Tantra adalah ajaran yang dikhususkan untuk jaman Kaliyuga, karena pada jaman Kaliyuga ini, tidak mungkin untuk melakukan ritual yang sedemikian rumit dan berbagai tirakat yang terdapat di dalam Veda, akan tetapi alternatifnya adalah melatih Tantra yoga yang akan menuntun pada tujuan yang sama dan juga sekaligus memenuhi kebutuhan manusia. Tantrayana memusatkan pemujaan terhadap Devi/Dewi sebagai Ibu Bhairawa (Ibu Durga atau Kali). Sebagai sakti (istri) Dewa Siwa, kedudukan Dewi Durga ini lebih ditonjolkan daripada dewa itu sendiri. Peran Dewi Durga dalam menyelamatkan dunia dari ambang kehancuran yang disebut Kalimasada (Kali-Maha-Husada), artinya “Dewi Durga adalah obat yang paling mujarab” dalam zaman kekacauan moral, pikiran, dan perilaku manusia.
Bhairawa adalah Sekta yang memuja Siwa sebagai Dewa Utama dalam manivestasinya
sebagai Siwa Bhairawa. Sedangkan pemujaan terhadap saktinya disebut Bhairawi
dengan Dewi Dhurga atau Dewi Kali sebagai Dewi Utama. . Sekta ini juga
digolongkan ke dalam Sekta wacamara atau aliran kiri yang mendambakan kekuatan
magic yang bermanfaat untuk kekuasaan duniawi. Bhairawa
adalah Sekte rahasia dari sinkretisme antara agama Budha Aliran Mahayana
dengan agama Hindu aliran Siwa Bhairawa yang berarti menakutkan atau
mengerikan. Bhairawa merupakan salah satu perwujudan Dewa Siwa dalam aspek
peleburan dengan perwujudan yang sangat menyeramkan.Sekte ni dikatakan
menyimpang dari ajaran Pancamakara pada Kitab Kali Mantra.
Ada tiga aliran ajaran Bhairawa Tantrayana yaitu: Bhairawa Kalacakra
merupakan pertemuan ajaran Buddha dengan ajaran Tantrayana. Bhairawa Herucakra merupakan ajaran yang
muncul dari tradisi kepercayaan Indonesia bercampur dengan Kalacakra. Bhairawa
Bima Sakti adalah pertemuan antara ajaran Bhairawa dengan ajaran Siwa. Ajaran
Tantra Bhairawa ini bisa dikatakan sebuah penyimpangan dari ajaran Tantrayana
yang asli.
SAKTIISME
Tantrayana termasuk sekta saktiisme, karena yang dijadikan objek
persembahannya adalah sakti. Sakti dilukiskan sebagai Dewi sumber kekuatan atau
tenaga. Sakti adalah simbol dari bala atau kekuatan (Sakti is the symbol of
Bala or strength) (Das Gupta, 1955 : 100). Dalam sisi lain sakti juga disamakan
dengan energi atau kala (This sakti or energi is also regarded as “kala” or
time) (Das Gupta, ibid).
Dengan demikian Saktiisme sama dengan Kalaisme. Sekte Kalaisme atau Kalamuka atau Kalikas dan
disebut juga Kapalikas. Sekte ini sejenis dengan aliran Bhairawa atau
Tantrayana kiri. Pengikut dari sekte ini di India kebanyakan dari suku Dravida,
penduduk asli India, Oleh karena pengikut sekte ini kebanyakan penduduk asli
India maka juga disebut Sudra Kapalikas. Dari pendekatan Antropologi budaya,
kepercayaan sejenis ini disebut Dynamisme.
Para ahli dan pakar sejarah juga menyebutkan
bahwa Tantra Bhairawa adalah sekte rahasia. Ajaran ini hanya bersifat pemuasan
nafsu dan dikucilkan dari Weda. Di Bali, perkembangan daripada Konsepsi Dewi
itu nyata sekali berupa pemujaan terhadap Dewi atau Bhatari (misalnya Dewi
Saraswati, Dewi Durga, Dewi Sri, Dewi Gangga, Dewi Danuh dan lain sehagainya). Di
dalam sistem kekerabatan di Bali, banyak sekali terdapat Pura Ibu yang
mempunyai konotasi terhadap Konsep Dewi. Perkembangan Saktiisme di Bali juga
menjurus kepada dua aliran mistik yaitu Pangiwa dan Panengen. Dari Pangiwa
muncullah pengetahuan tentang Leyak, Desti, Tëluh, Taranjana dan Wegig,
sedangkan dari Panengen muncullah pengetahuan tentang Kawisesan, Usadha dan
Pragolan.
SEJARAH
Dasar-dasar paham Tantra sebenarnya telah ada di India sebelum bangsa Arya datang di India, jadi sebelum kitab Weda tercipta. Pada masa itu, di peradaban lembah Sungai Sindu, cikal-bakal paham Tantra telah terbentuk dalam praktik pemujaan oleh bangsa Dravida terhadap Dewi Ibu atau Dewi Kemakmuran. Timbullah paham Saktiisme, atau disebut juga Kalaisme, Kalamukha, atau Kalikas (Kapalikas), yang dianut oleh penduduk asli India tersebut. Sekte ini muncul kurang lebih pada abad ke-6 M, di Benggala sebelah timur. Kemudian menyebar ke utara melalui Tibet, Mongolia, Korea masuk Ke Cina dan Jepang. Sementara itu cabang yang lain tersebar ke arah timur memasuki daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Malah, pada abad ke-7, Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat studi Mahayana di Asia Tenggara.
