SEKTE/ALIRAN
Terdapat
ratusan aliran Kejawen dengan penekanan ajaran yang berbeda-beda. Beberapa
jelas-jelas sinkretik, yang lainnya bersifat reaktif terhadap ajaran agama
tertentu. Namun biasanya ajaran yang banyak anggotanya lebih menekankan pada
cara mencapai keseimbangan hidup dan tidak melarang anggotanya mempraktekkan
ajaran agama (lain) tertentu.
Beberapa aliran dengan anggota besar
- Agama
Jawa Asli Republik Indonesia
- Ajaran Sabdo Palon
- Ajaran
Samin (yang menentang kapitalisme dan kolonialisme melalui cara spiritual
dan perubahan tingkah laku).
- Aliran
Kebatinan Perjalanan
- Ilmu
Sejati Prawira Sudarsa
- Indhuk
Warga Kawruh Utama
- Kapercayan
Budi Daya
- Kawula
Warga Naluri
- Kejawen
Kejayan Trimurti
- Maneges
- Ngèlmu
Beja-Mulur Mungkret
- Padepokan Cakrakembang
- Paguyuban
Pambuka Das Sanga
- Paguyuban
Patuladhan Jiwa Jawa
- Paguyuban
Sangkan Paraning Dumadi Sri Jayabaya
- Paguyuban
Satriya Mangun Mardika Dunungé Urip
- Paguyuban Sumarah
- Pran-Suh
- Sapto Darmo
- Susila Budi Dharma (Subud)
- Urip Sejati.
- Ajaran Syekh Siti Jenar (juga bersifat sinkretik),
- Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu)
Seandainya
semua aliran diatas ini bisa menyatukan konsep dalam memahami Kejawen, tentu akan sangat baik
sekali, sehingga bagi anggota masyarakat yang ingin mempelajari Kejawen, ada
panduan yang dapat diikuti langkah demi langkah.
PAGUYUBAN SAPTO DARMO
Aliran yang bersifat reaktif
misalnya aliran yang mengikuti ajaran Sabdopalon atau penghayat ajaran Syekh Siti Jenar yang
ingin mengembalikan agama Orang Jawa kembali ke Agama Buda yang dianggap
sebagai agama asli menurut Sabdapalon, atau penghayat ajaran Syekh Siti Jenar yang
merupakan ajaran/ Aliran Islam yang telah
ditetapkan sesat oleh Wali Sanga. Sapto Darmo —salah satu aliran besar
Kejawen— pertama kali dicetuskan oleh Hardjosapuro dan selanjutnya dia ajarkan
hingga meninggalnya, 16 Desember 1964. Nama Sapto Darmo diambil dari bahasa
Jawa; sapto artinya tujuh dan darmo artinya kewajiban suci. Jadi, Sapto Darmo
artinya tujuh kewajiban suci. Sekarang aliran ini banyak berkembang di Yogya
dan Jawa Tengah, bahkan sampai ke luar Jawa. . Sekarang aliran ini banyak
berkembang di Yogya dan Jawa Tengah, bahkan sampai ke luar Jawa. Aliran ini mempunyai
pasukan dakwah yang dinamakan Korps Penyebar Sapto Darmo, yang dalam dakwahnya
sering dipimpin oleh ketuanya sendiri (Sri Pawenang) yang bergelar Juru Bicara
Tuntunan Agung. Kitab suci penganut Sapto Darmo adalah yang diusahakan oleh
Bopo Panuntun Gutama, yang tidak lain adalah pendirinya itu sendiri,
Hardjosapuro. Menurut pandangan mereka, kitab ini berasal dari kumpulan ‘wahyu’
dari Tuhan yang memiliki sifat Pancasila Allah. Konsep ibadah dalam Sapto Darmo tercermin pada
ajaran mereka tentang “Sujud Dasar”. Sujud Dasar terdiri dari tiga kali sujud
menghadap ke Timur. Sikap duduk dengan kepala ditundukkan sampai ke tanah,
mengikuti gerak naik sperma yakni dari tulang tungging ke ubun-ubun melalui
tulang belakang, kemudian turun kembali. Amalan seperti itu dilakukan sebanyak
tiga kali. Konsep alam dalam pandangan Sapto Darmo adalah meliputi 3 alam:
- Alam Wajar yaitu alam dunia
sekarang ini.
- Alam Abadi yaitu alam langgeng
atau alam kasuwargaan.
- Alam Halus yaitu alam tempat
roh-roh yang gentayangan (berkeliaran) karena tidak sanggup langsung
menuju alam keswargaan. Roh-roh tersebut berasal dari manusia yang selama
hidup di dunia banyak berdosa.
Sebagai
hasil dari amalan Sujud Dasar, mereka meyakini dapat menyatu dengan Tuhan dan
dapat menerima wahyu tentang hal-hal ghaib. Racut adalah ajaran dan praktek dalam Sapto Darmo yang intinya adalah
usaha untuk memisahkan rasa, fikiran, atau roh dari jasad tubuhnya untuk
menghadap Tuhan, kemudian setelah tujuan yang diinginkan selesai lalu kembali
ke tubuh asalnya (Ngerogo Sukmo).
