala, yang menunjukkan hubungan erat dan keharmonisan antara Perbuatan,
Ucapan dan Pikiran
3. Dalam
pengertian yang bersifat Isoterik, Shamballa dikatakan sebagai Tathagatagarbha
yang merupakan esensi dari berbagai hal atau manifestasi, yang melampaui
kondisi ada dan tiada, serta kondisi yang menetralkan Samsara dan Nirvana.
1.3 Shambhala Mandala
LETAK SHAMBHALA.
Selama bertahun-tahun, orang bertanya-tanya tentang
keberadaan Shambhala (atau Shangri-la), bertualang untuk menemukannya di
pegunungan dan gurun, dan juga kadang-kadang mengaku telah menemukannya. Tapi Shambhala
tetap sulit dipahami, di luar jangkauan manusia biasa. Maharshi Amara
(1919-1982), mengetahui tentang aspek kehidupan yang luar biasa di Shambhala.
Dia mengatakan dunia belum siap untuk Shambhala, itulah mengapa hal itu tetap
di luar batas bagi kebanyakan orang. Orang-orang di Shambhala menjalani kehidupan
yang sempurna untuk selamanya. Peradaban mereka telah mencapai tingkatan
tertinggi. Ilmu mereka, baik material maupun spiritual, telah berkembang pesat
sehingga mereka hidup dengan menarik energi langsung dari matahari. Mereka
tidak menderita kelaparan, penyakit, kematian atau segala bentuk kenegatifan.
Ketika kita meningkatkan tingkat kemurnian kita dan siap untuk memahami,
menerima dan menjalankan cara-cara Shambhala, itu akan membuka pintunya bagi
kita. Tidak lama lagi, kita harus hidup di dunia yang bebas dari kekerasan,
korupsi dan semua ketidak sempurnaan. Zaman Kegelapan yang baru saja kita
lewati, ketika kita akan memenuhi syarat untuk mencapai jantung Shambhala.
Amara telah menjelaskan bahwa seluruh dunia akan menjadi Shambhala. Ini seharusnya
menginspirasi kita untuk mempersiapkan diri dengan cepat. Kita tidak perlu
menunggu sampai Zaman Baru didirikan. Kita bisa siap untuk Zaman Baru dengan
membangun Shambhala di dalam diri kita sekarang. Orang Shambhala dapat tumbuh
setinggi itu karena mereka mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Ini dikenal
sebagai Prinsip Shambhala. Masing-masing dari mereka telah disempurnakan oleh
para Resi (Guru Tercerahkan) selama bertahun-tahun.
Amara berkata bahwa jika kita mempraktikkan bahkan salah
satu dari prinsip Shambhala dengan sempurna, kita mencapai tingkat Keilahian
yang tertinggi. Dalam
pegunungan dekat Tibet yang diselimuti salju terdapat komunitas suci yang sudah
lama dipikirkan "orang" sebagai "mitos." Mitos yang
telanjur menjadi "utopia" legendaris komunitas Tibet. Legenda adanya
pusat kearifan surga, kebijaksanaan abadi dan universal, yang menjadi tempat
suci spiritualis, khususnya Buddhis, Taois, spiritualis Hindu dan Shamanisme.
"There is not even a sign of nonvirtue or evil in these lands," ("Bahkan
tidak ada tanda kejahatan atau kejahatan di negeri ini),begitu
ditegaskan spiritualis Garje K'am-trul Rinphoce dalam A Geography and History
of Shambhala, 1974.
Sebagai tempat kedamaian, Shambhala secara eksternal sesuai tradisi Buddha di
Tibet, ditafsirkan sebagai lokasi geografis yang menjadi sumber inspirasi Sang
Buddha dalam mengajarkan Kalachakra Tantra. Kitab klasik ini mengupas misteri
Shambhala. Dalam mitologi Pon (kepercayaan asli orang Tibet), diceritakan
lokasinya di Kerajaan Asia Tengah yang dipercayai menjadi sumber dan pusat
energi spiritual. Saking indahnya Shambhala, spiritualis Andrew Tomas menamai
judul bukunya : Shambhala, Oasis of Light (London, 1976). "Shambhala is a
center of high evolutionary energies in Central Asia," (“ Shambala sebagai
pusat evolusi energy yang tinggi di Asia Tengah”).
DWARAWATI MUNCUL DARI LAUT, Klik Di Sini
Shambhala pun lantas menjadi simbol keharmonisan hidup dengan jalan spiritual.
