Ajaran Hindu yang tertuang dalam Pustaka Suci Weda bersumber pada wahyu Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) disebut Sanatana Dharma. Ajaran ini mengandung ilmu Spiritual (Para Widya) dan Ilmu Material (Apara Widya) sebagai tuntunan perjalanan Jasmani dan Rohani manusia dalam pendakian. Moral-Spiritual untuk membangun kehidupan jasmani yang Moksartham Jagadita dan kehidupan rohani menuju kembali kepada Sang Pencita (Tuhan Yang Maha Esa), atau Sangkan Paraning Numadi.. Dengan pendakian moral dan spiritual maka manusia mencapai dharma, yaitu kebenaran pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dengan dharma itulah manusia akan dapat mencapai kehidupan Moksartham Jagadita (moksa sakala) dan mencapai Moksa (moksa niskala), yang lazim dikatakan Moksartham Jagadita Ya Ca Iti Dharma.
Perjalanan hidup umat Hindu dituntun oleh
para widya dan apara widya di jalan
dharma (kebenaran) untuk meningkatkan moral dan spiritual agar menjadi manusia
yang berkarakter dan berbudhi pekerti luhur. Dengan karakter dan budhi pekerti
luhur itulah umat Hindu akan membangun kehidupan yang Moksartham Jagadita.
Yaitu kehidupan yang rukun, damai, harmonis, adil, dan sejahtera dalam
kebhinekaan budaya, adat istiadat, tradisi, dan kearifan local Nusantara. Inti
ajaran Agama Hindu dirumuskan dalam
“Tiga Kerangka Dasar” dan “Panca Sradha” yaitu:
1. Tattwa
(Filsafat),
2. Susila
(Etika), dan
3. Yadnya
(Upacara).
“Panca Sradha” adalah lima keyakinan yang
diyakini oleh umat Hindu sebagai landasan hidup di dunia ini, yang terdiri dari
:
1. Widhi
Tattwa - Yakin dengan adanya Tuhan Yang
Esa
2. Atma
Tattwa - Yakin dengan adanya Roh
3. Karmaphala
- Yakin hasil yang didapat sesuai dengan
perbuatan yang dilakukan. karma baik
akan mendatangkan pahala baik dan demikian juga sebaliknya.
4. Punarbhawa
- Yakin adanya reinkarnasi, manusia lahir berulang-ulang
5. Moksha
- Yakin dengan adanya kebebasan abadi, yaitu bersatunya Brahman
dengan Atman.
BACA JUGA : INTISARI BHAGAWAD GITA
TATWA, FILSAFAT, KEYAKINAN.
Kecerdsan satvika atau kecerdasan spiritual
(SQ – Spiritual Quotion) adalah menjadi buah utama dari lima dasar keyakinan
yang terkandung dalam Tattwa/ Filsafat/ Sradha/ Keyakinan dalam Agama Hindu,
yaitu :
Merupakan keyakinan akan adanya Tuhan yang dapat
diimplementasikan melalui sembah sujud dan ketaatan pada ajaran-Nya. Dan meyakini
dengan adanya Tuhan Yang Esa, bahwa “Brahman Atman Aikyam“, (Tuhan adalah Atman yang menjiwai setiap
Mahluk). Sumber segala sumber, Pencipta alam Semesta dan segala
isinya, serta kemana alam semesta dan segala isinya akan menuju (praline).Gandhi menyatakan
bahwa Hinduisme bebas dari dogma-dogma yang memaksa, serta dapat menampung berbagai bentuk ekspresi diri
dalam ruang lingkup yang besar. Dalam tubuh agama Hindu, perbedaan pada
setiap tradisi—bahkan pada agama lain—tidak untuk diperdebatkan, karena ada keyakinan bahwa setiap orang memuja Tuhan yang sama dengan
nama yang berbeda, entah disadari atau tidak oleh umat bersangkutan. Dalam kitab Regweda terdapat suatu bait yang sering dikutip oleh umat Hindu untuk
menegaskan hal tersebut, sebagai berikut: “Ekam
Sat Viprāh Bahudhā Vadanti” ("Hanya ada satu kebenaran, tetapi para cendekiawan menyebut-Nya dengan
banyak nama.").
