Dalam berbagai kesempatan Kongzi menekankan pentingnya manusia mempunyai “Tiga Pusaka Kehidupan”, “Tiga Mutiara Kebajikan” atau “Tiga Kebajikan Utama”, yaitu : Zhi, Ren dan Yong. Ditegaskan bahwa, “Yang Zhi tidak dilamun bimbang, yang Ren tidak merasakan susah payah, dan yang Yong tidak dirundung ketakutan”.
- “Zhi” berarti kebijaksanaan dan sekaligus
pencerahan / tercerahkan. Bijaksana dapat diartikan pandai, selalu
menggunakan akal budinya, arif, tajam pikiran, mampu mengatasi persoalan
dan mampu mengenal orang lain. Pencerahan atau yang Tercerahkan, berarti
mampu mengenal dan memahami diri sendiri, termasuk di dalamnya mampu
mengenal yang hakiki. Untuk mencapai Zhi, manusia harus belajar keras,
dengan menggunakan kemampuan dan upaya diri sendiri. Agama, para
Nabi dan atau Guru Agung hanya bisa membantu, namun untuk mencapainya adalah
dari upaya diri sendiri. Orang yang ingin memperoleh Zhi, berarti ia harus
belajar keras untuk meraih Kebijaksanaan dan sekaligus Pencerahan (batin).
- “Ren” berarti Cinta Kasih universal, tidak
terbatas pada orang tua dan keluarga sedarah belaka, namun juga kepada
sahabat, lingkungan terdekat, masyarakat, bangsa, negara, agama dan umat
manusia. Ren bebas dari stigma masa lalu dan tidak membeda-bedakan
manusia dari latar belakang atau ikatan primordialnya. Ren tidak mengenal
segala bentuk diskriminasi atau pertimbangan atas dasar kelompok. Meski
berasal dari satu kelompok, bila seseorang bersalah atau melanggar
Kebajikan, maka bisa saja kita berpihak kepada orang yang berasal dari
kelompok berbeda namun benar-benar berada dalam Kebajikan. Ren dalam
pengertian agama Konghucu selalu didasari pada sikap ketulusan, berbakti,
memberi, bukan meminta atau menuntut balasan dalam bentuk apapun. Namun
perlu diingat bahwa Ren tidak berarti mencinta tanpa dasar pertimbangan
baik dan buruk. Dalam salah satu sabdanya Kongzi mengatakan bahwa “Orang
yang berperi-Cintakasih bisa mencintai dan membenci”. Mencintai Kebaikan
dan membenci Keburukan. Balaslah Kebaikan dengan Kebaikan; Balaslah
Kejahatan dengan Kelurusan”. Di sini berarti siapa pun yang bersalah,
harus diluruskan, dihukum secara adil dan diberi pendidikan secara optimal
agar dapat kembali ke jalan yang benar. Setelah berada di jalan yang
benar, kita tidak boleh terkena stigma, menilai atas dasar masa lalu
seseorang.
- “Yong” sering diartikan Berani atau
Keberanian. Namun yang dimaksud dengan Yong, bukanlah keberanian dalam “k”
kecil. Berani melawan harimau dengan tangan kosong, berani
menyeberangi bengawan tanpa alat bantu, bukanlah Keberanian yang dimaksud
Kongzi. Yang dimaksud dengan Keberanian di sini adalah Berani karena
Benar, Berani atas dasar Aturan atau Kesusilaan, Berani atas dasar rasa
Tahu Malu. Suatu ketika Kongzi berkata, “Bila memeriksa ke dalam diri aku
telah berada dalam Kebenaran, mengapa aku harus merasa takut?. Namun
bila aku bersalah, kepada anak kecil pun aku tidak Berani”. Yong juga
diartikan sebagai Keberanian untuk melakukan koreksi dan
instrospeksi diri. Bila bersalah, kita harus Berani mengakui kesalahan
tersebut dan sekaligus Berani untuk mengkoreksinya. Nabi Kongzi berkata,
“Sungguh beruntung aku. Setiap berbuat kesalahan, selalu ada yang
mengingatkannya”. Ditambahkan, “Sesungguh-sungguhnya kesalahan
adalah bila menjumpai diri sendiri bersalah, namun tidak berusaha untuk
mengkoreksi atau memperbaikinya”. Maka seorang yang berjiwa besar adalah
orang yang berani belajar dari kesalahan.
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui):
- Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Cheng Xin Huang Tian)
- Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng
Juen Jie De)
- Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng
Li Ming Ming)
- Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh
(Cheng Zhi Gui Shen)
- Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng
Yang Xiao Shi)
- Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi
Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
- Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu
Jing (Cheng Qin Jing Shu)
- Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng
Xing Da Dao)
Lima Sifat Kekekalan (Wu
Chang):
- Ren – Cintakasih
- Yi – Kebenaran/Keadilan/Kewajiban
- Li – Kesusilaan, Kepantasan
- Zhi – Bijaksana
- Xin – Dapat dipercaya
Zhong Shu = Satya dan Tepaselira/Tahu Menimbang:
“Apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain”
(Lunyu)
Jalan Untuk Mencapai
Tujuan
Disamping sifat baik, Lima
Hubungan memberikan pengikut Konghucu jalan untuk maju :
- Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
- Hubungan antara Suami dan Isteri
- Hubungan antara Orang tua dan anak
- Hubungan antara Kakak dan Adik
- Hubungan antara Kawan dan Sahabat
Delapan Kebajikan (Ba
De):
- Xiao – Laku Bakti
- Ti – Rendah Hati
- Zhong – Setia
- Xin – Dapat Dipercaya
- Li – Susila
- Yi – Bijaksana
- Lian – Suci Hati
- Chi – Tahu Malu
Pengikut Konghucu memuja
leluhur, dan diyakini bahwa rohnya tetap hidup Dengan menghormati dewa-dewa
pengikut Konghucu adalah seorang agnostis, lebih memilih
menempatkan etika dalam kehidupan ini dibandingkan dengan membicarakan
kehidupan spiritual setelah kehidupan di dunia, menuntun pikiran umatnya bukan
untuk masa depan tapi untuk masa kini dan masa lampau.
(Dari Berbagai Sumber)
BACA JUGA, Klik Di Bawah Ini :
1. Ajaran Bahullah,
Agama Bahai 3
3. Bahasa dan SastraJawa – Raffles 6
Belum ada Komentar untuk "AJARAN POKOK AGAMA KONG HU CU (Confucius) (3)"
Posting Komentar