Chugyam Trungpa, spiritualis yang otoritatif menyingkap tabir Shambhala
menyebutnya "authentic spiritual practice", praktik spiritual yang
otentik, yang telah ribuan tahun lamanya menjadi jalan hidup para spiritualis
dan mistikus.
PENCARIAN SHAMBHALA
Meskipun
lekat sebagai dongeng, namun ada banyak orang yang benar-benar mencari
keberadaan kerajaan ini. Hanya saja ia terletak di sebuah tempat yang mana
takkan bisa dijangkau atau dilihat
dengan mudah (mungkin seperti keberadaan orang bunian, di Indonesia.
Keberadaannya diyakini ada, tetapi tidak bisa dilihat wujudnya, kecuali oleh
orang-orang yang waskita). Informasi
mengenai kerajaan ini sampai ke peradaban barat, pertama kali lewat seorang
misionaris katolik Portugis bernama Estevao Cacella yang mendengar kisah ini
dari penduduk setempat. Lalu pada tahun 1833, seorang cendikiawan Hungaria
bernama Sandor Korosi Csoma bahkan menyediakan kordinat Shambhala yang
dipercaya berada diantara 45' dan 50' lintang utara. Setelah
upaya Nazi ini, pencarian-pencarian terus dilakukan. Tetapi lagi-lagi tidak
pernah ditemukan, bahkan ujung gerbangnya sekalipun. Kegagalan-kegagalan
tersebut diyakini karena niat-niat para pencarinya buruk. Alhasil, Shambhala
seolah makin pekat tabirnya sehingga takkan pernah bisa mereka lihat. Hal ini
pun tertuang dalam sebuah kutipan dari buku yang ditulis oleh Edwin Bernbaum
seperti berikut.
“Sementara penjelajah mendekati kerajaan itu, perjalanan
mereka menjadi semakin sulit dilihat. Salah satu pendeta Tibet menulis bahwa
peristiwa ini memang dimaksudkan untuk menjauhkan Shambhala dari para barbar
yang berniat untuk menguasainya.”
Setelah
upaya Nazi ini, pencarian-pencarian terus dilakukan. Tetapi lagi-lagi tidak
pernah ditemukan, bahkan ujung gerbangnya sekalipun. Kegagalan-kegagalan
tersebut diyakini karena niat-niat para pencarinya buruk. Alhasil, Shambhala
seolah makin pekat tabirnya sehingga takkan pernah bisa mereka lihat. Hal ini
pun tertuang dalam sebuah kutipan dari buku yang ditulis oleh Edwin Bernbaum
seperti berikut. : “Sementara
penjelajah mendekati kerajaan itu, perjalanan mereka menjadi semakin sulit
dilihat. Salah satu pendeta Tibet menulis bahwa peristiwa ini memang
dimaksudkan untuk menjauhkan Shambhala dari para barbar yang berniat untuk
menguasainya.”
Selama berabad-abad, banyak penjelajah dan pencari kebijaksanaan spiritual telah memulai ekspedisi untuk mencari surga mitos Shambhala, dan sementara banyak yang mengklaim telah menemukannya tetapi tidak ada bukti keberadaannya atau bisa menentukan lokasi fisiknya pada peta, namun mereka menyebutkan Shambhala berada di daerah pegunungan Eurasia.
Untuk
beberapa fakta bahwa Shambhala tidak pernah ditemukan memiliki penjelasan yang
sangat sederhana - banyak yang percaya bahwa Shambhala terletak di tepi
realitas fisik, antara jembatan yang menghubungkan dunia ini dengan dunia lain.
Sementara banyak menyakini bahwa Shambhala sebagai subyek fantastis mitos dan
legenda. Menarik, menurut catatan
Alexandra David Neel yang telah menghabiskan sebagian hidupnya di Tibet, Shambhala
ternyata tidak hanya dikenal di Tibet. Jauh di utara Afghanistan, ada sebuah
kota kecil yang bernama Balkh, sebuah kota kuno yang juga dikenal sebagai
"ibu dari kota-kota". Legenda masyarakat Afghanistan modern
menyatakan bahwa setelah penaklukan oleh kaum Muslim, kota Balkh sering disebut
sebagai "Lilin yang terangkat" atau dalam bahasa Persia dikenal
dengan sebutan "Sham-I-Bala". Entahlah, kita tidak tahu pasti apakah
kota ini berhubungan dengan Shambhala yang misterius atau tidak.