Ajaran pertama ini berfokus pada keyakinan pada Brahman atau
Tuhan. Ada banyak sebutan nama Tuhan dalam agama Hindu, seperti Ida Sang Hyang
Widhi Wasa atau Brahman. Ini artinya, Brahman didalam Hindu adalah
sebutan bagi Tuhan yang Maha Esa. Dimana umat Hindu percaya akan keberadaan Tuhan
yang telah menciptakan dan memelihara kehidupan ini. Umat Hindu percaya
terhadap satu Tuhan yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sebagaimana tertera di
dalam Chandogya Upanisad IV.2.1 yaitu "Eka Eva Avityam Brahman" yang
memiliki arti " Tuhan itu hanya satu tidak ada duanya". Kemudian
tertera juga di dalam Yajur Veda XVII.27 yang tertulis " Yo Devanam
Namadha Eka Eva" artinya "ia satu dan disebut dengan banyak nama
". Umat Hindu juga selalu
mengamalkan ajaran yang terkandung dalam kitab suci mereka. Dengan keyakinan
Widhi Tattwa, umat Hindu memiliki rasa yang bhakti pada kemahakuasaan Tuhan
sebagai pencipta alam semesta. Sehingga, mereka pun senantiasa mensyukuri nikmat
dan berkah yang diberikan kepadanya. Di masa lalu segala aktivitas penduduk
ditujukan/dipersembahkan kepada Tuhan, seperti
Melukis, Menari, Menabuh, Bercocok tanam, dan aktivitas yang lain. Di
masa sekarang, dimana masyarakat sudah bersinggungan dengan material, maka aktivitas yang semula semuanya
ditujukan sebagai rasa bhakti kepada Tuhan, mulai terdegradasi.
2. ATMA TATTWA.
Atma Tattwa adalah
keyakinan umat tehadap atman, yaitu percikan kecil dari Brahman yang berada di
dalam tubuh setiap makhluk. Atma berasal dari kata
"An" yang artinya bernapas. Setiap makhluk yang bernapas memiliki
atma. Umat Hindu meyakini pula bahwa keberadaan Jiwatman membuat manusia
bisa hidup, memiliki kedinamisan dalam
gerak, berkembang biak, serta aktif sesuai hukum yang mengikatnya. Jika tidak ada
atman, maka unsur panca mahabutha yang melekat pada diri makhluk tersebut akan hancur
lebur atau disebut mati. Atman
diyakini memiliki sifat kekal dan sempurna. Atman ini adalah jiwa atau
roh yang berada didalam tubuh kasar semua mahkluk hidup. Atman merupakan percikan kehidupan dari Brahman. Sesungguhnya
semua mahkluk hidup berasal dari sang pencipta. Atman sesungguhnya bersifat kekal
sehingga dalam proses kehidupan, dikenal dengan yang namanya Reinkarnasi. Di mana reinkarnasi
sesungguhnya kehidupan kembali dengan Atman yang sama dengan kehidupan sebelumnya.
Adanya atma disetiap mahluk hidup yang ada di dunia ini. Seluruh alam semesta
merupakan ciptaan Brahman dalam
prabawa-Nya sebagai Dewa Brahma. Alam semesta ciptaan Tuhan disebut Buana
Agung. Adapun makhluk hidup disebut Buana Alit. Adapun dalam kitab Upanisad
disebutkan "Brahman Atman Aikyam," artinya Brahman dan Atman itu
adalah tunggal.". Atma yang menghidupi manusia disebut Jiwatman, Atma yang
menghidupi hewan disebut Janggama, Adapun atma yang menghidupi tumbuhan disebut
Sthawara. Atma adalah dewa dalam tubuh, mengetahui palsu dan sejati (baik –
buruk) tak dapat dikelabui.
3.
KARMAPHALA.
Kata Karma sendiri memiliki
arti perilaku atau perbuatan, sementara phala artinya hasil yang didapat. Karmaphala
ini artinya hasil yang didapat dari perbuatan yang dilakukan. Umat Hindu
sangat yakin dengan adanya hukum sebab akibat dalam kehidupan sehari-hari. Hukum karma ini menjadikan
manusia diharapkan dapat mengontrol dirinya untuk berbuat sesuai dengan aturan dan
dharma. Sehingga, manusia pun tidak berani melanggar ajaran Hindu karena khawatir
menerima akibatnya. Dalam hidup ini kita tentunya saat melakukan sesuatu disertai
dengan tujuan atau hasil yang akan dicapai. Sehingga, manusia pun tidak berani melanggar
ajaran Hindu karena khawatir menerima akibatnya. Dalam hidup ini kita tentunya saat
melakukan sesuatu disertai dengan tujuan atau hasil yang akan dicapai. Jadi
setiap perbuatan yang kita lakukan akan mendapatkan hasilnya baik yang bagus maupun buruk. Setiap saat kita melakukan
apa yang namanya Karma Phala. Ada banyak sekali sebab akibat yang kita lakukan dan
terima dalam hidup ini. Jika kita melakukan sesuatu dengan positif dan niat
yang baik pasti hal baik juga yang akan menghampiri kita, jika melakukan sesuatu
dengan tujuan yang buruk, hasil buruk pun akan kita terima. Sesuai dengan
Trikaya Parisuda, maka karmapala itu bukan hanya karena akibat perbuatan kita
saja, tapi juga disebabkan oleh Pikiran dan Perkataan yang kita ucapkan. Karena
itu kita wajib menjaga pikiran, perkataan dan perbuatan kita.