PUSTAKA SUCI
Kejawen tidak memiliki Kitab Suci. Beberapa kitab yang dimiliki oleh
Kejawen adalah Kakawin, Babad, Serat, Suluk, Kidungan, dan Primbon, yang memuat
mengenai Tata Krama (Aturan Hidup Yang Luhur) untuk membentuk
orang Jawa yang hanjawani (memiliki akhlak
terpuji),. hal-hal
tersebut terutama banyak tertuang dalam karya tulis sebagai berikut :
- Kakawin
(Sastra Kuno) - merupakan kitab sastra metrum kuno
(lama) berisi wejangan (nasihat) berupa ajaran yang tersirat dalam kisah
perjalanan yang berjumlah 5 kitab, ditulis menggunakan Aksara Jawa Kuno dan Bahasa Jawa Kuno
- Babad
(Sejarah-Sejarah) - merupakan kitab yang menceritakan sejarah nusantara
berjumlah lebih dari 15 kitab, ditulis menggunakan Aksara Jawa Kuno dan Bahasa Jawa Kuno serta Aksara Jawa dan Bahasa Jawa
- Serat
(Sastra Baru) - merupakan kitab sastra metrum anyar
(baru) berisi wejangan (nasihat) berupa ajaran yang tersirat dalam kisah
perjalanan yang terdiri lebih dari 82 kitab, ditulis menggunakan Aksara Jawa dan Bahasa Jawa beberapa
ditulis menggunakan Huruf Pegon
- Suluk
(Jalan Sepiritual) - merupakan kitab tata cara menempuh jalan supranatural
untuk membentuk pribadi hanjawani yang
luhur dan dipercaya siapa saja yang mengalami kesempurnaan akan memperoleh
kekuatan supranatural yang berjumlah lebih dari 35 kitab, ditulis
menggunakan Aksara Jawa dan Bahasa Jawa beberapa
ditulis menggunakan Huruf Pegon
- Kidungan
(Do'a-Do'a) - sekumpulan do'a-do'a atau mantra-mantra yang dibaca dengan
nada khas, sama seperti halnya do'a lain ditujukan kepada Tuhan bagi
pemeluknya masing-masing yang berjumlah 7 kitab, ditulis menggunakan Aksara Jawa dan Bahasa Jawa
- Primbon
(Ramalan-Ramalan) - berupa kitab untuk membaca gelagat alam semesta untuk
memprediksi kejadian. ditulis menggunakan Aksara Jawa dan Bahasa Jawa
HARI RAYA
Berikut adalah hari-hari penting dalam
Kejawen :
- Suran
(Tahun Baru 1 Sura).
- Sepasaran
(upacara kelahiran)
- Mantennan
(Pernikahan dengan segala upacaranya).
- Mangkat
(Upacara Kematian) - Mengirim Do'a (Kanduri, Wirid, Ngaji) 7 Hari, 40
Hari, 100 Hari, 1000 Hari, 3000 Hari.
- Unggahan (Megeng Poso) - Tanggal
28 dan 29 Bulan Ruwah (Bulan Arwah) Yang digunakan untuk mengirim Do'a
kepada yang telah mangkat (berangkat)
terlebih dahulu, juga waktu Munjung (mengirim
makanan lengkap nasi dan lauk kepada orang yang dituakan dalam keluarga)
untuk mengikat silaturahmi.
- Megeng
Sawal - Tanggal 29 dan 30 Bulan Poso, yang
digunakan untuk mengirim Do'a kepada yang telah mangkat (berangkat)
terlebih dahulu.
- Riadi
Kupat (Hari Raya Kupat) - Tanggal 3, 4 dan 5 Bulan Sawal (Bagi orang tua
yang ditinggalkan anaknya sebelum menikah).
Karena filsafat Kejawen
juga beragama, hari besar agama juga merupakan hari penting bagi kejawen. Berikut
ini adalah beberapa hari penting tambahan untuk kejawen muslim :
- Hari Raya
Idul Fitri
- Hari Raya
Idul Adha.
- Hari Raya
Jum'at.
- Muludan
(Maulid Kanjeng Nabi Muhammad, S.A.W.)
- Sekaten
(Syahadatain)
SUMBER
Adi Nugroho, //ahmadsamantho.wordpress.com, Bombastis, Iris Indonesia, kompasiana, richyramadhani.blogspot.co.id, Spiritual, https://sabdalangit.wordpress.com,, Sasana Nuswantara, Wikipedia.,Kejawen, Filsafat, Tradisi dan Ritual
BACA JUGA, Klik di bawah
ini :
- Ajaran Kejawen
- Cakra sebagai Pusat Energi Spiritual
- Animisme, Dinamisme dan Sains
- Shambala, Ajaran Esoterik
- Energi dan Dinamisme
- Bhairawa Sekte Mistik
Belum ada Komentar untuk "KEJAWEN, ALIRAN, PUSTAKA SUCI DAN HARI RAYA"
Posting Komentar