Legenda Shambhala kemudian menarik perhatian seorang penganut esoterik dan teosofi bernama Nicholas Roerich (1874-1947). Dalam keingintahuannya, ia menjelajahi gurun Gobi menuju pegunungan Altai dari tahun 1923 hingga tahun 1928. Perjalanan ini menempuh 15.500 mil dan melintasi 35 puncak-puncak gunung tertinggi di dunia. Namun usaha yang luar biasa ini tetap tidak dapat menemukan kerajaan itu. Bahkan Nazi yang juga sangat berkaitan dengan dunia esoterik pernah mengirim ekspedisi pencarian Shambhala pada tahun 1930, 1934 dan 1938. Tapi, tidak satupun dari antara mereka yang berhasil menemukannya. Di Shambhala, tanah kebahagiaan, pertempuran berkecamuk antara karma dan ketidaktahuan. Agama Buddha mendefinisikan waktu sebagai ukuran perubahan. Sistem Kalacakra menyajikan tiga siklus waktu, dan ajarannya menegaskan bahwa perubahan dapat diukur dengan gerakan benda-benda langit atau jumlah napas yang kita ambil. Keduanya didorong oleh kekuatan tak terkendali yang oleh ajaran Buddha disebut karma - yang melanggengkan gerak surgawi dan sifat kompulsif yang melanggengkan perilaku kebiasaan kita. Karenanya, Karma - baik universal maupun individual - adalah musuh sesungguhnya.
Secara eksternal, di tanah Shambhala, pertempuran akan berlangsung bertahun-tahun dari sekarang. Kekuatan yang menjunjung nilai-nilai spiritual akan mengalahkan gerombolan barbar yang menyerang yang bertekad menghancurkan semua peluang untuk pertumbuhan spiritual. Kekalahan mereka akan menandai berakhirnya zaman kegelapan dan menandai dimulainya zaman keemasan baru. Secara internal, Shambhala adalah cakra jantung, lokasi angin energi yang menopang kehidupan kita. Di sini pertempuran dilancarkan melawan serbuan serangan penyakit dan dimenangkan oleh kekuatan pengobatan dan gaya hidup sehat. Mengatasi penyakit, kita mencapai zaman keemasan dari kesehatan yang sempurna. Baik pada tingkat eksternal maupun internal, apa yang disebut angin karma mendorong invasi, melewati siklus waktu yang berulang. Pada tingkat spiritual, Shambhala adalah tingkat pikiran yang paling halus, pikiran bercahaya jernih. Ketika kita dapat mengakses dan mencapai Shambhala terdalam ini, kita akan dapat menggunakan metode spiritual yang canggih untuk menghentikan aliran angin karma. Kita kemudian akan mencapai pencerahan keadaan di luar kendali waktu samsara.
Dewasa ini, agama sebagai sebuah institusi mulai ditinggalkan, sedangkan spiritualitas sudah mulai maju karena lebih meyakinkan. Di Barat, Buddha tumbuh dan berkembang layaknya tanaman. Ajaran-ajaran spiritualitas Buddha sudah mulai dipakai oleh berbagai kalangan dari berbagai latar belakang agama. Hingga akhirnya semangat beragama tidak lagi terbatas oleh dogma komunitas dan lebih pada penjelajahan spiritual individu. Barat dikenal dengan rasionalitasnya, sedangkan Timur dikenal dengan kearifan spiritualnya. Jauh sebelum Buddha berkembang di Barat, Timur telah menunjukkan pesonanya terhadap dunia. Pesona kearifan itu muncul dari arah Gunung Himalaya di sebuah negeri yang tersembunyi di balik bayang-bayang China. Tibet adalah sebuah negara dengan karakter spiritual yang unik. Magnet spiritualnya bahkan menarik simpati orang-orang yang memiliki pengaruh besar, dari masa Genghis
Khan sampai Adolf Hitler. Mereka merasa terpanggil untuk mencari sebuah surga
dunia yang terlanjur menjadi utopia spiritual, surga itu disebut dengan
Shambhala, sebagai spiritualitas tertinggi umat Buddha Mahayana di Tibet.
PERLU DIKETAHUI JUGA, KLIK
DIBAWAH INI :
2. Mister Roh.
3. Dwarawati Muncul Dari Laut.
5. Evolusi Roh.
6. Fisika Kuantum, Menembus Ruang dan
Waktu.
Belum ada Komentar untuk "SHAMBHALA, KERAJAAN DIMENSI LAIN ??"
Posting Komentar