a. Diawali dengan tahap mengantuk, yaitu keadaan saat
kesadaran dengan lingkungan berkurang. Pada saat mengantuk ini,
rangsangan-rangsangan dari luar masih dapat diterima dengan mudah dan membuat
terbangun atau tersadar kembali.
b. Kemudian,
jika proses tidur berlanjut, maka kesadaran semakin berkurang dan timbullah
suatu tahap yang disebut sebagai tidur ayam. Pada tahap ini, rangasangan
indrawi masih sedikit dapat diterima (sayup-sayup), namun tidak mengganggu
kesadaran.
c. Tahap yang terakhir, yaitu tahap tidur nyenyak.
Sejak
adanya alat EEG (Electro Encephalo Graph), maka aktivitas-aktivitas dalam otak
dapat direkam dalam suatu grafik. Penelitian mengenai mekanisme tidur mengalami
kemajuan yang pesat dalam 10 tahun terakhir, dan bahkan sekarang para ahli
telah berhasil menemukan adanya dua pola tidur:
1) Pola tidur biasa (Non REM/Rapid Eye Movement), Tidur-tenang yang disebut pula tidur non-REM
atau Slow Wave Sleep atas dasar
registrasi aktivitas listrik otak (EEG = Eelektro Encefalo Graph).
Ciri-cirinya ialah denyutan jantung, tekanan darah dan pernafasan yang teratur,
serta relaksasi otot tanpa gerakan-gerakan otot muka atau mata. Hal ini berlangsung
lebih kurang satu jam lamanya.
2) Pola tidur paradoksal (REM). atau tidur REM (Rapid
Eye Movement) dengan aktivitas EEG yang mirip keadaan sadar dan aktif pada
tahap ini mata kita bergerak secara cepat ke segala arah (namun tentunya mata
masih berada di dalam rongga mata). Pada tahap ini jugalah biasanya kita
mengalami mimpi.
Sebanyak 95% orang mengalami mimpi pada tidur REM ini.
Keunikan lain dari tidur REM adalah, berbeda dengan tahapan lain dalam tidur,
pada saat ini otak justru mengeluarkan brain waves dengan frekuensi sangat
tinggi, menyerupai pada saat kita sepenuhnya terjaga, serta berciri gerakan-gerakan mata cepat,
jantung, tekanan darah dan pernafasan turun-naik, aliran darah ke otak
bertambah dan otot-otot sangat mengendor. Selama tidur REM yang semula
berlangsung 15-20 menit terjadi banyak impian, maka disebut pula tidur mimpi
KitabTantra, Tantrisme dan Bhairawa, Klik Disini
Kekurangan tahap tidur REM menyebabkan gangguan juga pada saat kita terjaga, terutama kesulitan dalam konsentrasi. Sejauh ini, para ilmuwan belum mengetahui apa tepatnya fungsi yang disediakan oleh tidur REM ini. Namun tidur REM dianggap tidak signifikan dalam menjaga fungsi fisik tubuh. Namun, para ilmuwan berteori bahwa kita menyerap sebagian besar pembelajaran jaga pada saat tidur REM. Hal ini menjelaskan mengapa bayi menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur, 50% dari waktu tidurnya merupakan tidur REM. Perpindahan area gelombang di atas tidak bisa terjadi secara perlahan tapi tentunya dengan bertahap – tahap. Berbeda ketika seseorang memaksa dirinya untuk tidur maka akan terjadi perpindahan gelombang dari betha, alpha, tetha, hingga delta. Kondisi ini memungkinkan seseorang masih tetap berada di wilayah tetha dan mengalami mimpi. Mengapa bisa terjadi mimpi dikarenakan alam bawah sadar bekerja dengan sangat baik berlawanan dengan alam sadarnya yang sama sekali tidak bekerja. Jadi orang dalam keadaan ini mereka merasa bahwa dirinya telah tertidur karena mereka tidak mampu untuk menangkap bunyi dan tidak mampu melihat objek secara langsung. Akibat kerja alam bawah sadar inilah yang menimbulkan terjadinya mimpi. Saat tertidur dan berada pada wilayah Tetha maka mimpi yang dialami akan menyesuaikan dengan kondisi hati si pemimpi. Tentu seolah – olah jika mimpinya negatif maka orang akan berpikir bahwa akan terjadi kejadian buruk dalam hidup mereka. Inilah yang kadang menyebabkan banyak manusia phobia terhadap mimpi. Sementara mimpi nerupakan bunga tidur. Tapi kadang justru banyak manusia yang mendramatisir keadaan dengan menjadikan mimpi sebagai acuan atas segala peristiwa yang diyakini telah dialami atau akan dialaminya di masa depan.
ELECTROENCEPHALOGRAM
(EEG)
Electroencephalogram (EEG) adalah
alat yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas listrik pada otak yang
mencatat aktivitas listrik otak. Informasi tersebut dicatat di komputer dan
diinterpretasikan oleh ahli saraf (dokter spesialis gangguan otak) yang
mencatat aktivitas listrik otak. Informasi tersebut dicatat di komputer dan
diinterpretasikan oleh ahli saraf (dokter spesialis gangguan otak) untuk
memeriksa kondisi pada otak, seperti mendeteksi gangguan otak ketika epilepsi
menyerang hingga komplikasi penyakit stroke. Pemeriksaan
EEG biasanya dilakukan
ketika dokter mencurigai adanya gangguan
otak atau ketika seseorang mengaalami gejala-gejala penakit yang
berhubungan dengan gangguan otak. EEG
tidak berbahaya. Tidak ada rontgen atau suntikan dan tidak ada risiko sengatan
listrik. Elektroda hanya merekam aktivitas otak. Beberapa anak mungkin takut
mesin dapat membaca pikiran atau mimpinya, penting untuk meyakinkan anak kita
bahwa hal tersebut tidak terjadi.
Topi Pemeriksaan EEG (kiri);
Posisi Pasien Duduk saat Prosedur Pemeriksaan
EEG (kanan)
Hasil pemeriksaan
dengan Electroencephalogram ini akan menunjukkan
pola gelombang otak yang normal maupun abnormal. Juga menunjukkan adanya Tumor
atau kanker otak, peradangan otak, kerusakan
otak akibat cedera pada otak, epilepsi atau
ayan, penyakit Alzheimer, memastikan
kematian otak, dll
Pada kurun waktu terakhir ini Terapi Gelombang Otak dengan menggunakan alat EEG (electroencephalogram) lebih populer dibanding biofeedback. Karena Terapi Gelombang Otak terbukti mampu untuk mengatasi tekanan stres dan mampu merilekskan tubuh, metode ini lebih efektif karena langsung menuju sasaran yakni otak manusia dan memiliki efek yang lebih panjang dibandingkan dengan metode biofeedback.
BACA JUGA :
1. 1. Gelombang Alpha Gerbang Menuju Pikiran Bawah Sadar
2. 2. Gelombang Otak untuk Meditasi
3. 3. Hipnoterapi dan Kehidupan Masa Lalu
4. 4. Kekuatan Pikiran dan Meditasi
REFERENSI :
1. Karma Meda, Memahami Aktivitas di Otak Untuk Membantu Tidur,
Stress dan Fokus
2. Siloan Hospital, EEG, Fungsi, Prosedur dan Efeknya
3. The Royal Children”s Hospital,
Melbourne, Electroensefalograph
Belum ada Komentar untuk "GELOMBANG OTAK SAAT TIDUR"
Posting Komentar