Catur Purusa Artha : Kama & Moksa
Pada artikel
sebelumnya, dijelaskan bahwa Inti ajaran Agama Hindu
disimpulkan dalam “Tiga Kerangka Dasar” dan “Panca Sradha” yaitu:
1. Tattwa
(Filsafat),
2. Susila (Etika),
dan
3. Yadnya
(Upacara).
“Panca
Sradha” adalah lima keyakinan yang diyakini oleh umat Hindu sebagai landasan
hidup beragama Hindu, yang terdiri dari :
1. Widhi Tattwa -
Yakin dengan adanya Brahman (Tuhan Yang Esa)
2. Atma Tattwa - Yakin
dengan adanya Atman (Roh)
3. Karmaphala - Yakin
hasil yang didapat sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
4. Punarbhawa - Yakin adanya
reinkarnasi, manusia lahir berulang-ulang
5. Moksha - Yakin dengan adanya
kebebasan abadi, yaitu bersatunya Brahman dengan Atman.
KAMA
Setelah melewati tangga Artha dengan berlandaskan Dharma, barulah kita dapat memenuhi Kama. Kama adalah sifat alamiah setiap mahluk hidup yang dibawanya sejak lahir. Mengapa kita harus memenuhi keinginan? Karena jika sudah memenuhi keinginan, maka kita akan merasakan kebahagiaan sebagai akibat dari keinginan yang sudah terpenuhi. Kama, berarti hasrat, keinginan, gairah, kemauan, dan kenikmatan panca indra. Kama dapat pula berarti kesenangan estetis dalam menikmati kehidupan (seni, hiburan, kegembiraan), kasih sayang , ataupun asmara. Akan tetapi, kama dalam hubungan asmara atau percintaan hanya dapat dipenuhi melalui hubungan pernikahan. Kama dibutuhkan dalam membangun kehidupan rumah tangga, atau grehasta
Kama merupakan keinginan untuk memperoleh kenikmatan
(wisaya). Kamalah yang
membuat mereka berbuat agar bisa hidup, tumbuh, dan berkembang. Tak ada satu
perbuatan pun di dunia ini nampaknya dilaksanakan oleh seseorang yang bebas
dari keinginan, karena apapun yang dilakukan manusia didorong oleh keinginan,
karena Kama yaitu
keinginan, nafsu yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu, yang mendorong
orang bergairah dan bergirang dalam hidup ini, dapat mengantarkan seseorang
pada kemuliaan yang paling tinggi, dan Kama juga dapat membawa seseorang pada
jurang kenistaan yang paling dalam. Kama berfungsi sebagai penunjang hidup yang
bersifat tidak kekal. Manusia dalam hidup memiliki kecenderungan untuk
memuaskan nafsu, tetapi sebagai makhluk berbudi ia mampu menilai perilaku mana
yang baik dan benar untuk diterapkan. Dengan ungkapan lain bahwa perilaku yang
baik dimaksudkan adalah selarasnya kebutuhan manusia dengan norma kebenaran
yang berlaku.
Tiga pintu gerbang yang mengantarkan
seseorang menuju ke neraka adalah: kama/keinginan, amarah, dan keserakahan.
Oleh karena itu, ketiganya harus dikendalikan dengan Dharma. Kama menurut ajaran agama
Hindu tidak ada artinya jika diperoleh menyimpang dari Dharma ( kebaikan ).
Karena Dharma menduduki tempat di atas dari Kama dan Artha. Dharma adalah
pedoman dalam mencapai Artha, Kama dan Moksa.
Tangga yang terakhir sebagai tujuan
tertinggi adalah Moksha. Moksha merupakan juga
keyakinan terakhir dari Lima Keyakinan (Panca Sradha) yang diyakini oleh semua umat Hindu. Moksa adalah terbebasnya jiwa (atman)
dari ikatan duniawi atau samsara
(kelahiran kembali). Apabila Atman itu sudah bersih, dia tidak terikat dengan hokum |
karma, disebut Niskama Karma, dan tidak lagi
mengalami Punarbhawa, tidak mengalami Samsara. Keadaan inilah yang disebut
Moksa atau kelepasan (pembebasan). Moksha berasal
dari bahasa Sanskerta,
dari akar kata “muc” yang
berarti membebaskan atau melepaskan, dan secara harfiah moksha juga berarti kebebasan dari samsara. Moksha adalah pencapaian tertinggi dari akhir siklus
kehidupan manusia menurut agama Hindu. Moksa disini adalah moksa di dalam kehidupan. Namun
jika kita berbicara Moksa di dalam konteks Skala atau dunia nyata, itu
dibuktikan dengan kita mendapatkan kebahagiaan yang tinggi yang mana kita
sendiri yang dapat merasakannya. Jika kita berbicara Moksa di dalam konteks Niskala,
itu dijelaskan bahwa kita telah menyatu dengan Brahman.