a. Prarabda Karma Phala, adalah segala perbuatan
yang telah kita lakukan baik perbuatan baik maupun buruk, baik kepada diri sendiri
atau bukan akan kita terima pada saat itu juga. Sehingga jarak antara melakukan
dan hasil dari perlakuan kita tidak dalam waktu yang lama.
b. Kriyamana Karma Pala, merupakan segala perbuatan
yang telah kita lakukan dalam kehidupan ini akan kita terima hasilnya pada saat setelah kita meninggal. Hasil dari perbuatan
selama kita hidup memang tidak semuanya kita terima semasa hidup juga.
c. Sancita Karma Pala. adalah semua perbuatan yang
telah kita lakukan, hasilnya akan kita terima suatu saat nanti pada saat Reinkarnasi, yaitu saat kita
terlahir Kembali untuk menjalankan kehidupan lainnya dan untuk menerima hasil
Karma atas perbuatan kita di kehidupan sebelumnya. Umat Hindu yakin, Ketika makhluk
hidup terlahir di dunia atau di alam semesta ini, mereka sebenarnya sedang menerima
apa yang telah diperbuat di kehidupan sebelumnya. Tak terlepas apakah itu hewan,
tumbuhan, manusia, dan makhluk lain mereka
semua tidak bisa terlepas dari hukum Karma Pala ini.
4.
PUNARBHAWA.
Yakin dengan adanya reinkarnasi, manusia lahir berulang-ulang. Ajaran keyakinan keempat dalam Panca Sradha adalah Samsara Tattwa atau yakin dengan adanya reinkarnasi, penjelmaan kembali atau kelahiran kembali, dalam agama Hindu ini dikenal dengan istilah Punarbhawa yang artinya kelahiran berulang-ulang. Umat Hindu yakin setiap ruh akan kembali lagi kepada Brahman dan harus dalam keadaan yang suci. Punarbhawa adalah keyakinan akan adanya peristiwa reinkarnasi pada manusia. Proses reinkarnasi ini merupakan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan sebelumnya di dunia. Adanya konsep punarbhawa menjadikan umat Hindu enggan berbuat salah atau melanggar aturan yang tertuang dalam kitab suci Weda. Reinkarnasi disebabkan karena hasil perbuatan makhluk hidup itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat Ia menjalani hidup maupun apa yanga dilakukan pada saat menjalani hidup sebelumnya Dalam keyakinan tersebut, bisa dikatakan makhluk hidup menentukan nasib yang akan dijalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah Reinkarnasi).
Baca Juga : Fisika Quantum, Menembus Ruang danWaktu
5. MOKSA
Yakin dengan adanya kebebasan abadi, yaitu bersatunya Brahman dengan Atman. Bukan tanpa alasan, tujuan tertinggi dalam agama Hindu adalah bisa mencapai Jagadhita dan Moksa. Konsep ini didasari oleh pemikiran agar umat Hindu jangan berulang kali lahir kembali. Oleh karena itu, ada harapan umat untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal tersebut melalui konsep Moksha. Untuk mewujudkannya, umat Hindu berlomba-lomba berbuat kebaikan dan mendekat kepada Brahman. Moksa merupakan tujuan terakhir dalam kehidupan di Agama Hindu. Hal tersebut karena dengan Moksa, makhluk hidup tidak lagi harus menerima Hukum Karma atau Reinkarnasi, karena Atman nya telah menjadi satu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Jiwa yang mengalami Moksa tidak lagi mengalami ikatan nafsu dan keduniawian yang bersifat maya atau palsu. Jiwanya telah sepenuhnya terbebas dari rasa suka dan duka yang berasal dari keduniawian. Mereka yang telah mencapai Moksa jiwanya telah mengalami kebahagiaan dan ketenangan yang kekal.
BACA
JUGA :
1. Animisme, Dinamisme dan
Sains
2. Kehidupan Setelah
Kematian 1
SSUMBER :
1.
Kompas.com
3.
Hinduisme
4. Mimbar Agama Hindu, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutantra MSc.
5.
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
6.
HinduJogja.com
7.
BINROH
Hindu TNI AU.
Belum ada Komentar untuk "KEYAKINAN UMAT HINDU SESUAI TATTWA PANCA SRADHA"
Posting Komentar