TUJUAN
Tujuan utama dari Tantra adalah sama seperti tujuan Weda yaitu mencapai Tuhan dan kebenaran, pengetahuan dan kebahagiaan yang merupakan atribut dari yang absolute. Pengikut sekte Bhairawa Tantra berusaha mencapai kebebasan dan pencerahan (moksa) dengan cara yang sesingkat-singkatnya. Pencerahan bisa diraih melalui sebuah kejenuhan total terhadap kenikmatan duniawi. Tujuan dari ajaran Tantrayana, tetap menikmati keduniawian, namun spiritualitas harus diutamakan
Paham Tantrayana-Hindu identik dengan paham Siwa–Bhairawa.
Bhairawa (artinya hebat), ini perwujudan Siwa yang mengerikan, digambarkan
ganas, memiliki taring, bertubuh besar, dan berwujud raksasa. Kertanegara seorang
penganut Bhairawa Kalacakra untuk mengimbangi kekuatan Kaisar Khu Bhi Lai Khan
di Cina yang menganut Bhairawa Herucakra. Kebo Parud, Patih Singasari penganut
Bhairawa Bhima untuk mengimbangi Raja Bali yang kharismanya sangat tinggi pada
jaman itu. Adityawarman penganut Bhairawa Kalacakra untuk mengimbangi raja-raja
Pagaruyung di Sumatra barat yang menganut Bhairawa Herucakra.
Aliran-aliran Bhairawa cenderung bersifat
politis yang diperlukan untuk memperoleh kharisma dan wibawa yang besar yang
diperlukan untuk mengendalikan pemerintahan dan menjaga keamanan wilayah
kerajaan. Sekte Bhairawa aliran kiri menggunakan aksara modre, sedangkan sekte
Bhairawa aliran kanan lebih cenderung menggunakan aksara wreastra swalalita.
Pada intinya ajaran Bhairawa di Bali adalah untuk pencapaian Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk mencapai tujuan ini, orang Bhairwa
sendiri dengan melaksanakan hal yang lebih instan dengan 3 tahapan, yaitu :
1.
Upanisan
(mengasingkan diri)
2.
Kabumian
(laku tirakat seperti Bumi)
3.
Upawasa
(Menahan hawa nafsu)
Jika seorang telah melewati 3 tahapan diatas
dengan lancar maka orang tersebut dapat hilang atau lenyap dari dunia langsung
menuju nirwana atau surga, dan akan
mendapatkan suatu kekuatan sakti, dan juga mampu membuat pellet, pesugihan, santet,
pengasiham dll.
Tantrayana mengenal adanya meditasi dengan menggunakan alat berupa mandala (bagi penganut Buddha) atau yantra (bagi penganut Hindu). Mandala adalah yantra yang dianut Hindu dalam variasi lain yang bercorak Buddha, yakni lukisan yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meditasi sehari-hari. Alat tersebut dibuat dari tanah, kain, pada dinding, logam, atau batu, yang harus digunakan oleh mereka yang mencari pelepasan dari rangkaian siklus (lingkaran) kelahiran kembali. Penggunaan mandala/yantra ini biasanya dibarengi dengan memegang aksamala (tasbih atau rosario) dengan tangan kanan untuk menghitung mantra yang diucapkan terus menerus hingga kadang-kadang orang yang bersangkutan merasa bebas dari keadaan di sekitarnya. Tantrayana mengajarkan agar badan, perkataan, serta pikiran digiatkan dengan ritual, mantra, dan samadi. Jaman Kaliyuga atau Kalisangghara ini hanya mempelajari, menjalankan dan memahami secara utuh ajaran Bhairawa akan dapat mencapai kebebasan yang sempurna. Melaksanakan ajaran Bhairawa akan menuntun pada tujuan yang sama dan juga sekaligus memenuhi kebutuhan manusia, yaitu kebebasan yang sempurna, kebebasan yang absolut sehingga tercapai purnammukti. Purnammukti merupakan kebebasan yang tertinggi dicapai oleh Atman, di mana Atman bersatu dengan Brahman
Hingga sekarang aspek shaktisme masih
bisa dijumpai dalam tradisi Jawa seperti ritual melakukan tirakat/puasa untuk
mendapatkan kekuatan, juga penggunaan benda-benda pusaka guna mendukung
kepentingan tertentu, seperti kewibawaan, kekuatan, dan lain sebagainya
KITAB-KITAB
Meski Raja Sindhok penganut Siwa, ia
menganugerahkan Desa Wanjang sebagai wilayah sima (yang dibebas pajakkan)
kepada pujangga bernama Sambhara Suryawarana yang menyusun kitab Tantra,
Sanghyang Kamahayanikan.
Kitab-kitab yang memuat ajaran Tantrayana banyak sekali, kurang lebih ada 64 macam, antara lain: Maha Nirwana Tantra, Kularnawa Tantra, Tantra Bidhana, Yoginirdaya Tantra, Tantra sara.
BACA
JUGA, KLIK DIBAWAH INI :
1. Bhairawa Pesta Sex Di Kuburan (2)
2. Tantra
Pemujaan Kepada Cakti
3. Shambala Kerajaan Dimensi Lain
Belum ada Komentar untuk "BHAIRAWA SEKTE MISTIK - 1"
Posting Komentar