Pengertian Moksha menurut Sarasamucaya
Sloka 398, adalah bebasnya pikiran dari hawa nafsu dan kekotoran. “Sebab
pikiranlah sesungguhnya yang membuat sengsara, jika pikiran itu dicemari oleh
hawa nafsu dan kekotoran, sebab apabila pikiran itu suci dan tidak terhinggapi
kekacauan, dengan lenyapnya hawa nafsu dan kemarahan, itulah merupakan hakekat
moksha, berhasilnya menyeberangi lautan kematian”.
Moksa adalah terbebasnya Atman (jiwa) dari
ikatan duniawi (maya) sehingga menyatu dengan Brahman (Tuhan). Orang yang telah
mencapai Brahman akan merasakan kebahagiaan tertinggi (Sat cit ananda). Upaya mencapai moksa dapat dilakukan dengan
cara menyadari dan berupaya menumbuh-kembangkan usaha untuk melepaskan diri
yang sejati dari keterikatan. Usaha-usaha itu diantaranya; dengan berperilaku
yang baik, berdana-puniya, beryajna, dan tirthayatra. Mengendalikan sifat-sifat
Tri Guna yang ada dalam diri manusia, yaitu sattwam, rajas dan tamas. Usaha
untuk menyeimbangkan sifat-sifat tersebut memang sangat sulit, namun yakinlah
bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan disiplin diri. Moksa dapat dicapai di
dunia maupun setelah hidup ini berakhir.
Saat manusia merasa tercukupi di dunia, maka
ia akan merasa damai dalam kehidupan. Moksa juga bisa berarti manusia bisa bersatu kembali
dengan-Nya dan menjadi tujuan tertinggi dalam agama Hindu. Dengan tujuan hidup
yang berjenjang seperti Catur Purusa Artha dalam mencari tujuan hidup dunia
seperti Artha dan Kama, dengan dasar Dharma akan membuat kita bisa menjadi
manusia yang berguna bagi sesama. Kita melakukan Dharma dengan
menerapkan Tri Kaya Parisuda (Berpikir yang baik, berbicara yang baik dan
berperilaku yang baik) agar bisa meraih tujuan tertinggi manusia yaitu Moksa.
Saat kita menanamkan Dharma dalam mencari Artha kita
bisa melakukan puniya untuk membantu mensejahterakan sesama. Saat kita
mencari Kama dengan
menanamkan Dharma kita bisa membatasi diri hingga tidak terjerumus dalam hal
yang tidak baik. Umat Hindu ingin mencapai tujuan Catur Purusa Artha,
untuk mencapai kebahagiaan abadi atau Moksa.
Ajaran susila Catur Prusa Artha mengajarkan kepada kita untuk senantiasa
bertindak berdasarkan Dharma sehingga
kebahagiaan tertinggi dapat dicapai. “Oṁ Pratisthā Aristāni me sarvātma anibhṛṣtaḥ”, semoga badan dan
pikiran kita tetap sehat bebas dari penyakit dan bangkit untuk meningkatkan
kualitas diri . Seiring dengan kemajuan teknologi, maka kebutuhan manusia juga
semakin banyak, yang pada dua puluh lima tahun yang lalu belum menjadi
kebutuhan. Hal ini mendorong manusia
untuk berfikir dan berbuat yang mengarah ke materialistis. Kita umat Hindu
masih bersukur, karena kita masih dipagari oleh ajaran Catur Purusa Artha.
TingkatanMoksa
Beberapa tingkatan
moksa, yang ditinjau dari beberapa segi.
1. Jiwa
Mukti, yaitu moksa yang diperoleh semasa masih hidup, dimana atman manusia
tidak terpengaruh oleh gejolak indria dan maya. Moksa ini, dapat disamakan
Sarupya (sadharmya) dan Samapya.
2. Wideha
Mukti yaitu moksa yang dicapai oleh manusia semasa hidupnya, di mana atmanya
telah meninggalkan badan wadagnya (jasadnya), tetapi roh yang bersangkutan
masih terkena pengaruh maya yang tipis. Moksa pada tingkatan ini, atma
dinyatakan setara dengan Brahman, tetapi belum dapat menyatu dengan-Nya, hal
ini diakibatkan masih ada pengaruh maya. Moksa Wideha mukti dapat disejajarkan
dengan moksa salokya.
3. Purna
Mukti yaitu moksa yang paling sempurna, dimana atman manusia sudah bisa bersatu
dengan Brahman. Moksa ini dapat diperoleh setelah meninggal. Istilah Purna
Mukti sejajar dengan Sayujya.
Moksa juga dapat diklasifikasikan menjadi
empat.
1. Samipya
yaitu moksa yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini.
Moksa seperti ini dapat dilakukan oleh para Maharsi dan Yogi dengan cara
melakukan Yoga Samadhi sehingga terlepas dari unsur-unsur maya, sehingga beliau
dapat mendengar wahyu Tuhan. Dalam posisi moksa seperti ini Atman (jiwa) berada
sangat dekat dengan Tuhan. Setelah Beliau selesai melakukan samadhi, maka
keadaan para Maharsi dan Yogi kembali sebagai biasa, di mana , pikiran, emosi,
dan organ jasmaninya aktif kembali.
2. Sarupya
(Sadharmya) yaitu moksa yang didapat oleh seseorang di dunia ini, karena
kelahiran orang tersebut, di mana kedudukan Atman (jiwa) merupakan pancaran
dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya awatara Wisnu yakni Sri Rama, Buddha
dan Sri Kresna. Walaupun Atman telah mengambil suatu perwujudan tertentu, namun
ia tidak terikat oleh segala sesuatu yang ada di dunia ini (maya).
3. Salokya
yaitu moksa yang dapat dicapai oleh Atman (jiwa), di mana Atman itu sendiri
telah berada dalam posisi dan kesadaran yang sama dengan Sang Hyang Widhi
(Brahman). Ketika atman mecapai posisi Moksa ini, Atman telah mencapai
tingkatan Deva (Dewa) merupakan manifestasi dari Sang Hyang Widhi itu sendiri..
4. Sayujya
yaitu moksa yang tertinggi di mana Atman (jiwa) telah dapat bersatu dengan Sang
Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa. Dalam keadaan seperti inilah sebutan
Brahman Atman Aikyam yang artinya “Brahman
dan Atman sesungguhnya tunggal
(satu)”.
Atau mukti adalah
tujuan hidup yang utama bagi umat Hindu. Moksa adalah keadaan yang sama sekali
berbeda dengan pencapaian surga . Moksa adalah suatu kondisi saat individu menyadari esensi dan realitas
sejati dari alam semesta, sehingga individu mengalami kemerdekaan dari
kesan-kesan duniawi, tanpa suka ataupun duka, lepas belenggu samsara, serta lepas dari hasil perbuatan (karma) yang melekati individu selama mengalami proses reinkarnasi.
Tingkatan moksa jika dilihat dari segi
kebebasan yang dicapai Atman, maka moksa dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan
yaitu:
1. Moksa
yaitu kelepasan yang masih meninggalkan jenazah, yang bersangkutan belum tahu
waktu ajal kematian
2. Adi
Moksa yaitu kelepasan dengan meninggalkan bekas berupa abu serta mengetahui
waktu kematian
3. Parama
Moksa yaitu kelepasan tanpa meninggalka bekas. (tanpa meninggalkan jenazah)
BACA JUGA, Klik Di Bawah Ini :
1. Kaliyuga, Ramalan Jayabaya, Ramalan
Sabdopalon
2. FisikaQuantum, menembus Ruang dan Waktu
3. Catur
Purusa Artha, Dharma & Artha
4. Kekuatan Pikiran dan Meditasi
5. Mengapa Kota Dwarawati Dibangun
SUMBER :
1. Kompas.com
2. Destinasi Indonesia
3.
Hinduisme
4. Mimbar
Agama Hindu
5. Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
6. HinduJogja.com
7. Binroh Hindu TNI AU.
Belum ada Komentar untuk "TUJUAN HIDUP MENURUT AGAMA HINDU (3)"
Posting Komentar